Opinion
Beranda » Berita » Koreksilah Dirimu Sendiri Wahai Hamba Allah

Koreksilah Dirimu Sendiri Wahai Hamba Allah

Koreksilah Dirimu Sendiri Wahai Hamba Allah
Koreksilah Dirimu Sendiri Wahai Hamba Allah

 

SURAU.CO – BISMILLAH. Fawaid Pagi Hari Ini, Al-Imam Ibnul Jauzy rohimahulloh pernah berkata :

أيها العبد : حاسب نفسك في خلوتك، وتفكر في انقراض مدتك، واعمل في زمان فراغك لوقت شدتك

“Wahai hamba Alloh, hisablah (perhitungkan/koreksilah) dirimu, ketika engkau sedang menyendiri, Renungkanlah habisnya jatah waktumu (yaitu umurmu yang terus berkurang).

Dan beramal-lah di waktu luangmu (dengan berbagai amal ketaatan), untuk menghadapi masa sulitmu (di akhirat kelak).” (Mawā‘izh Ibnul Jauzī, hal. 83)

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Faedah/pelajaran yang bisa kita ambil dari nasehat Ini

Anjuran untuk muhasabah (mengoreksi/introspeksi) diri

Ya, di dalam nasehat ini menunjukkan pentingnya muhasabah (menghitung dan menilai diri sendiri), sebelum datangnya hisab (perhitungan) Alloh di akhirat nanti.

Insya Alloh, orang yang sering menegur dirinya ketika sendirian, akan lebih mudah menahan hawa nafsunya di saat bersama orang lain.

Allah Ta‘ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

“Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS Al-Hasyr : 18)

Mengingat kefanaan hidup

Perkataan :

“انقراض مدتك”

Maksudnya adalah : “umur manusia itu terus berkurang setiap hari.”

Hal ini hendaknya mendorong seorang mukmin untuk tidak terlena dengan dunia, sebab waktunya terbatas dan akan segera habis.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Allah Ta‘ala berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.” (QS. Ali Imron : 185)

Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam juga pernah bersabda :

 أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (yaitu kematian).” (HR. At-Tirmidzi no.2307, dan An-Nasa’i  no. 1824, derajatnya hasan shohih)

Ini adalah dalil, yang menunjukkan bahwa hidup kita di dunia adalah fana, pasti akan berakhir, semuanya akan berlalu dan habis masanya.

Maka gunakanlah sisa umur yang ada, untuk menambah bekal.

Memanfaatkan waktu luang untuk melakukan berbagai amal ketaatan

Ya, waktu senggang adalah kesempatan emas untuk melakukan berbagai amal ketaatan, sebelum datangnya masa-masa sulit, baik di dunia maupun di akhirat nanti, seperti : masa sakit, masa tua, sibuk yang melalaikan, atau mengalami kematian.

Sebab, jika masa-masa sulit itu datang, kesempatan untuk beramal sholih sudah sangat sulit bagi kita, bahkan mungkin tidak ada kesempatan lagi.

Padahal, amal sholih yang kita lakukan di dunia ini, adalah bekal yang akan menolong kita di akhirat nanti, ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna.

Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu padanya : (yaitu) kesehatan dan waktu luang.” (HR Al-Bukhori no. 6412)

Nabi shollallohu alaihi wa sallam juga bersabda :

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara : (1) hidupmu sebelum matimu, (2) sehatmu sebelum sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum sibukmu, (4) masa mudamu sebelum masa tuamu, dan (5) kayamu sebelum fakirmu.” (HR. Al-Hakim 7846, derajatnya shohih)

Kita wajib menggunakan waktu hidup ini dengan maksimal dan tidak membiarkannya berlalu sia-sia!

Persiapan menghadapi kesulitan di akhirat nanti

Perkataan :

“وقت شدتك”

Hal ini mengingatkan kita, bahwa di akhirat nanti ada hari-hari yang sangat berat, seperti : saat sakaratul maut ketika mau meninggalkan dunia, fitnah kubur (pertanyaan yang diajukan dua orang Malaikat kepada mayit di alam kubur), peristiwa di padang mahsyar, dan peristiwa hisab (perhitungan amal), dan lain-lain.

Amal ketaatan yang kita lakukan dengan ikhlas dan benar akan menjadi satu-satunya penolong yang bermanfaat bagi kita di saat-saat sulit.

Allah Ta‘ala berfirman :

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

“Dan takutlah kalian pada suatu hari, ketika kalian akan dikembalikan kepada Alloh. Kemudian setiap jiwa akan diberi balasan sesuai dengan apa yang dia usahakan, dan mereka tidak akan didzalimi sedikitpun.” (QS. Al-Baqoroh : 281)

Pentingnya tazkiyatun nufus (penyucian jiwa)

Melalui muhasabah, seorang hamba menyadari dosa-dosanya, lalu memperbaiki diri dan memperbanyak amal ketaatan yang selama ini terabaikan.

Inilah jalan untuk meraih ketenangan hati di dunia, dan keselamatan di akhirat nanti.

Demikianlah, semoga pembahasan ringkas ini, bisa menjadi nasehat yang bermanfaat untuk kita semuanya. Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah. Surabaya, pagi yg sejuk, Robi’ul Awal 1447 H /September 2025 M. Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyokt huWN Sby. Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.   (Primadona furba)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement