Sejarah
Beranda » Berita » Futuhat di Eropa: Mensyukuri Kemenangan dengan Shalat Jumat

Futuhat di Eropa: Mensyukuri Kemenangan dengan Shalat Jumat

Futuhat di Eropa. Ilustrasi: canva.com.

SURAU.CO – Sejarah Islam mencatat banyak pencapaian gemilang. Salah satunya adalah era kekhalifahan Turki Utsmani. Mereka membawa cahaya Islam ke Eropa. Khalifah Sulaiman Khan Al-Qanuni memimpin ekspansi ini. Beliau adalah tokoh besar di puncaknya. Kisah futuhat kota Belgrade menjadi teladan. Ini menunjukkan bagaimana umat Muslim bersyukur. Mereka mengekspresikan syukur melalui shalat Jumat. Kisah ini memberi kita wawasan mendalam. Kita belajar tentang kepemimpinan visioner. Selain itu, kita juga memahami pentingnya syukur. Hal ini membentuk peradaban yang kuat.

Sulaiman Al-Qanuni: Khalifah Agung di Puncak Kejayaan Utsmani

Khalifah Sulaiman Khan Al-Qanuni berkuasa. Beliau memimpin Turki Utsmani dari tahun 1520-1566 M. Masa pemerintahannya adalah puncak kejayaan. Dunia Barat mengenalnya sebagai Suleiman Magnificent. Beliau seorang pemimpin militer ulung. Di bawah kepemimpinannya, setengah Eropa daratan berada dalam kekuasaan Utsmani. Dengan demikian, Islam menerangi langit Eropa. Ini terjadi di masa cicit Sultan Muhammad Al-Fatih.

Futuhat Beograd Tahun 1521: Sebuah Teladan Kemenangan Gemilang

Sultan Sulaiman dan pasukannya melakukan futuhat kota Belgrade. Ini terjadi pada pertengahan Agustus 1521 M. Belgrade merupakan bagian dari Kerajaan Hungaria saat itu. Penaklukan ini tidak menemui perlawanan berarti. Namun demikian, perayaan kemenangannya sangat berarti. Ini bisa menjadi teladan berharga bagi kita semua.

Pasukan Sulaiman tercatat 170.300 orang saat memasuki Belgrade. Puluhan ribu petualang juga ikut serta. Secara keseluruhan, ekspedisi militer di Eropa melibatkan sekitar 300 ribu pasukan. Mereka berasal dari berbagai bangsa dan latar belakang. Jelas, jumlah ini sangat besar. Bahkan, ini mungkin merupakan jumlah pasukan militer terbesar pada abad ke-16 M. Kota Belgrade kemudian menjadi pangkalan militer Utsmani. Dari sana, mereka melanjutkan futuhat di Eropa.

Shalat Jumat sebagai Ekspresi Syukur dan Unjuk Kekuatan Umat

Perayaan kemenangan di Belgrade sangatlah istimewa. Sekitar 284.500 kaum Muslimin menggelar shalat Jumat raksasa. Khalifah Sulaiman sendiri menjadi imamnya. Jumlah jamaah yang besar itu tercatat jelas. Sanuto Marino the Younger mencatatnya dalam Diari, h. Ivi. Sanuto adalah sejarawan dan pelancong Venezia awal abad ke-16 M.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Shalat Jumat itu bahkan dilakukan di halaman gereja. Lokasinya di pinggir kota Belgrade. Ini adalah tempat yang memungkinkan saat itu. Jamaah shalat Jumat raksasa itu tumpah ruah ke jalan-jalan. Jumlah mereka mencapai lebih dari 200 ribu orang. Ingatlah, peristiwa ini terjadi hampir 500 tahun lalu. Saat itu, jumlah umat manusia jauh lebih sedikit.

