Khazanah
Beranda » Berita » Al-Aqra ibn Habis : Memeluk Islam Setelah Beradu Syair

Al-Aqra ibn Habis : Memeluk Islam Setelah Beradu Syair

Al-Aqra ibn Habis : Memeluk Islam Setelah Beradu Syair
Ilustrasi suasana adu syair di antara para penyair.

SURAU.CO-Al-Aqra ibn Habis sahabat Nabi dari Bani Tamim. Ayahnya  bernama Habis ibn Muhammad ibn Sufyan yang ikut serta bersama Uyainah ibn Hishsin al-Fazzari dan Rasulullah saat Futuh Makkah, Perang Hunain, dan Perang Taif. la termasuk anggota utusan Bani Tamim ketika Nabi saw. baru saja datang di Madinah. Dari luar rumah, al-Aqra dan rombongannya memanggil Rasulullah, “Hai Muhammad, pujian kami itu sangat baik dan celaan kami sangatlah buruk.” Rasulullah saw. menjawab, “Demikianlah ketentuan Allah dan Mahasuci Dzat-Nya.”

Tantangan adu syair

Bahkan mahsyur bahwa semua anggota rombongan menyeru seperti itu kepada Nabi saw. sehingga beliau keluar menemui mereka dan bersabda, “Demikianlah ketentuan Allah, apa yang kalian inginkan?”

Mereka menjawab, “Kami rombongan Bani Tamim datang membawa penyair dan ahli pidato. Kami menantangmu untuk beradu syair dengan syair-syair keagungan kami.” Rasulullah saw. menjawab, “Allah tidak mengutus kami dengan membawa syair dan tidak untuk menyombongkan diri. Tapi jika itu yang kalian mau, silakan saja!”

Maka, majulah seorang ahli pidato bernama Atharid ibn Hajib yang dengan suara lantang mengagungkan kaumnya.

Untuk melawan tantangan mereka, Nabi saw. memerintahkan Tsabit ibn Qais ibn Syams. Dengan penuh semangat, Tsabit maju dan menjawab syair mereka. Kemudian maju lagi salah seorang penyair mereka yang bernama al-Zabarqan ibn Badar.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

la melantunkan syair yang mengagung-agungkan kaumnya. Kemudian Nabi saw. memerintahkan Hassan ibn Tsabit untuk meladeninya. Hassan pun maju menjawab syair mereka.

Syair al-Aqra ibn Habis

Setelah itu, majulah al-Aqra ibn Habis membacakan syairnya.

Rasulullah saw. bersabda kepada Hassan, “Berdirilah, hai Hassan, dan jawablah!” Maka, Hassan segera bangkit dan berujar:
Hai Bani Tamim, janganlah besar kepala
Kesombongan kalian akan jadi nestapa
Ketika kemuliaan kami menjadi nyata
Maukah kalian menjadi keluarga kami?
Sehingga kalian mendapat kehormatan
Maukah kalian menjadi saudara kami?

Al-Aqra ibn Habis bersyahadat

Usai Hassan ibn Tsabit melantunkan syairnya, Rasulullah saw. bersabda, “Saudaraku Bani Tamim, aku cukup mengetahui berbagai hal yang dilupakan banyak orang tentang kalian.”

Tentu saja ucapan Rasulullah saw. itu lebih tajam daripada lantunan syair Hassan. Mendengar perkataan Rasulullah saw., al-Aqra ibn Habis bangkit dan berkata, “Wahai segenap hadirin, aku tidak tahu mengapa berakhir seperti ini. Ahli pidato kami telah menyampaikan paparannya, tetapi orasi mereka jauh lebih lantang; penyair kami telah melantunkan syairnya, tetapi penyair mereka lebih lugas dan lebih tajam ucapannya.”

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kemudian al-Aqra mendekati Rasulullah saw. dan berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.”

Rasulullah saw. bersabda,

“Segala kejadian yang telah berlalu tidak akan mencelakakanmu.”

Berislamnya seluruh rombongan Bani Tamim

Ketika acara adu syair dan pidato selesai, semua anggota rombongan Bani Tamim menyatakan masuk Islam. Kemudian Rasulullah saw. memberi mereka balasan kebaikan, Nabi saw. mempersaudarakan mereka dengan kaum muslim lain.

Al-Aqra ibn Habis sendiri adalah orang terpandang, baik pada masa Jahiliyah maupun masa Islam. Nama aslinya adalah Faras, sedangkan al-Aqra hanyalah julukan. Mereka memanggilnya begitu karena kepalanya botak.

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

Turut angkat senjata bersama pasukan Islam

Al-Aqra ikut berperang bersama Khalid ibn al-Walid dalam perang di Irak. la juga menyaksikan kemenangan kaum muslim dalam Perang Anbar. Dalam peperangan itu, panglima Khalid menempatkannya di garda terdepan.

la juga ikut bergabung dalam pasukan Abdullah ibn Amir menuju Khurasan. Sayang, ia dan pasukannya terserang wabah sehingga tidak dapat melanjutkan ekspedisi.(St.Diyar)

Referensi:Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi, 2012


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement