SURAU.CO– Rubai‘ah ibn Ka‘b al-Aslami adalah seorang sahabat Nabi saw. dari suku Aslam. Ia termasuk golongan Ahl al-Suffah, yaitu orang-orang yang meninggalkan kehidupan dunia semata-mata untuk membaktikan diri kepada Nabi saw..
Ayahnya bernama Ka‘b ibn Malik ibn Ya‘mur al-Aslami, yang terkenal dengan julukan Abu Firas al-Aslami. Rubai‘ah menyatakan sumpah setia kepada Rasulullah saw. dan memeluk Islam. Sejak saat itu, hatinya selalu terpaut kepada beliau. Karena kecintaannya, Rubai‘ah memohon kepada Nabi saw. agar diperkenankan melayani beliau. Rasulullah saw. mengabulkan keinginannya. Maka, ia pun menyerahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk melayani beliau; siang dan malam ia tidak pernah beranjak jauh dari pintu rumah Rasulullah saw.
Hadiah doa dari Rasulullah
Ke mana saja Nabi saw. pergi, Rubai‘ah selalu mengikutinya laksana bayangan. Tidak jarang ia mengambilkan air untuk wudu, dan melakukan berbagai hal lain sesuai perintah beliau.
Rasulullah saw.memang berhati mulia. Sebagai imbalan atas kesungguhan Rubai‘ah dalam melayani, beliau pernah menawarkan hadiah:
“Mintalah sesuatu kepadaku, niscaya aku akan memberikannya,” sabda Rasulullah saw.
Kecintaan pada Rasulullah
Rubai‘ah berpikir cukup lama hingga tidak segera memberikan jawaban. Ia berkata dalam hati:
“Istri dan anak-anak akan sirna. Dunia dan segala kesenangannya pun tidaklah kekal.”
Maka ia menghendaki sesuatu yang abadi. Setelah mantap dengan pilihannya, Rubai‘ah menghadap Rasulullah saw. dan berkata:
“Wahai Rasulullah, dunia dan segala kesenangannya pasti sirna. Kemusnahannya bisa datang dengan cepat. Karena itu, aku memohon kepadamu agar aku dapat menemanimu kelak di surga. Itu lebih baik dan kekal.”
Rasulullah saw. bertanya, “Siapa yang memberimu nasihat seperti ini?”
Rubai‘ah menjawab, “Aku memikirkan berbagai keinginan dan kesenangan dunia, tetapi semuanya akan sirna. Sedangkan nikmat akhirat tidak akan pernah sirna. Karena itu, aku meminta kepadamu apa yang telah kautawarkan, dan itu sudah kupikirkan masak-masak.”
Beliau kembali bertanya, “Mungkin ada keinginan lain, wahai Rubai‘ah?”
Rubai‘ah menjawab, “Aku tidak meminta selain itu.”
Maka Rasulullah saw. bersabda, “Jika begitu, untuk kebaikanmu, perbanyaklah sujud.”
Sejak itu, Rubai‘ah semakin tekun beribadah dan melayani Rasulullah saw. Ia senantiasa melaksanakan segala perintah beliau dengan senang hati, dan memperbanyak salat sunnah agar kelak dapat meraih cita-citanya menemani Rasulullah saw. di surga.
Tak punya harta untuk mahar dan nafkah
Hari terus berlalu. Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, “Apakah engkau tidak ingin menikah, wahai Rubai‘ah?”
Rubai‘ah menjawab, “Wanita hanya akan membuatku sibuk hingga tidak bisa berkhidmat kepadamu. Lagi pula, aku tidak punya harta untuk mahar dan nafkah. Bagaimana mungkin aku menikah?”
Rasulullah saw. menanyakan hal yang sama berulang kali, hingga akhirnya Rubai‘ah berkata, “Baiklah, wahai Rasulullah. Akan tetapi, dari mana aku mendapatkan mahar?”
Beliau bersabda, “Temuilah si Fulan, lalu katakan kepadanya: ‘Rasulullah memerintahkanmu untuk menikahkanku dengan putrimu.’”
Rubai‘ah segera menemui keluarga yang dimaksud. Ia mengetuk pintu rumah mereka. Setelah ditanya maksud kedatangannya, ia berkata, “Rasulullah mengutusku agar engkau menikahkanku dengan putrimu, Fulanah.”
Mereka menjawab, “Benarkah dengan putri kami, Fulanah?”
“Benar,” jawab Rubai‘ah.
Mereka pun berkata, “Selamat kepada Rasulullah dan utusan beliau. Demi Allah, jangan kembali sebelum urusanmu terpenuhi.”
Maka mereka mempersiapkan pernikahan Rubai‘ah dengan putri mereka. Setelah itu, Rubai‘ah kembali kepada Rasulullah saw. dan menceritakan semuanya. Ia bertanya, “Dari mana aku bisa mendapatkan mahar untuk mereka?”
Sahabat dan Rasulullah membantu mahar
Rasulullah saw. lalu memerintahkan Buraidah ibn al-Khashib untuk memanggil para sahabat agar membantu. Terkumpullah beberapa gram emas. Rasulullah saw. memerintahkan Rubai‘ah menyerahkannya kepada keluarga calon mempelai.
Ketika melihat emas itu, mereka berkata, “Banyak sekali.” Lalu mereka membayarnya dengan seekor domba gemuk. Siti Aisyah ra. memberikan tepung gandum kepada Rubai‘ah untuk dibawa ke keluarga pengantin wanita. Mereka menerimanya dengan gembira, mengolah tepung itu menjadi makanan, sementara domba disembelih dan dimasak oleh para sahabat.
Rubai‘ah kemudian mengundang Rasulullah saw. dan para sahabat menghadiri walimahnya. Mereka pun hadir dan mendoakan agar Rubai‘ah senantiasa berada dalam kebaikan dan lindungan Allah Ta‘ala.(St.Diyar)
Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
