SURAU.CO – بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ, Di dunia ini kita bisa berkelit, tapi di akhirat tidak ada lagi alasan. Allah ﷻ berfirman : ‘Pada hari itu manusia akan lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya’ (QS. Abasa: 34-36).
Kalau semua orang sibuk dengan diri masing-masing di hari kiamat, siapa yang akan menolong kita selain amal kita sendiri?
“Arab Saudi Tak Perang Lawan Israel, Berarti Pro Zionis?” (Menjawab Tuduhan Emosional Dengan Ilmu, Logika dan Fakta)
FENOMENA:
Setiap kali konflik Israel–Palestina memanas, sebagian orang langsung mencaci maki Arab Saudi:
“Saudi pengecut, gak berani lawan Zionis!”
“Bersahabat dengan Amerika, berarti antek Yahudi!”
“Ngaku Islam, tapi diam soal Palestina!”
Tuduhan ini seolah-olah penuh semangat membela Islam, padahal penuh syubhat, provokatif, dan salah sasaran.
DAKWAH ISLAM TIDAK BERDASARKAN EMOSI DAN PROPAGANDA
Pertama yang harus dipahami:
Kita menilai segala sesuatu dengan dalil, bukan dengan emosi, fanatisme politik, atau opini media.
Allah ﷻ berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Janganlah kebencian suatu kaum membuat kalian tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Ma’idah: 8)
Maka, jangan karena benci pada satu negara, kita jadi zalim dalam menilai, dan lupa pada kebenaran.
FAKTA : APA BENAR SAUDI TIDAK PEDULI PALESTINA ?
Tuduhan ini tidak sesuai dengan kenyataan.
Justru Arab Saudi adalah salah satu negara yang paling banyak membantu Palestina secara resmi.
Bukti:
Bantuan Finansial dan Kemanusiaan
Puluhan miliar riyal telah disalurkan Arab Saudi sejak puluhan tahun lalu melalui berbagai jalur resmi.
Ribuan warga Palestina mendapatkan izin tinggal, pekerjaan, dan pendidikan gratis di Saudi.
Badan bantuan seperti King Salman Humanitarian Aid and Relief Center aktif mengirim logistik ke Gaza, Tepi Barat, dan pengungsi Palestina di Lebanon dan Yordania.
Konsistensi Saudi Dalam Dukungan Diplomatik
Saudi secara resmi menolak normalisasi penuh dengan Israel kecuali setelah kemerdekaan penuh Palestina.
Saudi tetap menolak pengakuan atas pendudukan Yerusalem oleh Israel. Di forum internasional seperti PBB, OKI, dan Liga Arab, Saudi konsisten mendukung Palestina secara politik.
LALU KENAPA SAUDI TIDAK MENYERANG ISRAEL?
Kita menjalankan jihad dengan berlandaskan dalil, maslahat, kemampuan, dan strategi syar’i, bukan berdasarkan emosi.
Dalam fiqih Islam, tidak semua perang itu wajib atau syar’i jika belum terpenuhi syarat-syaratnya:
Harus dipimpin oleh pemerintah muslim yang sah.
>Harus ada kemampuan militer dan kekuatan strategis yang nyata.
>Harus mempertimbangkan maslahat dan mafsadat umat Islam global.
>Harus bebas dari kepentingan kelompok sesat atau politik busuk.
Jika asal serang tanpa persiapan, hasilnya hanya kehancuran dan pembantaian lebih besar.
LEBIH BAIK DIAM DENGAN TAUHID, DARIPADA TERIAK JIHAD DENGAN SYIRIK
Banyak yang mencela Saudi, tapi malah mendukung:
Hamas yang penuh dengan pemikiran Ikhwani dan syubhat takfiri.
Hizbullah yang merupakan Syi’ah Rafidhah musuh Ahlus Sunnah.
Iran yang terang-terangan menyembah kuburan dan mengkafirkan sahabat.
Mereka berani lawan Zionis, tapi aqidahnya rusak total
Mereka berkoar jihad, tapi berjamaah dalam kesyirikan
Sedangkan Saudi:
Menjaga aqidah tauhid
Melarang syirik, jimat, dan pemujaan kubur
Menghidupkan sunnah Nabi ﷺ
Meski tak angkat senjata, mereka menjaga agama dari dalam.
SIAPA YANG SEBENARNYA BERPIHAK PADA ZIONIS?
Zionis takut pada Islam yang lurus dan bersatu, bukan pada teriakan tanpa ilmu.
Mereka tahu, Islam murni (bermanhaj salaf) adalah ancaman ideologi terbesar.
Justru kelompok-kelompok yang rusak aqidahnya, itulah yang mudah ditunggangi:
Syi’ah: sibuk membela Iran & membenci sahabat
Ikhwanul Muslimin: sibuk propaganda politik & memberontak
Takfiri : sibuk mengkafirkan sesama muslim.
Zionis justru senang kalau umat sibuk mencela Saudi, bukan memperbaiki aqidah sendiri.
KESIMPULAN
Arab Saudi tidak sempurna, tapi mereka tidak diam terhadap Palestina.
Kita menjalankan jihad dengan memenuhi syarat yang berat dan berlandaskan syariat, bukan sekadar perang. Kita harus mengutamakan tauhid daripada politik karena jika aqidah rusak, jihad pun tertolak.
Jangan mudah tertipu provokasi yang membenci ulama dan negeri Islam, sehingga kita harus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan.
>Yang membenci Saudi karena tauhid, biasanya adalah pecinta bid’ah, takfiri, Syi’ah, dan pengusung khilafah palsu
“Yang benar tetap benar walau dibenci. Yang batil tetap batil walau didukung ramai-ramai.”
Semua akan di Hisab
Setiap ucapan dan perbuatan kita kemudian akan ditimbang di hari kiamat.
Allah ﷻ berfirman : ‘Barang siapa melakukan kebaikan seberat dzarrah, dia akan melihatnya. Barang siapa melakukan keburukan seberat dzarrah, dia akan melihatnya’ (QS. Az-Zalzalah: 7-8).
Maka jangan remehkan bid’ah, karena ia akan kita lihat kembali di akhirat. Wallahu A’lam, Ustad Firanda Andirja Hafidzahullah (Eya Chaca)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
