Memakmurkan Masjid: Bukti Iman dan Amal Saleh.
SURAU.CO – Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir…” (QS. At-Taubah: 18)
Ayat ini memberikan pesan yang sangat dalam tentang siapa sejatinya orang yang berhak disebut ahli masjid. Bukan semata-mata mereka yang sering hadir secara fisik, tetapi mereka yang benar-benar menghidupkan masjid dengan iman, ibadah, dan amal saleh.
Makna Memakmurkan Masjid
Memakmurkan masjid (i’mar al-masajid) tidak hanya sebatas membangun fisiknya, mempercantik arsitekturnya, atau meramaikan dengan banyaknya jamaah.
Makmur berarti masjid itu menjadi pusat kehidupan umat, tempat beribadah, belajar, bermusyawarah, mengokohkan ukhuwah, dan menumbuhkan kesadaran akan Allah ﷻ.
Rasulullah ﷺ menjadikan masjid Nabawi sebagai pusat peradaban Islam. Dari sanalah beliau mengatur strategi dakwah, mengajarkan ilmu, menguatkan solidaritas kaum muslimin, hingga membina generasi sahabat yang kemudian membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.
Syarat Orang yang Bisa Memakmurkan Masjid
Ayat ini menegaskan bahwa yang benar-benar bisa memakmurkan masjid hanyalah orang-orang beriman kepada Allah dan hari akhir. Mengapa? Karena hanya dengan iman yang kokoh seseorang mau meluangkan waktunya, tenaganya, hartanya, bahkan pikirannya demi masjid.
Orang beriman tahu bahwa setiap langkah menuju masjid adalah pahala, setiap detik duduk dalam majelis ilmu adalah keberkahan, setiap tetes keringat membersihkan rumah Allah adalah amalan yang akan ditimbang di akhirat.
Masjid Sebagai Pusat Peradaban: Sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan umat Islam selalu berawal dari masjid. Dari masjid lahir para pemimpin, ulama, dan pejuang. Masjid bukan sekadar tempat shalat, melainkan jantung kehidupan umat.
Ketika masjid sepi, umat kehilangan arah. Tetapi ketika masjid hidup dengan ibadah, kajian, dan kegiatan sosial, umat menjadi kuat dan terhormat.
Tugas Kita di Zaman Sekarang
Di era modern, banyak masjid megah berdiri di kota-kota, namun sebagian masih kosong dari jamaah. Ada yang hanya ramai saat Jum’at atau Ramadhan. Padahal, memakmurkan masjid berarti menghidupkan ruh ibadah di dalamnya:
Menegakkan shalat berjamaah.
Mengisi dengan kajian ilmu.
Menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pendidikan.
Mengembangkan program sosial, seperti santunan dhuafa dan beasiswa anak yatim.
Setiap muslim punya peran: ada yang berperan sebagai penggerak jamaah, ada yang sebagai pengajar, ada yang sebagai donatur, ada pula yang dengan sederhana menjaga kebersihan masjid. Semua itu bernilai ibadah di sisi Allah ﷻ.
Motivasi dari Hadits Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Barang siapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini bukan hanya tentang membangun fisik masjid, tetapi juga tentang berkontribusi dalam menjaga dan selalu menghidupkan masjid.
Setiap kontribusi, sekecil apapun, adalah jalan menuju surga.
Penutup: Selalu Mencintai Masjid
Memakmurkan masjid adalah cermin iman kita kepada Allah ﷻ. Masjid yang hidup akan melahirkan umat yang kuat, sedangkan masjid yang sepi adalah tanda melemahnya iman umat.
Maka mari kita bertanya pada diri sendiri: apa peran kita dalam memakmurkan masjid?
Apakah kita sekadar pengunjung musiman, atau benar-benar menjadi bagian dari penggerak yang menghidupkannya?
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu mencintai masjid, sehingga kelak termasuk dalam golongan yang mendapat naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan-Nya. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat, oleh: Tengku Iskandar, M. Pd
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
