Khazanah
Beranda » Berita » Rafi ibn Malik : Sahabat yang Ikut Dua Baiat Aqabah

Rafi ibn Malik : Sahabat yang Ikut Dua Baiat Aqabah

Rafi ibn Malik : Sahabat yang Ikut Dua Baiat Aqabah
Ilustrasi sahabat-sahabat yang memenuhi panggilan jihad.

SURAU.CO– Rafi ibn Malik adalah sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang
berasal dari suku Khazraj, keturunan Bani Zuraiq. la tetua Bani Zuraiq. Ayahnya bernama Malik ibn al-Ajlan. la biasa dipanggil dengan Abu Malik dan Abu Rifa’ah.

Ketika Allah hendak menampakkan agama-Nya serta memuliakan Nabi-Nya, Rasulullah saw.menemui beberapa orang dari berbagai kabilah yang datang ke Makkah pada musim haji. Dakwah beliau dalam mengajak manusia kepada agama Allah membuahkan hasil. Beberapa orang dari suku Khazraj tertarik dengan penjelasannya hingga mereka, yang berjumlah enam orang, sepakat bertemu dengan Nabi saw. di Aqabah. Ternyata Allah menghendaki kebaikan bagi mereka.

Dialog Rasulullah dengan suku Khazraj

Saat mereka berhadapan, Nabi saw. bertanya, “Siapa kalian?                      Mereka menjawab, “Kami dari Khazraj.”
“Apakah (kalian) sekutu kelompok Yahudi?”
“Benar. ”
“Apa tidak sebaiknya kalian duduk hingga aku dapat berbicara dengan kalian?”
Mereka menjawab, “Baiklah.” Saar itulah Nabi saw. mengajak mereka ke jalan Allah dengan memeluk Islam serta membacakan ayar-ayat Al-Quran. Keenam orang itu adalah As’ad ibn Zararah, Auf ibn al-Harits (putra Afra binti Ubaid ibn Tsa‘labah), Rafi ibn Malik, Qurhbah ibn Amir ibn Hadidah, Uqbah ibn Amir ibn Nabiy, dan Jabir ibn Abdullah ibn Riyab.

Memeluk Islam

Mereka tertarik dengan penjelasan Rasulullah saw. dan membenarkan setiap perkataan beliau. Rampung Nabi menguraikan ajaran Islam, mereka dengan suka rela memeluk Islam.

Mereka berkata, “Kami telah meninggalkan kaum kami, dan tak ada satu kaum pun di antara kami yang tidak bermusuhan. Semoga Allah menyatukan mereka melalui engkau. Kami akan pulang menemui mereka dan mengajak mereka mematuhi perintahmu. Kami akan tawarkan kepada mereka untuk memeluk agama yang telah kami anut ini. Jika Allah menghimpun mereka maka tak ada seorang pun yang lebih mulia darimu.”

Pentingnya Akhlak Mulia

Setelah itu, mereka pergi meninggalkan Nabi saw. menuju kampung halaman dengan membawa keimanan dan kebenaran. Tiba di Yatsrib mereka menceritakan perjumpaan dengan Rasulullah dan mengabarkan bahwa mereka telah mengimani Allah dan Rasul-Nya. Cerita mereka itu menarik minat banyak orang Yatsrib.

12 Utusan dari Yatsrib

Tidak berselang lama setelah pertemuan pertama, orang Yatsrib mengutus dua belas orang untuk menemui Nabi saw. Pertemuan kedua itu pun terjadi di Aqabah. Kemudian mereka berbaiat dan menyatakan sumpah setia kepada
Rasulullah. Peristiwa ini terjadi sebelum Nabi saw. mendapat perintah berperang.

Kedua belas orang yatsrib yang hadir saat itu adalah As‘ad ibn Zararah, Auf dan Muaz (dua putra al Harits ibn Rifa’ah), Rafi ibn Malik al-Ajlan, Dzakwan ibn Abdi Qais, Ubadah ibn al-Shamit, Yazid ibn Tsalabah, al-Abbas ibn Ubahad ibn Nadhlah, Uqbah ibn Amir ibn Nabiy, Quthbah ibn Amir ibn Hadidah, Abu al-Haitsam Malik ibn al-Tayihan, dan Uwaim ibn Saidah ibn Shal’ajah.

Baiat Aqabah pertama

Pada saat itu, Rafi‘ ibn Malik meminta izin berbicara kepada Rasulullah saw. Setelah diizinkan, ia berkata:

“Wahai Rasulullah, benar bahwa setiap dakwah memiliki jalannya. Ada yang ditempuh dengan kelembutan, ada pula dengan kekerasan. Hari ini engkau menyeru manusia kepada keyakinan yang akan memicu banyak cemoohan. Engkau mengajak kami meninggalkan agama lama kami untuk mengikuti agamamu. Dengan tulus kami menerimanya. Engkau mengajak kami memutus ikatan perjanjian dengan kelompok lain, baik dekat maupun jauh. Itu adalah jalan berat, namun kami siap menempuhnya.

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

Engkau menyeru kami sementara kami memiliki kedudukan yang terhormat. Sebenarnya kami tidak ingin dipimpin oleh seseorang yang diusir oleh kaumnya, hanya dilindungi pamannya. Namun, kami telah mengakuimu sebagai pemimpin kami. Semua itu tidak akan diterima kecuali oleh orang yang teguh memegang petunjuk Allah, dan yakin bahwa akhirnya ada kebaikan.

Kami beriman kepadamu, membenarkan ajaran yang engkau bawa, dan menanamkan keyakinan dalam hati kami. Kami berbaiat kepadamu, kepada Tuhan kami dan Tuhanmu. Darah kami di bawah darahmu, tangan kami di bawah tanganmu. Kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi diri kami, istri, dan anak-anak kami. Jika kami dusta, maka Allah Mahakuasa membinasakan kami. Jika kami menang, itu semata-mata karena pertolongan Allah.”

Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan:
“Wahai Rasulullah, ambillah bagi dirimu apa yang engkau sukai dan jalankanlah ketetapan Tuhanmu sesuai kehendakmu.”

Rasulullah saw bersabda:
“Ketetapan Tuhanku atas kalian adalah agar kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Adapun ketetapan dariku adalah agar kalian melindungi dan menolong kami, menjaga kami sebagaimana kalian menjaga diri, istri, dan anak-anak kalian.”

Mereka menjawab serentak, “Itu adalah hakmu, wahai Rasulullah.”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Hadis tentang Baiat Aqabah pertama ini diriwayatkan oleh Ubadah ibn al-Shamit. Setelah itu, Nabi saw. mengutus Mush‘ab ibn Umair ke Yatsrib untuk membacakan Al-Qur’an dan mengajarkan Islam.

Ikut dalam Baiat Aqabah kedua

Rafi‘ ibn Malik juga ikut dalam Baiat Aqabah kedua. Saat itu ia bersama dua putranya, Rifa‘ah dan Khalad, yang ingin bertemu Rasulullah saw. Betapa gembira mereka ketika ayah mereka terpilih menjadi salah satu dari dua belas pemimpin kaum Anshar. Mereka pun menyalami Nabi saw. sebagai tanda janji setia. Usai baiat, mereka kembali ke kampung untuk menyerukan Islam kepada keluarga dan kerabat mereka.

Sejak pertemuan di Aqabah, kaum Anshar selalu menantikan kedatangan Rasulullah saw. di Madinah. Abu Rifa‘ah menuturkan:

“Sering kali, setiap usai salat Subuh, kami pergi ke gerbang Madinah untuk menantikan kedatangan Rasulullah. Demi Allah, kami menunggu hingga matahari berada samapi puncak kepala. Karena panas, kami pun pulang. Pada hari kedatangan Rasulullah, kami kembali menunggu. Namun, karena tak terlihat apa pun, kami pulang ke rumah. Saat itulah beliau tiba. Orang pertama yang melihat kedatangan beliau adalah seorang Yahudi. Ia berteriak: ‘Wahai Bani Quraizhah, ini kakek kalian yang kalian tunggu! Ia telah datang kepada kalian!’ Maka seluruh penduduk keluar menyambut beliau.”

Menurut Ibn Ishaq, Rafi‘ ibn Malik adalah orang pertama yang kembali ke Madinah dengan membawa surah Yusuf. Dikatakan pula bahwa saat ia pergi ke Makkah menemui Nabi saw, turun surah Thaha. Ia segera menyalinnya dan membacakannya di hadapan Bani Zuraiq.

Rafi‘ juga dikenal sebagai sahabat yang mencintai jihad. Ia ikut serta dalam Perang Badar menghadapi pasukan musyrikin Makkah, juga dalam Perang Uhud.(St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement