SURAU.CO Ikrimah ibn Abu Jahal adalah sahabat Nabi yang berasal dari suku Quraisy keturunan Bani Makhzum. Ayahnya adalah Abu al-Hakam ibn Hisyam, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Jahal. Ibunya adalah Ummu Mujalid, keturunan Bani Hilal ibn Amir. Ikrimah terkenal dengan sebutan Abu Utsman.
Usulan Ikrimah cara membunuh Rasulullah
Ikrimah dan ayahnya adalah orang yang sangat memusuhi Islam dan kaum muslim. Ia tak henti-hentinya melakukan berbagai cara untuk menyakiti Nabi Muhammad saw. Dialah yang pernah mengusulkan kepada kaum Quraisy agar setiap kabilah mengirimkan pemuda yang paling tangkas untuk membunuh Nabi Muhammad saw.
Dengan cara itu, keluarga Muhammad tidak dapat menuntut balas dan memerangi semua kabilah, karena masing-masing kabilah mengirimkan utusan. Mereka cukup memberikan diyat kepada keluarga yang terbunuh. Semua kabilah senang dan menerima usulan Abu Jahal. Seperti itulah contoh perilaku bodoh orang Quraisy. Mereka lupa bahwa Allah Swt. selalu melindungi Nabi-Nya dalam keadaan apa pun.
Pembalasan muslimin pada perang Badar
Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hak seseorang yang terzalimi dan Dia akan membalas orang yang telah berbuat zalim dengan pembalasan yang sangat pedih. Ini terbukti dalam Perang Badar, ketika Allah membalas kekejaman dan kezaliman kaum musyrik Quraisy atas kaum muslim. Ketika kaum muslim masih menetap di Makkah, kaum Quraisy berbuat sewenang-wenang, menindas, menekan, dan menyiksa kaum muslim sehingga mereka berhijrah ke Madinah.
Kebencian dan permusuhan kaum Quraisy tidak padam atau menghilang meskipun kaum muslim telah menetap tenang di Madinah. Dengan congkak dan angkuh kaum Quraisy berangkat menuju lembah Badar mengikuti hasutan penuh kebencian salah seorang pemimpin mereka, Abu Jahal, untuk menghancurkan Muhammad dan para pengikutnya. Mereka menyangka dapat mengalahkan dan menghancurkan kaum muslimin dengan mudah. Padahal, sesungguhnya mereka bergerak menuju kehancuran diri mereka sendiri.
“Dan sungguh Kami telah mengutus sebelummu beberapa Rasul kepada kaumnya. Mereka datang membawa keterangan (yang cukup), lalu Kami menimpakan balasan atas orang yang berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang yang beriman.” (QS. al-Rum (30): 47).
Patahnya harapan pasukan Quraisy
Ikrimah putra Abu Jahal ikut serta dalam pasukan Quraisy. Ia pergi dengan niat untuk membantu mewujudkan hasrat ayahnya. Keikutsertaannya tak lain untuk membantu mewujudkan keinginan ayahnya. Dendam dan kebencian telah membutakan pikiran mereka sehingga yang memenuhi benaknya adalah keinginan menghancurkan kaum muslimin. Namun, harapan mereka tak terwujud. Pedang kaum muslimin telah mematahkan angan-angan dan harapan mereka.
Ketika mendengar banyak pemimpin Quraisy yang tewas terbunuh dalam perang itu, Ikrimah berusaha mencari ayahnya di antara mayat-mayat kaum musyrik. Setelah cukup lama mencari, pandangannya tertuju pada sesosok mayat tanpa kepala. Ia segera mendekat dan mengamatinya dengan saksama. Akhirnya, setelah mengamati pakaian yang menutupi tubuh mayat itu, ia yakin, itu adalah mayat ayahnya, Abu Jahal. Mayat itu tanpa kepala karena Abdullah ibn Mas‘ud memenggalnya dan membawa kepalanya kepada Rasulullah saw. sebagai bukti bahwa Abu Jahal telah tewas.
Kaum Quraisy pergi meninggalkan Badar dengan kekalahan yang memalukan sekaligus menyakitkan. Rasa sakit itu makin bertambah saat mereka tak mampu membawa mayat para pemimpin mereka ke Makkah untuk dimakamkan. Nabi saw. memerintahkan agar semua korban tewas dari kaum musyrik dipendam dalam satu lubang besar.
