Opinion
Beranda » Berita » Salafi Berbeda Dengan Shalafusoleh: Bid’ah Bukan Ajaran Imam Syafi’i

Salafi Berbeda Dengan Shalafusoleh: Bid’ah Bukan Ajaran Imam Syafi’i

Salafi Berbeda Dengan Shalafusoleh: Bid'ah Bukan Ajaran Imam Syafi'i
BANTAHAN ATAS KOMENTAR SYUBHAT: “SALAFI ITU BEDA DENGAN SHALAFUSOLEH, BID’AH HANYA ADA DI SALAFI WAHABI, BUKAN AJARAN IMAM SYAFI’I”.

 

 

SURAU.CO – بسم الله الرحمن الرحيم, Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam. Semoga Allah ﷻ menjaga hati kita agar selalu teguh di atas Sunnah Rasulullah ﷺ sampai akhir hayat.

RINGKASAN ISI KOMENTAR : Klaim bahwa “Shalafusoleh” bukan Salafi Wahabi. Membela amalan seperti Yasinan, tahlilan, ziarah kubur dengan bacaan tertentu, dan mengirim doa kepada mayit. Menuduh Salafi sebagai kelompok yang:

1. Mengklaim semua amalan orang lain bid’ah dan sesat.
2. Tidak menerima 4 imam madzhab.
3. Membawa paham baru setelah berkembangnya Islam sebelumnya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

“Kami tegaskan bahwa kami menyampaikan fakta, bukan tuduhan.”

Mengklaim bahwa “Shalafusoleh” berbeda dengan Salafi dan tidak menyebut amalan orang lain bid’ah

Tunjukkan Kesalahannya :

Penulis komentar ini menggunakan istilah “shalafussoleh” tanpa landasan definisi ilmiah yang jelas. Ia memakai istilah “shalafusoleh” untuk kelompok yang tetap melakukan Yasinan, tahlilan, kirim doa, dsb., padahal :

Kita mengenal Salafus Shalih yang asli sebagai para Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in, bukan orang-orang yang menciptakan ritual baru yang tidak pernah mereka contohkan.

Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata: “Salafus Shalih adalah para generasi awal umat ini yang dipuji oleh Rasulullah ﷺ dalam hadits: ‘Sebaik-baik generasi adalah generasiku…’” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam)

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Maka Salafus Shalih tidak mungkin melakukan Yasinan malam Jumat, tahlilan hari ke-7 kematian, atau acara haul tahunan, karena semua itu tidak pernah ada dalam sunnah.

Penjelasan yang benar :

Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (yang dikenal hari ini dengan sebutan Salafi) menyebut amalan seperti :

Tahlilan berjamaah dengan format tertentu,
Yasinan malam Jumat sebagai ritual rutin,
Kirim pahala dengan bacaan tertentu secara berjamaah,

semua itu adalah bid’ah, bukan karena tidak suka, tapi karena tidak ada contoh dari Nabi ﷺ maupun Salafus Shalih.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Rasulullah ﷺ bersabda : “Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan agama ini sesuatu yang tidak darinya, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menuduh Salafi Tidak Mengikuti 4 Madzhab

Tunjukkan Kesalahannya :

Ini adalah fitnah murahan yang sering dilontarkan oleh orang-orang yang tidak paham bagaimana manhaj Salaf bekerja.
Salafi menghormati dan mengambil ilmu dari para imam madzhab, termasuk Imam Syafi’i.
Tapi Salafi tidak fanatik pada satu madzhab.

Madzhab tidak dijadikan “agama kelima” yang tak boleh diselisihi.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata : “Jika suatu hadits shahih bertentangan dengan pendapatku, maka buanglah pendapatku dan ambillah hadits tersebut.” (Lihat Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab, 1/63)

Maka Salafi berkata :

“Jika perkataan Imam Syafi’i bertentangan dengan hadits shahih, maka kami dahulukan hadits — sebagaimana wasiat beliau sendiri.”

Penjelasan yang benar :

Aqidah Salafi bukan “lebih maktub” dari imam 4 madzhab, tapi lebih murni karena langsung kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Salaf, tidak taklid buta.
Ulama-ulama Salaf seperti Imam Ahmad, Malik, Syafi’i, Abu Hanifah — semuanya menekankan mengikuti dalil, bukan taqlid buta kepada manusia.

Menyatakan bahwa “semua bid’ah sesat” hanya ajaran Salafi Wahabi

Tunjukkan Kesalahannya :

Kalimat “kullu bid’atin dholalah” = setiap bid’ah itu sesat
Bukan buatan “Salafi Wahabi”, tapi sabda langsung dari Nabi Muhammad ﷺ.

“Setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Muslim no. 867, hadits shahih)

Maka siapa pun yang mengatakan : “Tidak semua bid’ah itu sesat.”

Dia telah membantah sabda Nabi ﷺ secara terang-terangan, walaupun mungkin dia tidak sadar.

Penjelasan yang benar :

Salafi mengatakan semua bid’ah adalah sesat bukan karena benci, tapi karena mengikuti perintah Nabi ﷺ.

Jika ada perbuatan agama yang :

Tidak ada contohnya dari Nabi ﷺ,
Tidak dicontohkan oleh para sahabat,
Dilakukan dengan tata cara baru dalam urusan ibadah,

Maka itu adalah bid’ah dan sesat, walaupun pelakunya orang baik.

Imam Malik rahimahullah berkata : “Barang siapa yang mengada-adakan dalam Islam sesuatu yang dia anggap baik, maka sungguh dia telah menuduh Nabi ﷺ berkhianat, karena Allah ﷻ telah berfirman : ‘Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian…’” (QS. Al-Ma’idah: 3)

LOGIKA SYUBHAT : Jika tahlilan, Yasinan, kirim doa kolektif itu benar, mengapa tak pernah dilakukan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali ?Apakah mereka lebih bodoh dalam agama dari pada tokoh zaman sekarang ? Tentu tidak.

Justru menyatakan bahwa amalan seperti itu benar adalah menyatakan bahwa para sahabat kurang lengkap dalam beragama, dan ini adalah penghinaan terselubung terhadap generasi terbaik umat ini.

KESIMPULAN : Salafi bukan anti madzhab, tapi anti taqlid

Salafi bukan pembuat ajaran baru, tapi penjaga warisan Nabi dan para Sahabat.
Salafi menolak bid’ah bukan karena merasa paling benar, tapi karena Nabi ﷺ yang memerintahkan demikian.

Rasulullah ﷺ Bersabda : “Setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. An-Nasa’i dan lainnya, hadits shahih)

Semoga Allah menjaga hati kita dari fanatisme buta, membimbing kita untuk jujur dalam beragama, dan memberi kita taufik untuk mencintai sunnah Rasulullah ﷺ dan jalan para Sahabatnya.

Pentingnya ILMU Agama yang benar

ILMU sebelum amal ! Jangan beribadah hanya ikut-ikutan, tapi ikutilah dalil yang shahih.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita penuntut ILMU yang istiqamah di jalan-Nya. Sebarkan artikel ini agar lebih banyak kaum muslimin yang tercerahkan dengan ILMU yang benar.

Belajar dari ustadz Ahlus Sunnah yang AMANAH dalam menyampaikan dalil. Wallāhu A‘lam, Ustad Firanda Andirja Hafidzahullah. (Eya Chaca)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement