Surau.co. Gerak benda selalu mengajarkan rahasia yang tidak pernah berhenti. Ia hadir dalam kehidupan sehari-hari. Kita melihatnya pada jatuhnya hujan, terbitnya matahari, hingga detak jantung yang terus berdetak tanpa lelah. Sejak awal, manusia sudah terpesona oleh mengapa segala sesuatu bergerak. Dari daun yang tertiup angin sampai bintang yang berputar di langit, semua menyimpan tanda.
Ibn Sīnā dalam kitab agungnya, al-Shifāʾ, bagian al-Ṭabī‘iyyāt, menjelaskan bahwa gerak bukan sekadar perubahan posisi. Lebih dalam, ia adalah bahasa halus yang mengungkap arah sekaligus tujuan.
Gerak alam yang terasa dekat dengan kehidupan
Setiap hari kita melihat sepeda yang melaju di jalan. Kita juga mendengar air menetes dari atap rumah. Atau, kita menyaksikan anak kecil berlari riang di lapangan. Semua peristiwa ini bukan rutinitas biasa. Ia menjadi tanda bahwa alam terus berbicara.
Gerak benda tidak hanya fakta ilmiah. Ia juga pengalaman yang menyentuh batin. Saat tubuh terasa lelah, kita belajar dari sungai yang terus mengalir. Ia tidak berhenti, meski harus melewati batu besar yang menghadang.
Al-Qur’an mengingatkan:
وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yā-Sīn: 40)
Ayat ini menegaskan bahwa benda langit bergerak dengan harmoni. Gerak bukanlah kekacauan. Ia adalah tarian teratur yang tunduk pada ketetapan.
Penjelasan Ibn Sīnā tentang gerak
Dalam al-Shifāʾ, Ibn Sīnā menulis:
الحركة هي كمال أول لما هو بالقوة من جهة ما هو بالقوة
“Gerak adalah kesempurnaan pertama bagi sesuatu yang masih dalam potensi, dilihat dari sisi potensinya.”
Makna ini dalam sekali. Gerak menjadi perantara antara kemungkinan dan kenyataan. Sebuah biji menyimpan potensi menjadi pohon. Geraklah yang menjadikannya tumbuh. Manusia pun demikian. Kita bergerak agar mimpi menjelma kenyataan.
Ketekunan dalam perubahan sehari-hari
Perubahan sering menakutkan. Banyak orang ingin tetap sama, tetap nyaman, dan tetap aman. Padahal gerak benda mengajarkan bahwa perubahan adalah niscaya.
Bumi berputar setiap hari, meski kita jarang menyadarinya. Ibn Sīnā berkata dalam al-Shifāʾ:
الحركة لا تكون إلا في زمان
“Gerak tidak terjadi kecuali dalam waktu.”
Kalimat ini sederhana tetapi dalam. Setiap langkah, sekecil apa pun, membutuhkan waktu. Tidak ada kesabaran tanpa menunggu. Tidak ada hasil tanpa proses. Gerak benda menuntun kita untuk menghargai perjalanan, bukan hanya tujuan.
Rahasia gerak sebagai tanda cinta
Gerak juga menyimpan makna kasih. Lihatlah seorang ibu yang bangun malam untuk menimang bayinya. Atau seorang ayah yang berangkat kerja sebelum matahari terbit. Semua itu adalah gerak cinta.
Ibn Sīnā menulis:
كل حركة إنما تطلب غاية
“Setiap gerak sesungguhnya mengarah pada suatu tujuan.”
Artinya, tidak ada gerak yang sia-sia. Bahkan hembusan angin yang tampak acak tetap membawa tujuan. Kadang hanya sekadar menyampaikan aroma bunga. Namun tetap ada makna di baliknya.
Refleksi bersama ayat-ayat langit
Al-Qur’an juga mengingatkan manusia untuk membaca gerak sebagai tanda kebesaran-Nya:
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya dalam pergantian malam dan siang serta apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi kaum yang bertakwa.” (QS. Yūnus: 6)
Gerak benda adalah tanda. Ia mengajak kita lebih dekat, lebih memahami, dan lebih tunduk kepada Pencipta.
Manusia sebagai bagian dari gerak
Setiap manusia juga tidak pernah berhenti bergerak. Napas keluar masuk. Darah terus mengalir. Pikiran berpindah dari satu gagasan ke gagasan lain.
Ibn Sīnā menulis dalam al-Shifāʾ:
الحركة انتقال من القوة إلى الفعل
“Gerak adalah perpindahan dari potensi menuju aktual.”
Makna ini bukan sekadar ilmu. Ia adalah cermin kehidupan. Kita semua bergerak dari potensi menuju aktualisasi. Anak kecil belajar membaca. Orang dewasa menulis sejarah hidupnya. manusia adalah gerak menuju pemenuhan takdir.
Gerak benda sebagai pelajaran spiritual
Gerak benda bukan semata masalah fisika. Ia menjadi jalan untuk memahami jiwa. Langit berputar tanpa henti dan mengajarkan ketekunan. Air yang mengalir mengajarkan kelembutan. Api yang membakar mengajarkan semangat.
Hidup ini adalah sekolah besar. Setiap gerak menjadi guru yang memberi pelajaran.
Al-Qur’an menegaskan:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
“Dan Dia-lah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa yang ingin mengambil pelajaran atau bersyukur.” (QS. Al-Furqān: 62)
Dengan demikian, setiap gerak benda adalah undangan untuk bersyukur. Ia tidak pernah hanya peristiwa biasa.
Penutup: gerak yang tak pernah berhenti
Gerak benda adalah nyanyian rahasia tentang tujuan. Ia mengajarkan bahwa hidup bukan hanya soal diam, melainkan terus melangkah. Seperti bumi yang berputar tanpa henti, kita pun harus terus berjalan.
Meski perlahan. Meski tertatih. Sebab dalam setiap gerak ada arah. Dalam setiap arah ada tujuan. Dan dalam setiap tujuan, selalu ada cinta yang menyelimuti.
* Reza AS
Pengasuh ruang kontemplatif Serambi Bedoyo Ponorogo
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
