Kesehatan
Beranda » Berita » Pandangan Islam bahwa Iri Dengki: Penyakit Hati yang Menggerogoti Kesehatan

Pandangan Islam bahwa Iri Dengki: Penyakit Hati yang Menggerogoti Kesehatan

Ilustrasi Gambar
Ilustrasi Gambar

SURAU.CO-Iri dengki: penyakit hati yang menggerogoti kesehatan tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga melemahkan tubuh. Dalam pandangan Islam, iri dengki: penyakit hati yang menggerogoti kesehatan menjadi racun batin yang mengikis ketenangan jiwa. Orang yang terjebak dengki mudah marah, sulit tidur, dan sering sakit karena pikirannya penuh tekanan.

Islam menegaskan hati sebagai pusat kendali perilaku. Jika hati bersih, tubuh pun sehat. Namun ketika hati kotor oleh iri, hidup ikut terganggu. Orang yang iri sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lalu kehilangan rasa syukur. Penelitian modern menunjukkan iri memicu stres, gangguan tidur, hingga penyakit jantung.

Saya melihat sahabat dekat jatuh sakit karena terus-menerus iri pada rezeki orang lain. Ia sering cemberut, emosinya tidak stabil, dan tubuhnya melemah. Setelah ia mencoba berdamai dengan takdir, memperbanyak zikir, serta melatih syukur, kesehatannya membaik. Pengalaman ini menguatkan ajaran Islam bahwa hati kotor berdampak pada raga.

Maka, membersihkan hati dari iri sama dengan menjaga kesehatan. Jiwa tenang membuat tubuh lebih kuat. Ulama menganjurkan muraqabah (merasa diawasi Allah), syukur, dan ridha agar hati tidak larut dalam iri. Dengan langkah itu, seorang Muslim bisa menjaga kedamaian lahir batin.

Iri Dengki: Penyakit Hati dalam Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an memperingatkan bahaya iri dalam QS. Al-Falaq ayat 5: “Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki.” Hadis riwayat Abu Dawud juga menegaskan, “Hati-hatilah dari hasad, karena hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” Islam menolak dengki karena ia menghancurkan diri sendiri.

Ubi Jalar, Superfood yang Kaya Manfaat

Dengki tidak berhenti pada emosi. Ia juga memengaruhi fisik. Psikolog Muslim modern menemukan bahwa iri meningkatkan hormon stres yang menekan daya tahan tubuh. Gejala seperti sakit kepala, mudah lelah, dan gangguan pencernaan sering muncul pada orang yang tenggelam dalam iri. Pandangan ini sejalan dengan penjelasan ulama klasik tentang penyakit hati.

Masyarakat pun memberi contoh nyata. Orang yang suka iri biasanya kehilangan sahabat. Ia menjauhkan diri karena hatinya penuh curiga. Kondisi ini membuatnya kesepian, padahal dukungan sosial penting untuk menjaga kesehatan mental. Islam menawarkan ukhuwah dan kasih sayang sebagai obat dari penyakit sosial ini.

Dengan demikian, menjauhi iri berarti memperkuat relasi sosial. Relasi yang sehat memberikan ketenangan, sedangkan ketenangan memperkuat raga. Pandangan Islam terbukti relevan: syariat bukan hanya mengatur ibadah, tetapi juga menjaga kesehatan jiwa dan tubuh.

Menyucikan Hati untuk Kesehatan Jiwa dan Raga

Ulama mengajarkan langkah praktis untuk mengikis iri. Pertama, perbanyak syukur agar hati merasa cukup. Kedua, doakan kebaikan bagi orang lain agar hati lapang. Ketiga, zikir dan tilawah untuk menenangkan saraf dan menurunkan stres. Keempat, pilih lingkungan positif yang mendorong motivasi, bukan iri.

Dengan cara itu, seorang Muslim bisa menumbuhkan hati bersih. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.” Hadis ini menegaskan pentingnya hati. Hati yang bersih melahirkan jiwa sabar, ikhlas, dan penuh kasih.

Kopi Bagi Ibu Hamil dan Menyusui: Antara Kenikmatan dan Amanah Menjaga Kehidupan

Akhirnya kita paham bahwa iri dengki benar-benar berbahaya. Ia merusak iman, melemahkan tubuh, dan menghancurkan hubungan sosial. Islam menawarkan terapi batin melalui syukur, doa, zikir, dan pergaulan baik. Jiwa yang sehat otomatis menumbuhkan raga kuat. Pandangan ini berlaku sepanjang zaman, di mana pun seorang Muslim hidup.

Iri dengki tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga melemahkan kesehatan jiwa dan raga. Islam mengajarkan pembersihan hati melalui syukur, doa, dan zikir. Dengan menjauhi iri, seorang Muslim dapat meraih ketenangan batin, memperkuat imun tubuh, serta menjaga kehidupan yang harmonis dan penuh keberkahan. (Hendri Hasyim)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement