SURAU.CO. – Allah SWT menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang taat menjalankan ibadah, menaati perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Janji ini tidak hanya berlaku bagi siapa saja yang beriman dan beramal saleh. Kisah Ummu Muti’ah, seorang perempuan dari kalangan biasa menjadi penghuni surga pertama setelah Ummahatul Mukminin, istri-istri Rasulullah SAW. Bahkan Sayyidah Fatimah az-Zahra, putri kesayangan Rasulullah SAW, dibuat terkesima oleh keteladanan dan kesalehan seorang perempuan sederhana ini.
Rasa Penasaran Putri Rasulullah
Sayyidah Fatimah az-Zahra terkenal sebagai perempuan yang sabar, sederhana, tabah, dan penuh ketakwaan. Meskipun ia putri seorang Rasul, ia tidak hidup manja. Justru akhlaknya mulia dan menjadi teladan bagi perempuan muslim sepanjang masa.
Suatu ketika, Fatimah bertanya kepada ayahandanya, Rasulullah SAW, “Wahai ayah, siapakah perempuan pertama yang akan masuk surga setelah Ummahatul Mukminin?” Pertanyaan ini muncul dari rasa ingin tahu Fatimah tentang siapa yang mendapat kedudukan istimewa tersebut. Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Fatimah, perempuan pertama itu adalah Ummu Muti’ah.”
Jawaban tersebut membuat Fatimah penasaran. Ia ingin mengetahui amalan apa yang membuat seorang perempuan sederhana bernama Ummu Muti’ah mendapat kehormatan agung itu. Fatimah pun berkeliling Madinah untuk mencari tahu keberadaan perempuan mulia tersebut. Akhirnya, ia mendapat kabar bahwa Ummu Muti’ah tinggal di pinggiran kota.
Pertemuan Pertama yang Tertunda
Atas izin suaminya, Ali bin Abi Thalib, Fatimah berangkat ke rumah Ummu Muti’ah dengan mengajak anaknya, Hasan. Sesampainya di depan rumah, Fatimah memberi salam. Dari dalam rumah terdengar jawaban lembut seorang perempuan, “Wa’alaikumsalam, siapa di luar?” Fatimah memperkenalkan dirinya sebagai putri Rasulullah SAW. Mendengar hal itu, Ummu Muti’ah bersyukur dan memuji Allah karena rumahnya didatangi putri junjungan alam.
Namun, pintu rumah tidak langsung terbuka. Ummu Muti’ah bertanya lebih lanjut, “Apakah engkau seorang diri atau bersama yang lain?” Fatimah menjawab, “Aku bersama Hasan, putraku.” Mendengar hal itu, Ummu Muti’ah menolak dengan halus, “Maaf, aku tidak bisa membuka pintu. Aku belum mendapat izin dari suamiku untuk menerima tamu laki-laki, meskipun dia masih anak-anak.”
Fatimah sempat menjelaskan bahwa Hasan masih kecil, namun Ummu Muti’ah tetap teguh pada pendiriannya. “Walaupun anak-anak, dia tetap lelaki. Besok saja engkau datang kembali setelah aku mendapat izin suamiku,” jawabnya.
Sikap tegas ini menunjukkan betapa taatnya Ummu Muti’ah kepada aturan yang diajarkan Rasulullah SAW, bahwa seorang istri tidak boleh menerima tamu laki-laki tanpa izin suami. Fatimah pun pulang dengan akan Kembali esok hari.
Ujian Kedua yang Mengagumkan
Keesokan harinya, Fatimah kembali berkunjung, kali ini bersama Hasan dan Husein. Ia berharap Ummu Muti’ah sudah mendapat izin dari suaminya. Namun, lagi-lagi pintu rumah tidak terbuka. Ummu Muti’ah menjelaskan bahwa suami hanya memberi izin untuk menerima Hasan, bukan Husein.
Fatimah dibuat sangat mengagumkan. Ia menyadari bahwa keteguhan hati perempuan ini bukanlah sikap keras kepala, melainkan wujud kepatuhan yang tinggi kepada suami. Ummu Muti’ah menunjukkan bahwa ketaatan seorang istri kepada suami merupakan bentuk ketaatan kepada Allah, selama suami tidak memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan syariat.
Rahasia Amalan yang Mengantar ke Surga
Pada hari ketiga, Fatimah kembali datang bersama kedua putra. Kali ini, mereka dipersilakan masuk. Di dalam rumah, Fatimah menyaksikan pemandangan yang membuatnya terharu. Ummu Muti’ah tampak berdandan rapi, mengenakan pakaian terbaik, serta memakai wewangian. Ia sedang bersiap menyambut kedatangan suami yang sebentar lagi pulang bekerja.
Fatimah memperhatikan bagaimana Ummu Muti’ah menyiapkan segala sesuatu untuk suaminya. Ia telah menata pakaian ganti yang bersih, membimbing suaminya ke kamar mandi, hingga menyiapkan hidangan makanan dan minuman hasil masakannya sendiri. Tidak hanya itu, setelah semuanya selesai, Ummu Muti’ah bahkan menyerahkan sebuah cambuk kepada suaminya sambil berkata, “Wahai suamiku, seharian aku telah memasak makanan dan minuman ini. Jika kamu tidak menyukainya, maka cambuklah aku.”
Mendengar kata itu, Fatimah menitikkan air mata. Ia menyadari betapa dalamnya ketulusan dan kesalehan seorang perempuan bernama Ummu Muti’ah. Tidak heran bila Rasulullah SAW menempatkannya sebagai perempuan pertama yang masuk surga setelah istri-istri beliau.
Pelajaran dari Ummu Muti’ah
Kisah ini memberi banyak pelajaran berharga bagi umat Islam, khususnya bagi para perempuan. Ummu Muti’ah bukanlah perempuan dari kalangan bangsawan, bukan pula orang kaya raya, melainkan perempuan biasa. Namun, keteguhan imannya, ketulusannya dalam berbakti kepada suami, serta keteladanannya dalam menjaga kehormatan rumah tangga, menjadikannya mendapat kedudukan mulia di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seorang perempuan melaksanakan shalat lima waktunya, berpuasa pada bulannya, menjaga kemaluannya, serta menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban)
Hadis ini sejalan dengan amalan Ummu Muti’ah. Ia menjalankan kewajiban ibadahnya kepada Allah, sekaligus menunjukkan pengabdian yang tulus kepada suaminya. Dengan demikian, ketaatan yang sederhana, jika dilakukan dengan ikhlas, dapat mengangkat derajat seseorang hingga mencapai surga.
Relevansi untuk Perempuan Muslim Masa Kini
Ketaatan Ummu Muti’ah bukan berarti menjamin kepatuhan namun tanpa berpikir. Rasulullah SAW selalu menekankan bahwa seorang istri wajib menaati suami selama tidak diperintahkan kepada sesuatu yang maksiat. Artinya, ketaatan yang diajarkan Islam adalah ketaatan yang tetap berada dalam koridor syariat.
Bagi perempuan masa kini, kisah Ummu Muti’ah tetap relevan sebagai inspirasi. Di tengah dunia modern yang penuh tantangan, menjaga keharmonisan rumah tangga dengan menghormati pasangan menjadi kunci utama. Perempuan bisa meneladani ketulusan, kesederhanaan, dan sikap tawaduk Ummu Muti’ah dalam mendampingi suaminya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
