SURAU.CO – Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda, namun nilai cinta dan dakwah selalu menemukan relevansinya. Di tengah derasnya arus globalisasi, Indonesia sebagai bangsa besar membutuhkan pijakan moral yang kuat. Islam Rahmatan lil-‘Alamin hadir sebagai pedoman hidup yang penuh kasih sayang, keadilan, dan kedamaian. Dalam konteks ini, perempuan memainkan peran penting. Mereka bukan sekedar pengasuh generasi, namun juga pengemban dakwah yang mampu menebarkan Islam dengan wajah cinta.
Tulisan ini mengajak kita menelaah bagaimana iklim cinta dan dakwah perempuan bisa menjadi fondasi untuk memperkuat Indonesia, agar tetap berdiri kokoh dalam bingkai Islam Rahmatan lil-‘Alamin.
Cinta sebagai Fondasi Kehidupan
Cinta dalam Islam bukan sekedar rasa emosional, tapi sebuah energi yang menggerakkan kebaikan. Allah tegaskan dalam Al-Qur’an bahwa Dia menciptakan manusia berpasang-pasangan agar terciptalah kasih sayang (QS. Ar-Rum: 21). Kasih sayang ini meluas, tidak hanya sebatas pada hubungan suami-istri, tetapi juga mencakup hubungan sosial, pendidikan, dan dakwah.
Perempuan, dengan fitrah kelembutan dan kasihnya, memegang peran besar dalam menyebarkan cinta ini. Dari rumah tangga, mereka menanamkan nilai kasih sayang kepada anak. Dari masyarakat, mereka menjadi sumber empati dan penyambung keharmonisan. Cinta yang mereka tebarkan menjadi landasan moral untuk membangun bangsa.
Dakwah Perempuan: Dari Rumah ke Ranah Publik
Dakwah perempuan bukanlah hal baru. Sejak zaman Rasulullah ﷺ, perempuan sudah tampil dalam barisan penopang dakwah Islam. Khadijah binti Khuwailid mendukung Rasulullah dengan keteguhan hati dan materi. Aisyah radhiyallahu ‘anha menjadi referensi ilmu bagi banyak sahabat. Sumayyah binti Khayyat bahkan mengorbankan nyawanya demi mempertahankan iman.
Di Indonesia, sejarah juga mencatat peran perempuan dalam dakwah. Laksamana Malahayati memimpin armada laut Aceh dengan semangat jihad. Nyai Ahmad Dahlan membangun Aisyiyah sebagai wadah perempuan untuk berdakwah di bidang pendidikan dan sosial. Hingga kini, peran perempuan dalam dakwah terus berkembang, baik melalui majelis taklim, organisasi masyarakat, maupun media digital.
Perempuan memiliki keunikan dalam berdakwah. Mereka menyampaikan Islam dengan kelembutan, kesabaran, dan pendekatan personal. Hal ini membuat pesan dakwah lebih mudah diterima, terutama di tengah masyarakat yang beragam.
Kurikulum Cinta: Pendidikan yang Membebaskan
Kurikulum cinta merupakan pola pendidikan yang mengedepankan nilai kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap sesama. Perempuan berperan besar dalam menyusun dan mengajarkannya.
Seorang ibu, misalnya, mengajarkan anaknya untuk berdoa sebelum tidur, berbagi makanan dengan tetangga, dan menyayangi binatang. Itu adalah bentuk nyata kurikulum cinta. Dari kebiasaan sederhana itu lahirlah generasi yang berakhlak mulia.
Jika pusaran cinta bercampur dengan ranah publik, maka pendidikan di sekolah dan masyarakat tidak hanya menekan kecerdasan akademis, tetapi juga membentuk karakter.
Perempuan sebagai Garda Terdepan Literasi Islam
Di era digital, arus informasi sangat deras. Tidak semua informasi mengandung kebenaran. Banyak anak muda terjebak dalam radikalisme, hoaks, atau budaya hedonistik. Di mana perempuan berperan sebagai garda terdepan literasi Islam.
Seorang ibu mengarahkan anak untuk memilih bacaan dan tontonan yang bermanfaat. Seorang guru perempuan bisa menanamkan nilai-nilai Islam yang menyejukkan di ruang kelas. Seorang aktivis dakwah perempuan bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten inspiratif yang menguatkan nilai Islam rahmatan lil-‘alamin.
Allah berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl : 125)
Ayat ini sangat relevan dengan dakwah perempuan yang mengedepankan kelembutan, hikmah dan edukasi, bukan intimidasi. Inilah yang menjadikan peran perempuan sebagai strategi dalam membentengi bangsa dari pengaruh negatif.
Menguatkan Indonesia dalam Bingkai Rahmatan lil-‘Alamin
Islam Rahmatan lil-‘Alamin berarti Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam, tanpa diskriminasi. Konsep ini sangat relevan dengan Indonesia yang majemuk. Keberagaman suku, budaya, dan agama membutuhkan pola interaksi yang penuh toleransi.
Allah berfirman:
“Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya : 107)
Ketika perempuan menebarkan dakwah dengan cinta, mereka sejatinya sedang memperkuat Indonesia. Sebab, cinta menumbuhkan persatuan, dan dakwah membimbing kepada kebaikan. Jika kedua hal ini berjalan beriringan, bangsa Indonesia akan semakin kokoh.
Kekuatan suatu bangsa tidak hanya terletak pada ekonomi dan militer, tetapi juga pada moralitas. Mendekati peran perempuan melalui sinkronisasi cinta dan dakwah menjadi pilar penopang Indonesia.
Tantangan dan Harapan
Meski begitu, peran perempuan tidak selalu mulus. Masih ada stereotip yang meremehkan dakwah perempuan. Masih ada kendala akses pendidikan bagi sebagian perempuan. Terlebih lagi, di era digital, perempuan rentan terhadap paparan arus informasi yang menjerumuskan.
Namun, tantangan itu justru menjadi peluang. Perempuan bisa membuktikan bahwa dakwah mereka tidak kalah penting. Dengan memanfaatkan teknologi, membangun komunitas, dan memperkuat jejaring, perempuan dapat menebarkan Islam Rahmatan lil-‘Alamin lebih luas lagi.
Harapannya, lahirlah generasi perempuan yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga tangguh secara spiritual. Mereka tidak hanya mendidik anak-anaknya, tetapi juga membimbing masyarakat.
Kurikulum cinta dan dakwah perempuan bisa menjadi jalan untuk memperkuat Indonesia. Dengan cinta, perempuan menebarkan kasih sayang. Dengan dakwah, mereka mengajak pada kebaikan. Keduanya menyatu dalam bingkai Islam Rahmatan lil-‘Alamin, menghadirkan wajah Islam yang damai, toleran, dan membahagiakan.
Perempuan adalah tiang peradaban. Jika mereka kuat, maka bangsa akan kuat. Jika mereka menebarkan cinta dan dakwah dengan ikhlas, maka Indonesia akan semakin kokoh dalam bingkai Islam Rahmatan lil-‘Alamin.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
