Khazanah
Beranda » Berita » Julaybib : Sahabat yang Mengirim Musuh Allah ke Neraka

Julaybib : Sahabat yang Mengirim Musuh Allah ke Neraka

Julaybib : Sahabat yang Mengirim Musuh Allah ke Neraka
Ilustrasi pertarungan ksatria muslim melawan musuh Islam.

SURAU.CO – Julaybib adalah seorang sahabat dari kalangan Anshar yang bertubuh pendek dan memiliki paras yang tidak menarik. Setelah memeluk Islam, ia sangat mencintai Rasulullah saw. dan begitu dekat kepada beliau sehingga tidak ada yang bisa memisahkannya. Karenanya, ia memiliki tempat tersendiri dalam hati Rasulullah. Allah berfirman, “Katakanlah: karunia itu di tangan Allah. Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Ali ‘Imran (3): 73).

Allah tidak melihat rupa dan harta

Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat hati dan perbuatan kalian.” Sebab, rupa dan harta termasuk bagian dunia, sedangkan hati dan perbuatan termasuk bagian akhirat. Cara pandang dan cara ukur manusia berbeda dengan cara pandang Allah serta Rasul-Nya. Manusia menganggap penting sesuatu yang kasat mata, sementara Allah dan Rasul-Nya tidak mementingkan keduanya, tetapi mementingkan yang tersimpan dalam hati.

Rasulullah saw. selalu menekankan kepada umatnya untuk mementingkan akhirat, karena dunia adalah persinggahan sementara yang akan segera binasa, sementara akhirat adalah rumah keabadian. Allah berfirman kepada Nabi-Nya: “Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.” (QS. al-Dhuha (93): 4). Orang yang sadar akan menganggap dunia sebagai tempat sementara dan akan terus beramal untuk kepentingan akhirat sebagai tujuan akhir.

Kondisi Julaybib yang buruk rupa

Julaybib menyangka bahwa keadaan dirinya yang buruk rupa akan menghalangi keinginannya untuk memenuhi hak dirinya. Yakni hak untuk  menikah sebagaimana Allah syariatkan kepada hamba-hamba-Nya agar terjaga dari kerusakan.

Dalam sebuah hadis yang berasal dari oleh Abu Ya‘la dari Anas r.a. yang menyebutkan bahwa ada seorang sahabat Nabi saw. bernama Julaybib yang buruk rupa. Rasulullah saw. menawarkan kepadanya untuk menikah. Julaybib berkata, “Apakah menurut Paduka aku tak beruntung?” Rasulullah saw. menjawab, “Di mata Allah engkau bukanlah tidak beruntung.”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Pernikahan Julaybib

Ibn al-Atsir menuturkan bahwa nama Julaybib disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Abu Barzah al-Aslami ketika Rasulullah saw. menikahkan seorang gadis, putri seorang sahabat Anshar. Tetapi sepertinya ayah dan ibu gadis itu tidak menyukainya. Ketika si gadis itu mengetahui apa yang Rasulullah saw. inginkan, ia membaca firman Allah: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (lain) untuk urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh ia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. al-Ahzab (33): 36).

Kemudian gadis itu berkata, “Aku rela dan berserah diri mengikuti apa yang Rasulullah ridha.” Maka Rasul mendoakannya seraya berkata, “Ya Allah, anugerahilah dia kebaikan, jangan Engkau jadikan hidupnya dalam kesusahan.” Wanita itu berasal dari keluarga yang kaya raya, sedangkan Julaybib tidak memiliki harta maupun kedudukan. Namun, ia punya kekuatan rohani yang besar karena ia selalu ingat Allah, membaca kitab-Nya, berpuasa, mendirikan shalat, dan bersedekah. Ia terus berupaya setiap waktu melakukan berbagai hal yang membuatnya dekat dan menjadi kecintaan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Julaybib syahid yang menumbangkan tujuh musuh

Dalam hadis riwayat Abu Barzah yang mengisahkan bahwa dalam sebuah peperangan Nabi saw. sangat ingin bertemu Julaybib sehingga beliau berseru kepada para sahabat, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Ya, Fulan, Fulan, dan Fulan.” Nabi saw. bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Ya, Fulan, Fulan, dan Fulan.” “Apakah kalian kehilangan seseorang?” “Tidak.” “Aku kehilangan Julaybib. Carilah dia.”

Para sahabat segera mencarinya dan ia ternyata telah gugur dan jasadnya terkapar di antara tujuh jasad musuh. Rupanya Julaybib bertarung melawan ketujuh orang itu dan berhasil membunuh mereka, tetapi ia pun ambruk dan gugur sebagai syahid akibat luka-luka yang ia derita. Nabi saw. mendatanginya lalu bersabda,

“Dia telah membunuh tujuh orang kemudian terbunuh. Dia adalah bagian dariku dan aku bagian darinya. Dia adalah bagian dariku dan aku bagian darinya.”

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Abu Barzah berkata, “Kemudian Nabi saw. meletakkan jenazah Julaybib pada kedua lengannya, kemudian para sahabat menggali kubur untuknya. Kemudian para sahabat menguburkannya tanpa dimandikan terlebih dahulu. Allah telah memberikan surga sebagai balasan untuknya.(St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement