Khazanah
Beranda » Berita » Kebhinnekaan adalah Rahmat: Sumber Kekuatan

Kebhinnekaan adalah Rahmat: Sumber Kekuatan

Kebhinnekaan adalah Rahmat: Sumber Kekuatan
Ilustrasi Kebhinnekaan

SURAU.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan dengan perbedaan. Perbedaan itu hadir dalam banyak bentuk: cara berpikir, kebiasaan, bahasa, pilihan hidup, bahkan keyakinan. Ada orang yang menganggap perbedaan sebagai masalah. Mereka menganggapnya sebagai ancaman yang dapat memicu konflik. Padahal, jika kita mau membuka mata dan hati, perbedaan justru bisa menjadi Rahmat.

Sejak awal, manusia memang diciptakan berbeda. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan adalah bagian dari rencana Tuhan, bukan sesuatu yang perlu ditolak. Kita lahir di keluarga yang berbeda, tumbuh di lingkungan yang berbeda, dan memperoleh pengalaman yang tidak sama. Semua itu membentuk cara pandang yang unik pada setiap orang.

Ketika kita memahami bahwa perbedaan adalah keniscayaan, kita akan berhenti memaksakan keseragaman. Justru dari situlah muncul peluang untuk saling belajar, saling menguatkan, dan saling melengkapi.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Mengapa Perbedaan Sering Menjadi Konflik?

Meski perbedaan adalah hal yang wajar, kenyataannya tidak jarang perbedaan melahirkan pertentangan. Ada sebab beberapa mengapa hal ini terjadi. Pertama, karena ego manusia. Banyak orang yang ingin pendapatnya selalu dianggap benar. Ketika orang lain memiliki pandangan berbeda, ia merasa terancam. Kedua, karena kurangnya pemahaman. Banyak konflik muncul karena prasangka dan informasi yang salah. Ketiga, karena kurangnya keterampilan dalam berdialog. Orang mudah marah dan kecewa, padahal seharusnya mereka bisa berdiskusi dengan tenang.

Rasulullah SAW pernah mengingatkan:

“Perbedaan pendapat di antara umatku adalah rahmat.” (HR.al-Baihaqi).

Hadis ini menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk bermusuhan, melainkan peluang untuk menemukan hikmah dan rahmat.

Belajar dari Alam

Alam memberi kita pelajaran berharga tentang indahnya perbedaan. Coba kita lihat taman bunga. Taman itu indah bukan karena semua bunga sama, melainkan karena bunga-bunga berbeda warna, bentuk, dan ukuran. Bayangkan jika seluruh bunga hanya berwarna putih, tentu keindahannya berkurang. Sama halnya dengan kehidupan manusia. Keindahan lahir justru karena adanya perbedaan.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Begitu juga tubuh manusia. Mata tidak sama dengan tangan, dan kaki berbeda dengan telinga. Namun, justru karena berbeda, mereka dapat bekerja sama sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik. Jika semua anggota tubuh sama, manusia tidak bisa hidup dengan normal. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang mendukung harmoni.

Perbedaan juga membuka kesempatan besar untuk belajar. Ketika kita berbeda pendapat dengan orang lain, kita bisa meninjau kembali cara berpikir kita. Mungkin saja ada hal yang selama ini kita abaikan. Perbedaan juga membuat kita lebih rendah hati, karena kita sadar bahwa tidak ada manusia yang tahu segalanya.

Dalam dunia pendidikan, perbedaan sangatlah penting. Anak-anak yang belajar di lingkungan yang beragam akan lebih terbuka terhadap berbagai cara pandang. Mereka belajar menghargai orang lain, meski tidak selalu setuju. Dari situ tumbuh sikap toleran yang menjadi penting dalam kehidupan sosial.

Menjadikan Perbedaan sebagai Rahmat

Perbedaan menjadi rahmat jika kita mampu menjadikannya sebagai jalan untuk mempererat persaudaraan, memperluas pengetahuan, dan memperindah kehidupan. Kita tidak mungkin menghapus perbedaan, tetapi kita bisa memilih sikap yang benar. Dengan cara itu, kita bisa mengubah potensi konflik menjadi sumber kekuatan.

Perbedaan adalah rahmat, bukan tempat berkonflik. Ia bagaikan warna-warni pelangi yang memperindah langit setelah hujan. Mari kita jadikan perbedaan sebagai jembatan, bukan perpisahan. Dengan begitu, kita dapat hidup damai, saling menghormati, dan bersama-sama meraih kebahagiaan.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu bagaikan sebuah bangunan, yang bagian-bagiannya saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa keberagaman umat hendaknya menjadi penopang, bukan penghalang persatuan

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement