SURAU.CO – Bulan Rabiulawal senantiasa membawa semangat baru. Umat Islam seluruh dunia merayakannya sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maka, momen ini tepat untuk memperbanyak shalawat. Kita pun menyampaikan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Ini adalah ungkapan cinta tulus kepada pribadi sempurna.
“اللهمَّ صَلِّ وسَلُّم على سَيِّدنا محمَّد النَبِيِّ والرَسـول واَهلِ بَيتِه الطاهرين واصحابه الكِرام”
Di samping memperbanyak shalawat, bulan Rabiulawal juga adalah kesempatan emas. Kita dapat membaca kembali sirah nabawiyah. Ini membantu kita meneladani perilaku agung beliau. Akhlak mulia beliau menjadi warisan tak ternilai bagi umat. Selanjutnya, bulan ini menjadi waktu muhasabah diri. Kita perlu mengevaluasi perilaku kita. Apakah sudah sesuai dengan jejak langkah Rasulullah? Al-Qur’an sendiri menegaskan posisi Rasulullah. Beliau adalah uswatun hasanah, teladan terbaik. Siapa pun menginginkan kebahagiaan dunia akhirat. Mereka harus mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Rasulullah SAW sebagai Insan Kamil: Manusia Sempurna
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ”
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (Al-Aḥzāb:21).
Ayat ini, dengan demikian, menjadi fondasi utama. Imam Ibnu Katsir kemudian menjelaskan maknanya. Ia berkata: “Ayat ini merupakan dasar pokok dalam meneladani Rasulullah Saw, baik dalam ucapan-ucapannya, perbuatan-perbuatannya, maupun keadaan-keadaan-Nya.” Ini menunjukkan pentingnya mencontoh setiap aspek kehidupan beliau. Nabi Muhammad SAW adalah model ideal manusia. Beliau mencerminkan kesempurnaan akhlak dan rohani.
Di sisi lain, Murtadha Muthahhari, seorang filsuf terkemuka, punya pandangan menarik. Dalam karyanya “Manusia Sempurna”, ia kemudian mengemukakan ide penting. Mengenali manusia sempurna berarti memuliakan individu nyata. Individu ini terdidik berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pengetahuan tentang manusia sempurna tidaklah dangkal. Ini bukan sekadar tahu identitas luarnya. Ia mencakup pengenalan kepribadian mendalam. Dari pemahaman ini, kita menjadikannya teladan. Kita menerima beliau sebagai pemimpin dan imam hidup.
Lebih lanjut, Muthahhari menegaskan dimensi praktisnya. Pengetahuan manusia sempurna amat penting. Tujuannya agar umat Islam menapaki jalan Islam. Mereka dapat menjadi muslim paripurna. Konsep manusia sempurna bukan sekadar teori abstrak. Ia adalah landasan membangun masyarakat Islam sejati. Sarjana Iran ini mencontohkan Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah manusia sempurna dalam Islam.
Pendidikan Ilahi Sang Nabi
Tentu saja, kita semua tahu Nabi SAW adalah seorang rasul. Allah telah memilihnya dari seluruh makhluk. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan risalah Allah. Maka dari itu, sejak kelahirannya, Allah mendidiknya langsung. Wahyu-wahyu Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Malaikat Jibril AS menyampaikannya. Pendidikan langsung dari Tuhan ini menjadikan beliau istimewa. Setiap ucapan dan tindakan beliau adalah cerminan kehendak Ilahi.
Pendidikan ilahi ini, tentu saja, membentuk karakter beliau. Kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan, misalnya, terukir jelas dalam diri beliau. Beliau bahkan menunjukkan kasih sayang luar biasa. Ini berlaku bahkan kepada mereka yang memusuhinya. Justru, beliau tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, beliau membalasnya dengan kebaikan. Ini adalah wujud nyata dari ajaran luhur Al-Qur’an. Selain itu, ini juga menunjukkan puncak dari seorang Insan Kamil.
Al-Qur’an: Pedoman Universal yang Abadi
Al-Qur’an, sebagai pedoman hidup, adalah kitab suci yang sempurna. Ia adalah kitab yang paripurna dan abadi. Di dalamnya, terkandung banyak petunjuk dan tuntunan. Ini berlaku universal bagi umat manusia. Baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Syaikh Wahbah Al-Zuhayli, misalnya, menegaskan hal ini. Dalam karyanya, Al-Qur’ān al-Karīm: Bunyatuh al-Tasyrī’iyyah wa Khashā’iṣuh al-Ḥaḍarīyyah, ia menulis:
“Sesungguhnya Al-Qur’an al-Karim bukanlah kitab bagi kaum muslimin semata, melainkan merupakan undang-undang/aturan kehidupan manusia bagi seluruh alam. Hal itu karena di dalamnya terkandung prinsip-prinsip keabadian dan keberlangsungan, keluhuran dan kemajuan, keluasan dan ketercakupan. Al-Qur’an bersifat universal karena ia adalah kalam Allah SWT dan wahyu-Nya yang abadi hingga hari kiamat.”
Pernyataan ini, jelas, menggarisbawahi universalitas Al-Qur’an. Ajaran-ajarannya terbukti relevan sepanjang masa. Kitab suci ini memberikan solusi untuk setiap masalah. Ini berlaku terlepas dari latar belakang budaya atau zaman tertentu. Dengan demikian, Al-Qur’an bukan sekadar buku sejarah. Ia adalah konstitusi hidup yang lengkap. Rasulullah SAW sendiri mengajarkan Al-Qur’an melalui contoh nyata. Seluruh kehidupannya adalah interpretasi berjalan dari ajaran ilahi.
Mewujudkan Keteladanan dalam Kehidupan Sehari-hari
Maka, meneladani Rasulullah SAW adalah tugas kita bersama. Ini berarti kita harus memahami ajaran beliau. Kemudian, kita menerapkannya dalam tindakan nyata. Pertama-tama, kita harus meniru akhlaknya. Kejujuran, amanah, dan tawadhu adalah intinya. Kedua, kita juga harus mengikuti sunnahnya. Ini meliputi aspek ibadah dan muamalah. Ketiga, kita perlu menyebarkan risalah Islam. Kita melakukannya dengan hikmah serta teladan baik.
Rasulullah SAW sendiri mengajarkan pentingnya pendidikan. Beliau mendidik para sahabat dengan penuh kesabaran. Beliau membimbing mereka hingga menjadi generasi terbaik. Oleh karena itu, kita harus mencontoh semangat ini. Kita perlu terus belajar dan mengajarkan kebaikan kepada sesama. Momen seperti Rabiulawal ini, sesungguhnya, mengingatkan kita. Kita memiliki teladan sempurna dalam diri beliau. Keteladanan beliau adalah mercusuar yang membimbing kita. Ini membimbing kita menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan. Semoga kita semua selalu mampu meneladani beliau dalam setiap aspek kehidupan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