Hasutan Ikrimah untuk membalas dendam
Kematian ayahnya dan kekalahan kaum Quraisy di medan Badar membuat Ikrimah berduka dan galau. Ia butuh seorang kawan untuk berbincang-bincang sehingga ia pergi menemui Shafwan dan mereka membicarakan para korban Perang Badar. Mereka sepakat menghasut penduduk Makkah agar segera membalas dendam atas kekalahan itu.
Dalam waktu singkat, mereka berhasil membangkitkan gairah kaum Quraisy untuk membalas dendam kepada kaum muslim . Mereka berhasil mengumpulkan 3.000 orang yang siap berperang. Mereka juga berhasil mengajak kabilah Kinanah dan Tihamah. Para wanita mereka bawa untuk menggelorakan semangat pasukan agar mereka berjuang mati-matian untuk memenangkan perang. Jika kalah, berarti para wanita itu akan tertawan oleh kaum muslim. Istri Ikrimah, Ummu Hakim binti al-Harits ibn Hisyam ibn al-Mughirah, juga ikut serta dalam barisan wanita Quraisy.
Mereka pun bergerak menuju Madinah dan berhenti di perbukitan Uhud. Di tempat itulah peperangan berlangsung. Dalam perang itu kaum muslim menderita kekalahan menyakitkan, yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pasukan pemanah terhadap perintah Nabi Muhammad saw. Mereka diminta agar tidak meninggalkan posisi di puncak bukit dalam keadaan apa pun. Tapi ketamakan dan nafsu membuat mereka melupakan perintah itu.
Peristiwa Futuh Makkah
Ibn al-Atsir menuturkan sebuah riwayat dari Abu al-Fadhal al-Faqih al-Makhzumi dengan sanadnya sendiri dari Abu Ya’la dari Abu Bakr ibn Abu Syaibah dari Ahmad ibn al-Mufadhal dari Ashbath ibn Nashr dari al-Suddy dari Mush‘ab ibn Sa‘d dari ayahnya bahwa pada saat Futuh Makkah, Rasulullah saw. memberikan perlindungan dan jaminan keamanan bagi semua penduduk Makkah, kecuali untuk tiga orang lelaki dan dua wanita.
Beliau bersabda,
“Bunuhlah mereka meskipun kalian melihat mereka berlindung di balik dinding Ka’bah. Mereka adalah Abdullah ibn Khathal, Muqis ibn Shubabah, Abdullah ibn Sa‘d ibn Abu Sarah. Saat ini Ibn Khathal sedang berlindung di balik dinding Ka‘bah, tangkaplah ia.”
Said ibn Huraits dan Amar ibn Yasar berlomba menuju Ka‘bah untuk menangkap dan membunuhnya. Muqis ibn Shubabah tertangkap oleh banyak orang di pasar dan kemudian dibunuh.
Ikrimah Melarikan diri
Ikrimah berhasil melarikan diri dan berlayar meninggalkan Makkah, tetapi di tengah perjalanan, kapal yang ditumpanginya dihantam badai. Para awak kapal berkata mengingatkan penumpang, “Menyerahlah! Karena tuhan-tuhan kalian tak mampu menolong kalian.” Ikrimah berkata,
“Ya Allah, aku berjanji kepada-Mu. Jika Engkau selamatkan aku dari kesulitan yang sedang kuhadapi ini maka aku akan menemui Muhammad dan meletakkan tanganku di atas tangannya (berbaiat), semoga aku menemuinya sebagai pemaaf yang terhormat.”
Ikrimah menyesali perbuatannya
Ketika mengetahui bahwa Rasulullah dan kaum muslimin telah menaklukkan Makkah, rasa takut menyelimuti pikirannya menyadari betapa besar dosa yang telah dilakukannya. Ia menyesali segala kejahatan yang dilakukannya, padahal Allah menginginkan kebaikan untuknya. Ia juga sadar, dirinya pantas mendapatkan hukuman yang berat dari Rasulullah.
Diriwayatkan bahwa istri Ikrimah, Ummu Hakim bint Harits ibn Hisyam yang telah masuk Islam berusaha mencari suaminya. Ia pergi menemui Rasulullah dan meminta jaminan keselamatan untuk suaminya itu. Akhirnya, Rasulullah mengabulkan permintaan Ummu Hakim dan memintanya untuk membujuk Ikrimah agar kembali ke Makkah.
Jaminan dari Rasulullah untuk Ikrimah
Kemudian Ummu Hakim mencarinya dan berhasil menemukannya sebelum ia naik kapal. Ummu Hakim sangat bergembira melihat suaminya. Seandainya ia telah naik kapal dan menyeberangi lautan, tentu ia akan kehilangan suaminya dan akan sulit mencarinya. Ia memuji Allah karena masih memberinya kesempatan untuk bertemu dengan suaminya. Ia langsung menyampaikan kabar gembira dari Rasulullah kepadanya,
“Aku datang kepadamu menyampaikan kabar dari manusia yang paling santun, paling penyayang, paling setia, paling jujur, dan paling baik. Aku telah meminta jaminan keselamatan untukmu dan Rasulullah memenuhi permintaanku.”
Pada awalnya Ikrimah tidak memercayainya. Ia masih menaruh curiga. Ummu Hakim berusaha meyakinkannya hingga akhirnya Ikrimah memenuhi keinginan istrinya itu untuk pulang ke Makkah. Ketika memutuskan pulang, hatinya dipenuhi kebahagiaan, seakan-akan ia beranjak pergi meninggalkan dunia yang sempit menuju dunia yang sangat lapang. Ia sendiri menyadari bahwa ia tidak akan dapat selamat walaupun ia bersembunyi atau melarikan diri. Karena itulah ia memutuskan untuk pulang ke Makkah bersama istrinya dan menemui Rasulullah untuk mengucapkan sumpah setia.
Rasulullah bahagia ketika Ikrimah memasuki Makkah
Di sisi lain, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabat sebelum Ikrimah memasuki Makkah, “Ikrimah ibn Abu Jahal datang kepada kalian dalam keadaan beriman dan berhijrah. Maka, janganlah kalian mencela ayahnya karena sesungguhnya mencela orang yang telah meninggal itu akan menyakiti orang hidup walaupun tidak sampai menyakiti orang yang telah meninggal.”
Wajah Rasulullah berseri-seri ketika Ikrimah memasuki Makkah. Rasulullah bangkit dari tempat duduknya dan kemudian merangkulnya. Rasulullah bersabda kepadanya, “Selamat datang, wahai penunggang yang berhijrah, selamat datang wahai penunggang yang berhijrah, selamat datang wahai penunggang yang berhijrah.” Ikrimah menundukkan kepalanya karena malu atas apa yang ia dan ayahnya lakukan. Ia berkata dengan suara yang lirih,
“Mohonkanlah ampunan untukku wahai Rasulullah atas segala permusuhan yang kulakukan kepadamu dan atas pasukan yang kukerahkan untuk membela kemusyrikan.”
Doa Rasulullah untuk Ikrimah ibn Abu Jahal
Nabi saw. menghadap kepadanya dan berkata, “Ya Allah, ampunilah Ikrimah atas setiap permusuhan yang ia lakukan kepadaku dan atas pasukan yang dikerahkannya untuk merintangi jalan-Mu. Ampunilah dia atas kejahatannya terhadap kehormatanku di hadapanku atau ketika aku gaib darinya.”
Ikrimah merasa lega. Hatinya telah merasakan manisnya iman dan dinginnya keyakinan. Ia berkata dengan penuh semangat, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku untuk melakukan kebaikan yang engkau ketahui, dan aku akan mengamalkannya.”
Rasulullah bersabda, “Ucapkanlah, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan kemudian engkau berjihad di jalan Allah.”
Ikrimah berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak mengeluarkan biaya untuk menghalang-halangi jalan Allah kecuali aku akan menggantinya dengan berlipat ganda untuk jalan Allah. Dan aku tidak melakukan peperangan untuk merintangi jalan Allah kecuali aku akan melakukan lebih banyak peperangan di jalan Allah.”(St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
