SURAU.CO-Nuqadah al-Asadi adalah seorang sahabat Nabi dari Bani Hijazi. Ada perbedaan pendapat tentang siapa nama ayahnya. Ibn al-Atsir menuturkan, sebagian perawi mengatakan bahwa ayahnya adalah Ibn Abdullah, tetapi sebagian lain berpendapat bahwa ayahnya adalah Ibn Khalaf. Ada pula yang menyebutnya Ibn Sa’ar, juga Ibn Malik.
Abu Ahmad al-Askari mengatakan bahwa Nuqadah dipanggil dengan nama Abu Nahiyah. Ia menetap di Bashrah dan orang yang meriwayatkan hadis tentang dirinya adalah Zaid ibn Aslam. Ia memiliki seorang anak yang bernama Sa’ar ibn Nuqadah.
Bani Asad pertama yang berzakat
Ibn al-Atsir, dalam biografi Zuhair ibn Sinan al-Asadi, menuturkan sebuah riwayat dari Uyainah ibn Ashim ibn Sa’ar ibn Nuqadah al-Asadi bahwa ayahnya, Nuqadah al-Asadi, berkata,
“Aku datang ke Madinah di hari yang penuh keramaian. Nabi saw. menemuiku dan saat itu aku belum mengenalnya. Beliau bertanya, ‘Siapakah engkau?’ Aku pun memperkenalkan diri kepadanya. Setelah obrolan yang cukup panjang, beliau mengajakku memeluk Islam dan aku pun menerimanya.”
Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku belum melakukan amal apa pun. Namun, aku memiliki harta yang harus dizakati. Maka, ambillah zakatku.’ Beliau pun mengambil sebagian hartaku sebagai zakat sehingga aku menjadi orang pertama dari Bani Asad yang mengeluarkan zakat.
Mencarikan unta untuk Rasulullah
Aku kembali berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, mintalah kepadaku apa yang engkau inginkan! Sungguh aku tidak akan merasa keberatan.’ Rasul bersabda, ‘Carikan aku seekor unta yang dapat diperah susunya dan dapat ditunggangi, tetapi belum melahirkan seekor anak pun.’
Aku segera mencarinya di antara ternakku, tetapi tidak dapat menemukan unta seperti itu. Lalu mencoba mendapatkannya ke tempat lain dan akhirnya menemukannya pada peternakan sepupuku, Zuhair ibn Sinan. Aku segera membawa unta itu ke hadapan Nabi. Beliau lantas memerah susunya hingga satu wadah besar penuh dan memberikan sebagiannya kepadaku untuk kuminum. Tapi, meskipun sebagiannya telah kuminum, wadah itu tetap penuh dengan susu.
Doa untuk Nuqadah al-Asadi sang pembawa susu
Kemudian aku mengangkat wadah itu. Rasulullah saw. bersabda, ‘Biarkan saja, hai pembawa susu.’ Lalu beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah padanya (susu itu) dan orang yang memberikannya.’ Aku khawatir jika doa itu dikhususkan untuk Zuhair, karena susu berasal dari unta miliknya. Aku pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, doakan juga orang yang membawanya.’ Kemudian beliau berdoa, ‘(Berkahi) juga orang yang membawanya.’”
Ibn al-Atsir mengutip riwayat lain dari Abu Yasir ibn Abdu al-Wahab ibn Hibbatullah dengan sanad dari Abdullah ibn Ahmad, dari ayahnya, dari Yunus dan Affan, dari Ghassan ibn Burzin, dari Sayar ibn Salamah al-Rayahi, dari al-Barra al-Salithi, dari Nuqadah al-Asadi bahwa Nabi saw. pernah mengutus Nuqadah menemui seseorang dan memintanya untuk memberikan seekor unta. Tak lama berselang ia datang membawa seekor unta. Ketika melihatnya, beliau berdoa,
“Ya Allah, berkahilah ia dan orang yang mengutusnya.”
Mendengar doa tersebut, Nuqadah berkata, “Wahai Rasulullah, doakan juga orang yang membawanya.” Rasul pun melanjutkan doanya,
“(Berkahi) juga orang yang membawanya.”
Kemudian Rasulullah saw. memerintahkan untuk memerah unta tersebut. Ternyata susu unta itu keluar dengan deras. Beliau kembali berdoa,
“Ya Allah, perbanyaklah harta si fulan dan anaknya (maksudnya orang yang memberikan unta itu).”
Lalu beliau melanjutkan doanya,
“Ya Allah, jadikanlah rezeki si fulan (bertambah) hari demi hari.”
Itulah dua doa yang beliau panjatkan untuk dua orang yang berbahagia. Mereka berdua adalah Zuhair ibn Sinan dan Nuqadah al-Asadi.(St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