Shalat Jumat raksasa ini adalah ekspresi syukur. Umat Islam bersyukur atas tersebarnya cahaya Islam. Cahaya itu telah mencapai negeri Hungaria di Eropa Timur. Lebih jauh lagi, futuhat Belgrade dan shalat Jumat itu juga menjadi ajang pembuka. Ini membuka jalan bagi futuhat daratan Eropa selanjutnya. Shalat Jumat itu laksana konsolidasi kekuatan. Ia juga menjadi unjuk kekuatan Islam. Terakhir, ini merupakan penampakan ritual ibadah agung kepada khalayak Eropa.

Perluasan Pengaruh Islam di Eropa Timur: Kekuatan Iman dan Kuantitas

Tentu saja, futuhat Belgrade membuat raja-raja Eropa khawatir. Kaisar Romawi Suci kala itu juga “panas-dingin”. Mereka melihat kekuatan umat Islam sangat luar biasa. Ada kuantitas besar yang ditambah kekuatan iman yang hebat. Lima tahun setelah futuhat Belgrade, kemenangan besar datang lagi. Tepatnya pada 29 Agustus 1526. Khilafah Turki Utsmani meraih kemenangan gemilang. Ini terjadi dalam Pertempuran Mohacs. Koalisi kerajaan-kerajaan Eropa mengalami kekalahan telak. Mereka kalah melawan pasukan Turki Utsmani.

Kemenangan Mohacs menjadi sangat berpengaruh bagi Utsmani di Eropa. Sampai pada tahun 1529, wilayah Utsmani mencapai pintu gerbang Vienna (Wina) Austria. Ini menandakan separuh Eropa daratan tercerahkan. Mereka tercerahkan dengan cahaya Islam. Semua ini menunjukkan keberkahan dari Allah.

Kisah ini mengandung hikmah mendalam. Kemenangan militer umat Islam bukan hanya soal strategi. Ini juga bukan hanya soal jumlah pasukan. Kekuatan iman memainkan peran sangat besar. Shalat Jumat raksasa adalah bukti nyata. Itu adalah pengakuan bahwa kemenangan datang dari Allah. Rasa syukur yang tulus sangat penting. Ia memperkuat ikatan dengan Sang Pencipta.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Melakukan ibadah setelah meraih kemenangan memiliki makna. Ini menjaga kerendahan hati para prajurit. Ini juga mencegah kesombongan yang merusak. Selain itu, ini mengingatkan mereka akan tujuan suci. Tujuan mereka bukan semata-mata menaklukkan. Sebaliknya, tujuannya adalah menyebarkan keadilan Islam. Ibadah juga berfungsi sebagai konsolidasi internal. Ia meneguhkan identitas Muslim.

Pelajaran untuk Umat Islam Kini

Kisah futuhat di Eropa ini sangat relevan. Kita bisa mengambil banyak pelajaran. Pertama, pentingnya bersyukur dalam setiap keberhasilan. Rasa syukur memperkuat iman kita. Kedua, kepemimpinan yang berwawasan jauh ke depan sangat vital. Khalifah Sulaiman memiliki visi besar. Ketiga, kekuatan umat Islam tidak hanya fisik. Ia juga berasal dari kekuatan iman. Sesungguhnya, ibadah adalah sumber kekuatan terbesar.

Muslimin hari ini harus membangun kekuatan jati diri. Fondasinya adalah nilai-nilai Islam. Kita perlu kepemimpinan yang berani. Kita juga harus siap menghadapi tantangan zaman. Tujuan akhirnya adalah menciptakan peradaban gemilang. Kita harus selalu mengikuti jejak mulia Rasulullah SAW dan para penerusnya.

Futuhat di Eropa oleh Turki Utsmani adalah babak penting. Ini menunjukkan keagungan peradaban Islam. Kisah shalat Jumat raksasa di Belgrade menjadi simbol. Ia melambangkan rasa syukur yang tulus. Ia juga menunjukkan kekuatan persatuan. Kemenangan ini didasari iman yang kuat. Semoga umat Islam senantiasa mengambil inspirasi. Kita harus terus bersyukur atas nikmat Allah. Kita juga perlu terus berjuang menegakkan keadilan.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement