SURAU.CO-Khuzaimah ibn Tsabit adalah seorang sahabat Nabi dari kalangan Anshar keturunan Bani Khathmah. Ayahnya bernama Tsabit ibn al-Fakih ibn Tsa‘labah dan ibunya bernama Kabsyah bint Aus al-Sa‘idiyah. Khuzaimah dipanggil dengan julukan Abu Amarah. Dialah—bersama Umair ibn Adi—yang menghancurkan berhala Bani Khathmah.
Pribadi yang mencintai jihad
Khuzaimah dikenal sebagai sahabat yang mencintai jihad. Karena itu, ia tidak pernah absen mengikuti peperangan bersama Rasulullah. Allah telah memperlihatkan kepadanya secara langsung bagaimana berhala dan setan Quraisy berikut para pemimpinnya terbinasakan pada saat Perang Badar.
Peristiwa penaklukan Makkah merupakan saat yang sangat membahagiakan kaum muslim, termasuk Khuzaimah. Dialah yang memegang panji Bani Khathmah, yang berkibar gagah di antara panji-panji kaum Anshar lainnya. Mereka berbondong-bondong menyongsong seruan Allah dengan berjalan kaki. Tiba di Masjidil Haram, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menghancurkan semua berhala di dalam Ka‘bah dan sekelilingnya. Semua berhala itu hancur berantakan, lalu para sahabat membuangnya ke tempat yang jauh.
Bergelar Dzu al-Syahadatayn
Ada dua kejadian penting dalam hidup Khuzaimah ibn Tsabit yang belum pernah terjadi pada siapa pun.
Pertama, Rasulullah menyebutnya dengan gelar Dzu al-Syahadatayn—pemilik dua kesaksian. Ibn Ammarah meriwayatkan bahwa Nabi saw. membeli seekor kuda dari Sawa ibn Qais al-Muharibi, tetapi kemudian Sawa berbuat curang. Khuzaimah yang ikut melihat kejadian itu bersaksi mendukung Nabi saw. sehingga Rasulullah saw. bersabda kepadanya:
“Apa yang mendorongmu bersaksi, padahal tidak ada saksi lain yang hadir di antara kita?”
Khuzaimah menjawab:
“Aku membenarkan engkau dengan apa yang engkau bawa, dan aku tahu bahwa engkau hanya akan mengatakan kebenaran.”
Rasulullah bersabda:
“Jika Khuzaimah bersaksi yang meringankan atau memberatkan, maka cukuplah kesaksiannya.”
Maksudnya, tidak lagi dibutuhkan saksi kedua. Kesaksian seorang Khuzaimah memenuhi kesaksian dua orang laki-laki dewasa.
Mimpi Khuzaimah ibn Tsabit
Kedua, karena mimpi yang ia alami. Al-Zuhri meriwayatkan dari putra Khuzaimah bahwa ayahnya bermimpi bersujud di kening Nabi Muhammad saw. Ketika mimpinya itu ia ceritakan kepada Nabi saw., beliau bersabda:
“Buktikan dalam kenyataan apa yang engkau lihat dalam mimpimu.”
Maka, Khuzaimah pun bersujud di kening beliau. Tak ada sahabat lain yang mendapatkan kehormatan seperti itu. Anugerah yang ia dapatkan merupakan karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahapemilik keutamaan yang agung.
Satu dari empat kebanggaan sukunya
Khuzaimah ibn Tsabit merupakan salah seorang tokoh kabilah Aus. Ia termasuk satu dari empat orang kebanggaan sukunya. Mereka mengatakan:
“Di antara kami ada orang yang malaikat mandikan, yaitu Hanzalah ibn al-Rahib; ada yang tubuhnya terlindungi kerumunan lebah, yaitu Ashim ibn Tsabit ibn Abu al-Aqlah; ada pemilik dua kesaksian, yaitu Khuzaimah ibn Tsabit; dan ada yang kematiannya menggetarkan Arasy, yaitu Sa‘d ibn Mu‘az.”
Tentu saja kabilah Aus sangat bangga memiliki empat sahabat mulia itu.
Ketika Ammar ibn Yasir terbunuh, Khuzaimah berkata:
“Aku melihat munculnya kesesatan.”
Bergabung dalam pasukan Ali
Ketika terjadi Perang Jamal dan Perang Shiffin, Khuzaimah bergabung dalam pasukan Ali ibn Abu Thalib, tetapi tidak ikut bertempur sampai akhirnya ia mendengar kabar kematian Ammar ibn Yasir. Ia berkata:
“Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa orang yang membunuh Ammar adalah golongan yang berdosa.”
Karena itulah ia memutuskan untuk menghunus pedang dan terjun ke kancah pertempuran sampai akhirnya gugur dalam perang itu, tepatnya pada tahun 37 Hijriah. (St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
