Khazanah
Beranda » Berita » Belajar dari Alam: Diam pun Adalah Gerak yang Dalam

Belajar dari Alam: Diam pun Adalah Gerak yang Dalam

Manusia duduk di tepi sungai merenung tentang makna diam
Seorang manusia merenung di tepi sungai senja, menggambarkan bahwa diam pun menyimpan arus kehidupan.

Surau.co. Alam adalah guru yang tidak pernah lelah memberi pelajaran. Ia berbisik lewat suara angin, menulis lewat arus sungai, dan melukis lewat bintang di langit malam. Setiap gerak, bahkan setiap diam, memiliki makna. Kitab agung al-Shifāʾ karya Ibn Sīnā pada bagian al-Ṭabī‘iyyāt mengajarkan bahwa gerak bukan hanya soal berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga tentang bagaimana setiap unsur memiliki kecenderungan alami menuju kesempurnaannya. Diam pun, jika dipahami dengan jernih, adalah gerak yang halus, tersembunyi, dan penuh arti.

Diam yang Berbicara di Keseharian

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menilai bahwa yang bergeraklah yang berarti, sementara diam dianggap kosong. Padahal, diam seorang ibu yang menunggu anaknya pulang adalah doa yang bergemuruh. Diam seorang sahabat yang mendengarkan keluh kita adalah perhatian yang mengalir. Bahkan diam seorang guru di kelas, sebelum menjawab pertanyaan murid, adalah keheningan yang penuh makna.

Ibn Sīnā menulis dalam al-Shifāʾ:

“السكون ليس عدم الحركة، بل هو حركة إلى الغاية التي بلغها الشيء”
“Diam bukanlah ketiadaan gerak, melainkan gerak menuju tujuan yang telah dicapai sesuatu.”

Inilah mengapa diam bukan lawan dari gerak. Diam adalah gerak yang sudah menemukan rumahnya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Gerak Sebagai Tanda Kehidupan

Kita sering mengukur hidup dari aktivitas yang tampak. Namun kehidupan sejatinya ditandai oleh gerak, baik yang kasat mata maupun yang tersembunyi. Jantung berdenyut tanpa henti, darah mengalir dalam pembuluh, dan udara keluar-masuk paru-paru. Bahkan ketika tubuh istirahat, jiwa tetap bergerak dalam mimpi.

Kitab al-Shifāʾ kembali menegaskan:

“كل موجود في الطبيعة لا يخلوا عن الحركة، ظاهرة كانت أو خفية”
“Setiap yang ada di alam tidak pernah lepas dari gerak, baik yang tampak maupun tersembunyi.”

Maka, tak ada satupun makhluk yang benar-benar diam. Gerak adalah tanda kehidupan, dan kehidupan adalah perayaan gerak.

Pelajaran Dari Alam Sekitar

Fenomena alam memberi cermin yang indah. Pohon yang terlihat diam sebenarnya sedang bergerak; akarnya menembus bumi mencari air, daunnya berfotosintesis mengolah cahaya, dan batangnya tumbuh perlahan. Gunung yang tampak kokoh pun terus bergerak, meski sangat lambat, karena bumi itu hidup.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Begitu pula manusia. Ketika seseorang duduk diam dalam perenungan, pikirannya sedang bergerak menelusuri lorong-lorong kesadaran. Saat hati tenang dalam doa, ada gerak batin menuju Sang Pencipta.

Al-Qur’an pun menyinggung gerak kosmik ini:

“وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ” (يس: 40)
“Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Yāsīn: 40)

Ayat ini mengingatkan bahwa seluruh semesta, dari bintang hingga manusia, tidak pernah berhenti bergerak.

Diam Dalam Bingkai Kesempurnaan

Bagi Ibn Sīnā, gerak adalah perjalanan menuju kesempurnaan. Jika sesuatu sudah sampai pada kesempurnaannya, ia akan tampak diam, padahal diam itu adalah hasil dari gerak yang panjang.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

“غاية الحركة سكون في موضع الكمال”
“Akhir dari gerak adalah diam di tempat kesempurnaan.”

Seperti air yang mengalir dari hulu ke muara, akhirnya diam dalam samudera luas. Seperti manusia yang bergerak dalam pencarian hidup, akhirnya menemukan ketenangan dalam pengabdian. Diam di sini bukan kekosongan, melainkan puncak dari pencarian.

Refleksi Hidup: Gerak Lahir, Gerak Batin

Hidup bukan hanya tentang berlari mengejar sesuatu. Terkadang, kita perlu belajar dari diam untuk memahami gerak yang lebih dalam. Ada gerak lahir yang terlihat: bekerja, berjalan, berbicara. Namun ada pula gerak batin: berdoa, merenung, mencintai.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ”
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa gerak batin—niat, cinta, dan ketulusan—lebih berarti dibanding sekadar gerak lahiriah.

Kesimpulan: Diam yang Menghidupkan

Belajar dari alam dan ajaran Ibn Sīnā, kita paham bahwa diam bukanlah kebekuan. Diam adalah gerak yang dalam, gerak yang sudah sampai pada tujuannya. Dalam diam ada doa, ada cinta, ada kehidupan yang tersembunyi. Maka, jangan takut ketika hidup seakan berhenti. Bisa jadi itu adalah gerak paling halus yang sedang menuntun kita menuju kesempurnaan.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement