SURAU.CO – Pendahuluan. Sanggar sosial merupakan salah satu bentuk pendidikan nonformal yang hadir di tengah masyarakat sebagai ruang pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan. Ia tidak hanya berfungsi sebagai tempat transfer pengetahuan, melainkan juga ruang dialog, refleksi, dan aksi sosial; oleh karena itu, peranannya sangat krusial dalam membentuk kesadaran kritis dan mendorong perubahan positif di masyarakat. Selanjutnya, fungsi ini memungkinkan individu untuk saling berbagi pengalaman dan memperkuat ikatan komunitas.
Penyuluh Agama Islam Kabupaten Lamongan menginisiasi Gerakan Sanggar Sosial sebagai Media Penyuluhan karena melihat kondisi nyata di masyarakat. Kondisi sosial yang beragam mulai dari anak yatim yang membutuhkan dukungan, lansia yang memerlukan pendampingan, hingga kaum perempuan yang perlu akses pemberdayaan ekonomi menjadi alasan utama lahirnya gagasan ini; maka dari itu, inisiatif ini sangat responsif terhadap kebutuhan masyarakat setempat. Selanjutnya, upaya ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret bagi berbagai tantangan sosial yang dihadapi.
Dalam konteks tersebut hadir Sanggar Sosial Darul Aitam Al Khoiriyah, sebuah inisiatif sosial yang menggabungkan nilai-nilai pendidikan, spiritualitas, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Landasan teoretis yang digunakan adalah Teori Pemberdayaan (Empowerment Theory) dari Paulo Freire (1970). Teori ini menekankan pentingnya pendidikan dialogis, kesadaran kritis (conscientization), dan peran aktif masyarakat sebagai subyek dalam membangun kehidupannya.
Visi dan Misi
Visi: Mewujudkan masyarakat yang berdaya, mandiri, dan berakhlak mulia melalui pendidikan, pendampingan sosial, dan pemberdayaan ekonomi.
Misi:
1. Menjadi wadah pembinaan anak yatim agar tumbuh percaya diri dan mandiri; dengan demikian, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan potensi diri dan meraih masa depan yang lebih cerah. Selain itu, proses pembinaan ini juga membantu mereka membangun keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
2. Memberikan ruang aktualisasi bagi lansia untuk tetap produktif dan bermartabat.
3. Mengembangkan potensi ekonomi perempuan melalui program pemberdayaan berbasis syariah.
Program Utama Darul Aitam Al Khoiriyah
1. Sanggar Anak Yatim
Kursus Smart Mathematic sebagai program unggulan akademik.
Program Tahfidz Bilingual (bahasa Arab dan Inggris) bekerja sama dengan Excellent Qur’an.
2. Sanggar Lansia
Program Lansia Produktif (kerajinan tangan) bekerja sama dengan Komunitas UMKM.
Pendampingan spiritual untuk menjaga kesehatan batin dan semangat hidup.
Pendampingan kesehatan bekerja sama dengan Perawat Puskesmas.
3. Sanggar Bunda (Pemberdayaan Ekonomi Perempuan)
Unit Simpan Pinjam Modal Usaha (USP) berbasis komunitas.
Kerja sama dengan Bank Syari’ah (BPRS).
Prestasi yang Telah Dicapai
Keberadaan sanggar ini tidak hanya berupa program belaka, melainkan telah melahirkan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat; oleh karena itu, kontribusinya sangat dirasakan dalam meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Selain itu, sanggar ini juga menjadi wadah penting bagi pengembangan potensi lokal dan peningkatan kesadaran sosial, sehingga masyarakat merasa lebih terhubung dan termotivasi untuk berkontribusi dalam pembangunan komunitas. Beberapa capaian prestasi penyuluh agama melalui Sanggar Sosial Darul Aitam Al Khoiriyah antara lain:
1. Sanggar Anak Yatim
Telah mencetak 50 anak yatim menjadi mandiri.
70% melanjutkan kuliah S1 dengan berbagai beasiswa seperti Beasiswa Perintis, KIP Kuliah, dan program lainnya.
30% terserap di dunia kerja sesuai bidang keterampilannya.
Salah satu anak yatim berhasil meraih Juara 5 Besar Nasional Olimpiade Matematika Yatim Tingkat Nasional jenjang MI/SD, sekaligus memperoleh Golden Ticket Beasiswa Penuh sampai S1.
2. Sanggar Lansia
60 lansia berhasil memahami praktik sholat dalam kondisi darurat sesuai tuntunan fiqh.
15 lansia mampu mengembangkan usaha kerajinan tangan, sehingga lebih produktif di usia senja.
3. Sanggar Bunda (Janda & Perempuan Produktif)
Terdistribusi pinjaman modal usaha kepada lebih dari 35 Wanita pencari Nafkah Utama (Bunda dari anak Yatim)
Dana tersebut telah membantu banyak Wanita Pencari Nafkah Utama (Bunda dari anak Yatim) membangun usaha kecil berbasis syariah.
Tujuan Program
Memberikan pendidikan tambahan, penguatan spiritual, dan keterampilan hidup.
Mendorong kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya ibu-ibu.
Memperkuat solidaritas sosial antarwarga, anak yatim, lansia, dan perempuan.
Dampak yang Diharapkan:;Dengan menjalankan program-program tersebut, Darul Aitam Al Khoiriyah diharapkan mampu menciptakan:
Anak yatim yang cerdas, percaya diri, dan mandiri.
Lansia yang sehat, produktif, dan bermartabat.
Perempuan (bunda) yang berdaya secara ekonomi melalui usaha mandiri.
Masyarakat yang memiliki kesadaran kritis, solidaritas sosial, dan kemandirian ekonomi.
Penutup: Menuju Masyarakat Mandiri dan Bermartabat
Darul Aitam Al Khoiriyah bukan sekadar lembaga sosial, melainkan sanggar pemberdayaan yang memadukan pendidikan, spiritualitas, dan ekonomi dalam satu kesatuan.
Dengan landasan Teori Pemberdayaan Paulo Freire, sanggar ini hadir sebagai ruang transformasi yang menjadikan masyarakat bukan hanya obyek, melainkan subyek perubahan.
Gerakan ini lahir dari kepedulian Penyuluh Agama Islam Kabupaten Lamongan dalam membaca realitas sosial umat, dan telah terbukti melalui prestasi nyata yang dicapai, bahwa sanggar ini mampu menjadi motor penggerak pemberdayaan masyarakat menuju kehidupan yang lebih mandiri dan bermartabat. Dr. Muklis Sanjaya, S.H.I., S.Sos., M.Pd., C.EQ. – Ketua Umum dan Pendiri Pena Da’i Nusantara sekaligus Penyuluh Agama Islam Kabupaten Lamongan Jawa Timur. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
