Khazanah
Beranda » Berita » Waspada Bahaya Lisan: Menjerumuskan pada Dosa yang Merugikan Diri dan Sesama

Waspada Bahaya Lisan: Menjerumuskan pada Dosa yang Merugikan Diri dan Sesama

Lisan adalah anugerah Tuhan. Kekuatan lisan sangat dahsyat. Bahaya Lisan Menjerumuskan Dosa Ia bisa membangun atau menghancurkan. Seringkali, manusia meremehkan kekuatan ini. Perkataan buruk mudah terucap. Akibatnya, banyak dosa lahir dari lisan. Kita semua harus hati-hati. Menjaga lisan itu wajib.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini jelas. Ia menjadi pedoman utama. Kita harus memilih kata-kata. Pikirkan sebelum bicara. Jika tidak bisa berkata baik, diam lebih mulia. Diam bukan berarti kalah. Diam adalah bentuk kebijaksanaan.

Dosa-Dosa yang Lahir dari Lisan

Banyak sekali dosa lisan. Beberapa di antaranya sangat merugikan. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Ghibah (Menggunjing)

Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain. Keburukan itu benar adanya. Namun, orang yang dibicarakan tidak suka. Ghibah itu seperti memakan bangkai saudara. Sangat menjijikkan. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12). Ayat ini sangat tegas. Ghibah adalah dosa besar. Ia merusak hubungan sosial. Ia juga merusak hati.

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

2. Fitnah

Fitnah lebih parah dari ghibah.  menyebarkan kebohongan. Kebohongan itu untuk menjatuhkan orang lain. Fitnah bisa menghancurkan reputasi. Ia bisa memicu konflik besar. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahayanya. Fitnah adalah senjata syaitan. Ia memecah belah umat. Waspada terhadap berita palsu. Jangan mudah percaya. Jangan ikut menyebarkan.

3. Namimah (Mengadu Domba)

Namimah adalah membawa perkataan. Perkataan itu dari satu pihak ke pihak lain. Tujuannya merusak hubungan. Ia ingin menciptakan permusuhan. Pelaku namimah tidak masuk surga. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim). Namimah adalah dosa yang fatal. Ia meracuni persaudaraan. Ia juga menciptakan kebencian.

4. Hasad (Iri Hati)

Hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat orang lain. Perasaan ini bisa terucap. Lisan menjadi corong hasad. Ia bisa mengekspresikan ketidaksukaan. Ia bisa meremehkan keberhasilan orang lain. Hasad membakar amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah hasad, karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud). Jaga lisan dari ucapan hasad. Bersyukurlah atas nikmat sendiri.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

5. Ujaran Kebencian dan Mencela

Perkataan buruk sering terucap. Ia bisa berupa caci maki. Ia bisa berupa ejekan. Ujaran kebencian bisa menyakitkan. Ia bisa melukai perasaan. Mencela orang lain adalah dosa. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (yakni sesama Muslim) dan janganlah kamu memanggil dengan gelaran yang buruk.” (QS. Al-Hujurat: 11). Hormati setiap individu. Jaga lisan dari perkataan kotor.

6. Berdusta (Berbohong)

Berbohong adalah mengatakan sesuatu. Sesuatu itu tidak sesuai kenyataan. Dusta adalah pangkal segala dosa. Ia merusak kepercayaan. Allah SWT melarang dusta. Kejujuran adalah sifat terpuji. Jaga lisan dari dusta. Katakan yang sebenarnya. Walaupun pahit rasanya.

7. Bersumpah Palsu

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Sumpah palsu adalah berbohong atas nama Allah. Ini adalah dosa besar. Ia meremehkan kekuasaan Tuhan. Sumpah palsu memiliki konsekuensi serius. Ia bisa menghancurkan hidup. Hindari bersumpah palsu. Bertakwalah kepada Allah.

8. Mempersaksikan Dusta (Kesaksian Palsu)

Kesaksian palsu adalah bentuk dusta. Ia merugikan banyak pihak. Ia bisa menjerumuskan orang tidak bersalah. Kesaksian palsu adalah dosa besar. Ia akan diminta pertanggungjawaban. Jadilah saksi yang jujur. Ucapkan kebenaran.

Pentingnya Menjaga Lisan

Menjaga lisan adalah ibadah. Ia bukti keimanan. Lisan yang terjaga membawa manfaat. Manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

  • Menciptakan Kedamaian Hati: Berkata baik menenangkan jiwa. Menghindari dosa lisan menenteramkan hati.

  • Mempererat Hubungan Sosial: Perkataan baik membangun persahabatan. Ia menciptakan lingkungan harmonis.

  • Meningkatkan Kualitas Diri: Kontrol lisan melatih kesabaran. Ia membentuk pribadi yang mulia.

  • Mendapat Ridha Allah: Menjaga lisan adalah perintah Allah. Ia membawa pahala besar.

Bagaimana Cara Menjaga Lisan?

Beberapa langkah bisa kita lakukan:

  • Berpikir Sebelum Bicara: Renungkan dampak perkataan. Apakah ia akan melukai atau memberi manfaat?

  • Memilih Kata-kata Positif: Utamakan kata-kata baik. Hindari perkataan buruk.

  • Mengingat Kematian: Ingatlah hari pertanggungjawaban. Setiap perkataan akan dihitung.

  • Berzikir dan Membaca Al-Qur’an: Perbanyak zikir kepada Allah. Ia membersihkan hati dan lisan.

  • Bergaul dengan Orang Saleh: Lingkungan baik memengaruhi kita. Pilih teman yang menjaga lisan.

  • Berdoa kepada Allah: Mohon kekuatan menjaga lisan. Allah Maha Mendengar doa hamba-Nya.

Kesimpulan

Lisan adalah pisau bermata dua. Ia bisa menjadi berkah. Ia juga bisa menjadi bencana. Tergantung bagaimana kita menggunakannya. Mari kita gunakan lisan untuk kebaikan. Untuk berdakwah, menasihati, dan mendoakan. Hindari segala bentuk dosa lisan. Jaga lisan kita dari ghibah, fitnah, dan namimah. Kontrol diri adalah kunci. Taqwa adalah fondasi. Dengan menjaga lisan, kita meraih kebahagiaan. Kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ingatlah, “Keselamatan manusia tergantung pada penjagaan lisannya.” Jagalah lisan Anda. Ia adalah cerminan hati Anda. Ia adalah jembatan menuju surga. Atau jurang menuju neraka. Pilihan ada di tangan kita.



Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement