Hidup, Masalah, dan Kematian: Renungan atas Sebuah Kepastian.
SURAU.CO – Hidup adalah perjalanan panjang yang tidak pernah lepas dari ujian. Setiap manusia, dari yang muda hingga tua, dari yang miskin hingga kaya, semuanya pasti diuji dengan berbagai bentuk kesulitan. Sebagian orang menganggap masalah adalah musibah, sebagian lagi melihatnya sebagai tantangan, dan ada pula yang memandangnya sebagai jalan menuju kedewasaan.
Kalimat bijak yang disampaikan Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah mengingatkan kita:
> “Hidup itu berpindah dari masalah satu ke masalah berikutnya, hingga kita bertemu dengan masalah yang tidak ada solusinya bernama kematian.”
Kalimat ini sederhana, tetapi mengandung makna mendalam. Mari kita renungkan bersama.
Hidup adalah Rangkaian Ujian
Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:
> “Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Ayat ini menegaskan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Tidak ada manusia yang terbebas dari masalah. Bedanya, bentuk ujian itu beragam: ada yang diuji dengan sakit, ada yang diuji dengan rezeki yang sempit, ada pula yang diuji dengan kelimpahan harta dan jabatan.
Masalah demi masalah itu justru mengingatkan kita bahwa dunia bukanlah tempat bersenang-senang. Dunia adalah ladang ujian, tempat untuk membuktikan keimanan dan kesabaran kita.
Masalah Membentuk Kematangan
Jika kita mau jujur, masalahlah yang membentuk diri kita hari ini. Tanpa masalah, kita tidak akan belajar arti perjuangan. Tanpa ujian, kita tidak akan merasakan betapa berharganya nikmat Allah ketika masalah itu selesai.
Seseorang yang kehilangan pekerjaan mungkin merasa dunia runtuh. Namun, dari situlah ia belajar berusaha lebih gigih, mengasah kreativitas, dan akhirnya menemukan jalan baru yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.
Begitulah hidup: berpindah dari satu masalah ke masalah berikutnya. Tetapi setiap masalah bukanlah akhir, melainkan jembatan untuk tumbuh lebih kuat.
Kematian, Masalah Tanpa Solusi Duniawi
Ada satu “masalah” besar yang pasti datang kepada semua manusia: kematian. Inilah satu-satunya masalah yang tidak ada solusi duniawinya. Tidak ada teknologi, jabatan, atau kekayaan yang bisa menghentikan kematian ketika ia datang.
Allah ﷻ berfirman:
> “Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu akan dikembalikan.”
(QS. Al-Ankabut: 57)
Kematian adalah pintu menuju alam berikutnya. Jika di dunia kita bisa mencari solusi dari masalah dengan ikhtiar, doa, dan bantuan orang lain, maka menghadapi kematian hanya ada satu bekal: amal shalih.
Menyikapi Hidup dengan Bijak
Jika kita sadar bahwa hidup adalah rangkaian masalah, dan kematian adalah ujung yang pasti, maka sikap kita seharusnya bukan mengeluh, tetapi bersyukur dan bersabar.
Bersyukur ketika masalah selesai, karena itu pertolongan Allah.
Bersabar ketika masalah datang, karena itu tanda Allah ingin mengangkat derajat kita.
Bertaqwa sepanjang hidup, karena hanya itu bekal saat kita menghadapi kematian.
Dengan cara ini, kita tidak lagi melihat masalah sebagai beban, tetapi sebagai cara Allah mendidik kita agar semakin matang dan siap menghadapi kepastian terbesar, yakni kematian.
Bekal Terbaik Menghadapi Kematian
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa manusia yang cerdas bukanlah yang sukses di dunia saja, melainkan yang mempersiapkan diri untuk akhirat.
Bekal terbaik bukan harta, bukan kedudukan, melainkan iman, amal shalih, dan ketakwaan.
Penutup: Pintu Menuju Kehidupan Kekal di Sisi Allah
Hidup memang tidak akan pernah lepas dari masalah. Dari kecil hingga tua, kita berpindah dari satu ujian ke ujian lainnya. Semua itu berakhir pada satu titik: kematian.
Maka, alih-alih takut dengan masalah, mari kita hadapi dengan iman dan sabar. Karena setiap masalah adalah tanda cinta Allah untuk mendekatkan kita kepada-Nya. Dan kematian, meski menjadi “masalah” terakhir di dunia, sejatinya adalah pintu menuju kehidupan kekal di sisi Allah.
Renungan: Apakah kita sudah menyiapkan bekal terbaik untuk menghadapi masalah yang tak terelakkan bernama kematian. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat, (Tengku Iskandar, M. Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
