Kisah
Beranda » Berita » Kisah Sang Peminjam yang Amanah

Kisah Sang Peminjam yang Amanah

Kisah Sang Peminjam yang Amanah. Ilustrasi: Meta AI

SURAU.CO – Kisah Amanah Sang Peminjam merupakan narasi inspiratif dari Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadits yang mulia ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dan tercatat dalam Shahih al-Bukhari. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya amanah (kepercayaan), kejujuran, serta keyakinan penuh kepada Allah subhanahu wata’ala. Ia menyoroti bagaimana integritas seorang Muslim dapat membuahkan pertolongan Ilahi, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

Perjanjian Suci di Lautan Iman

Dahulu kala, hiduplah seorang pria dari Bani Israil. Ia ingin meminjam seribu dinar dari pria lain. Pria itu lantas berkata kepada calon pemberi pinjaman, “Pinjamkan aku seribu dinar.” Pemberi pinjaman lalu menjawab, “Datangkanlah para saksi agar mereka menyaksikan (perjanjian pinjaman ini)”. Namun, peminjam itu menjawab, “Cukuplah Allah sebagai saksi”. Mendengar itu, pemberi pinjaman menerima.

Selanjutnya, pemberi pinjaman berkata lagi, “Datangkanlah seorang penjamin!” Sekali lagi, peminjam itu menjawab, “Cukuplah Allah sebagai penjamin”. Pemberi pinjaman pun menyetujuinya. Ia menyerahkan uang seribu dinar kepada peminjam. Mereka sepakat mengenai waktu pengembaliannya. Dengan demikian, sebuah perjanjian suci, yang hanya melibatkan Allah sebagai saksi dan penjamin, telah terjalin. Peminjam kemudian melakukan perjalanan melintasi lautan.

Ujian Waktu dan Kesulitan Perjalanan

Peminjam itu berlayar dengan seribu dinar di tangannya. Waktu terus berjalan, dan tanggal jatuh tempo pembayaran semakin dekat. Ia merasa cemas. Peminjam ini berusaha keras menemukan kapal untuk kembali. Ia ingin segera melunasi utangnya. Namun, ia tidak menemukan kapal yang bisa membawanya pulang. Semua usahanya sia-sia.

Peminjam itu tahu ia harus memenuhi janjinya. Ia tidak ingin mengecewakan temannya. Lebih penting lagi, ia tidak ingin mengingkari Allah yang telah menjadi saksi dan penjaminnya. Karena tidak menemukan solusi lain, sebuah ide muncul di benaknya. Ia harus mencari cara lain.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Amanah dalam Genggaman Kayu

Peminjam itu mencari sepotong kayu besar. Ia melubangi kayu tersebut. Kemudian, ia memasukkan seribu dinar ke dalam lubang itu. Ia juga menulis sepucuk surat untuk temannya. Surat itu menjelaskan situasinya. Selanjutnya, ia menutup kembali lubang tersebut. Ia membawa kayu itu ke tepi laut.

Di tepi pantai, peminjam itu mengangkat kedua tangannya. Ia berdoa dengan sepenuh hati. “Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa aku telah meminjam uang seribu dinar dari si fulan. Dia meminta kepadaku seorang penjamin, dan aku berkata, ‘Cukuplah Allah sebagai penjamin’. Dia pun setuju. Kemudian dia meminta kepadaku seorang saksi, dan aku berkata, ‘Cukuplah Allah sebagai saksi’. Dia pun setuju. Sungguh, aku telah berusaha keras mencari kapal untuk mengembalikan uang itu kepadanya, namun aku tidak menemukannya. Oleh karena itu, aku menitipkan (uang) ini kepada-Mu”. Setelah berdoa, ia melemparkan kayu itu ke laut. Kayu itu pun hanyut terbawa ombak. Peminjam itu berharap penuh pada pertolongan Allah.

Pertolongan Ilahi yang Tak Terduga

Sementara itu, pemberi pinjaman menunggu di tepi pantai. Ia berharap ada kapal yang datang. Kapal itu membawa uangnya kembali. Ia melihat sebatang kayu hanyut di tepi laut. Ia tidak menemukan kapal yang ia harapkan. Jadi, ia berpikir untuk memanfaatkan kayu tersebut. Ia mengambil kayu itu. Ia berencana menggunakan kayu itu sebagai kayu bakar untuk keluarganya.

Sesampainya di rumah, pemberi pinjaman mulai membelah kayu itu. Alangkah terkejutnya dia. Di dalam kayu tersebut, ia menemukan uang seribu dinar. Bersamaan dengan uang itu, terdapat sepucuk surat. Surat itu menjelaskan seluruh kisah peminjam. Betapa luar biasanya cara Allah menjaga amanah! Ini adalah bukti nyata kekuasaan dan pertolongan-Nya.

Kebenaran yang Terungkap dan Syukur Mendalam

Beberapa waktu kemudian, peminjam itu akhirnya menemukan kapal. Ia berhasil kembali ke negerinya. Ia membawa uang seribu dinar lagi. Peminjam itu berpikir, uang yang ia kirim melalui kayu mungkin tidak sampai. Maka, ia ingin memastikan utangnya terbayar. Ia segera menemui temannya, sang pemberi pinjaman.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Ia berkata, “Demi Allah, aku terus berusaha mencari kapal untuk mengembalikan uangmu. Namun aku tidak menemukannya sebelum kapal yang baru tiba ini”. Pemberi pinjaman tersenyum. Ia menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengembalikan uangmu yang engkau kirimkan di dalam kayu itu”. Ia menceritakan penemuannya. Mendengar itu, peminjam tersebut sangat bersyukur. Ia memuji Allah subhanahu wata’ala. Ia berterima kasih atas karunia dan pertolongan-Nya yang luar biasa.

Pelajaran Abadi dari Amanah Kayu Sang Peminjam

Kisah ini mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga:

  1. Keutamaan Amanah: Kisah ini menekankan betapa pentingnya menjaga amanah. Seorang Muslim harus memenuhi janjinya, bahkan tanpa saksi manusia.

  2. Kekuatan Tawakkul: Peminjam menunjukkan tawakkul sempurna kepada Allah. Ia bersandar sepenuhnya pada-Nya saat tidak ada jalan lain. Ini mengajarkan kita untuk selalu percaya pada pertolongan Ilahi.

  3. Kejujuran dan Integritas: Kedua belah pihak menunjukkan kejujuran. Peminjam sangat ingin melunasi utang. Pemberi pinjaman jujur tentang uang yang telah ia terima. Ini membangun kepercayaan.

    Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

  4. Balasan Bagi Kebaikan: Allah membalas kebaikan peminjam dengan cara yang tak terduga. Ini menunjukkan bahwa Allah senantiasa menolong hamba-Nya yang berpegang teguh pada kebenaran.

  5. Kekuasaan dan Pertolongan Allah: Peristiwa ini adalah mukjizat kecil. Allah mampu melakukan apa pun. Dia bisa menggunakan cara paling unik untuk menolong hamba-Nya yang amanah.

  6. Relevansi dalam Kehidupan Modern: Dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari, amanah dan tawakkul tetap relevan. Integritas membangun reputasi dan keberkahan.

Kisah Sang Peminjam yang amanah adalah pengingat kuat. Ia menunjukkan bahwa Allah adalah penjamin terbaik. Kejujuran dan integritas akan selalu dibalas dengan kebaikan. Ini adalah cerminan nilai-nilai luhur dalam Islam.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement