Ibadah
Beranda » Berita » Memahami Lebih Lanjut tentang Shalat Witir

Memahami Lebih Lanjut tentang Shalat Witir

Shalat Witir. Sumber: canva.com

SURAU.CO – Dalam khazanah Islam, shalat malam memiliki tempat istimewa. Di antara berbagai shalat sunnah, Shalat Witir berdiri sebagai penutup ibadah malam yang sangat dianjurkan. Ia merupakan sunnah mu’akkadah yang Rasulullah SAW senantiasa jaga. Shalat ini membawa keberkahan dan kedekatan yang mendalam dengan Allah SWT. Artikel ini, oleh karena itu, akan membahas definisi, hukum, waktu, jumlah rakaat, tata cara, dan keutamaannya. Tujuannya, kita bisa melaksanakan Shalat Witir dengan benar dan istiqamah.

Mengenal Shalat Witir: Definisi dan Kedudukan Hukum

Memahami hakikat Shalat Witir adalah langkah pertama. Dengan demikian, kita dapat menempatkannya sesuai syariat.

Kata “Witir” berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa, ia berarti ‘ganjil’. Maka dari itu, Shalat Witir adalah shalat sunnah yang kita lakukan dengan jumlah rakaat ganjil. Kita menjadikannya sebagai penutup shalat-shalat sunnah malam.

Hukum Shalat Witir adalah sunnah mu’akkadah. Artinya, ia sangat ditekankan. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya. Bahkan, beliau mendorong umatnya untuk melakukannya. Beberapa ulama, misalnya Abu Hanifah, bahkan menganggapnya wajib.

“Sesungguhnya Allah adalah witir (ganjil), dan Dia mencintai (shalat) witir. Maka lakukanlah shalat witir, wahai Ahlul Quran (pemelihara Al-Quran).” (HR. Abu Dawud)

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Hadits ini menegaskan betapa Allah mencintai shalat ganjil ini. Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan melaksanakannya.

Waktu Pelaksanaan: Antara Isya dan Fajar

Waktu adalah aspek penting dalam ibadah. Hal ini juga berlaku bagi Shalat Witir.

Waktu Shalat Witir dimulai setelah shalat Isya. Ia berakhir saat adzan Subuh berkumandang. Namun, waktu terbaik adalah sepertiga malam terakhir. Ini adalah waktu penuh keberkahan.

“Jadikanlah akhir shalat kalian pada malam hari adalah witir.” (HR. Muslim)

Hadits ini mengisyaratkan bahwa Witir menjadi penutup. Ia menutup segala shalat sunnah yang kita kerjakan di malam hari. Namun, bagi yang tidak terbangun jangan khawatir karna Rasulullah SAW memberikan keringanan.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

“Barangsiapa di antara kalian khawatir tidak akan bangun di akhir malam, maka hendaklah dia berwitir pada awal malam. Barangsiapa yang yakin akan bangun di akhir malam, maka hendaklah dia berwitir di akhir malam. Karena shalat di akhir malam itu disaksikan, dan itu lebih utama.” (HR. Muslim)

Jadi, jika kita khawatir tidak bangun, lakukanlah Witir sebelum tidur. Namun, jika yakin bisa bangun, shalatlah di akhir malam. Itu lebih utama.

Jumlah Rakaat dan Tata Cara Shalat Witir

Fleksibilitas jumlah rakaat menjadikan Witir mudah. Namun demikian, kita perlu memahami tata caranya.

Tidak ada batasan ketat untuk jumlah rakaat Witir. Minimumnya adalah satu rakaat. Jumlah rakaat terbanyak adalah sebelas rakaat.

 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir satu raka’at, tiga raka’at, lima raka’at, tujuh raka’at, sembilan raka’at dan sebelas raka’at. Beliau tidak melakukan witir dua kali dalam semalam.” (HR. Muslim)

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Hadits ini menunjukkan variasi yang Rasulullah SAW lakukan. Oleh karena itu, kita bisa memilih sesuai kemampuan.

Ada dua cara utama untuk tiga rakaat Witir:

  1. Dua rakaat salam, lalu satu rakaat salam. Ini adalah cara yang paling banyak ulama anjurkan.

  2. Tiga rakaat dengan satu salam. Cara ini mirip shalat Maghrib. Namun, ia tidak memakai tahiyat awal.

Jika kita memilih lima, tujuh, atau sembilan rakaat, lakukanlah secara bersambung. Kita tidak perlu duduk tahiyat kecuali pada rakaat terakhir. Ini menjaga kelancaran shalat.

Bacaan Surat dan Doa Qunut dalam Shalat Witir

Selain gerakan, bacaan surat dan doa juga memiliki tempat penting. Rasulullah SAW biasa membaca surat-surat tertentu dalam Witir.

  1. Pada rakaat pertama: Surat Al-A’la.
  2. Pada rakaat kedua: Surat Al-Kafirun.
  3. Pada rakaat ketiga (jika shalat tiga rakaat): Surat Al-Ikhlas. Kadang kala, beliau juga membaca Al-Falaq dan An-Nas.

Selain surat-surat tersebut, kita bisa membaca doa qunut pada rakaat terakhir Shalat Witir. Ini kita lakukan setelah ruku’. Tepatnya, setelah mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah, Rabbana walakal hamd”. Kemudian, baru kita sujud. Doa qunut ini tidak wajib.

“اَللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، [وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ]، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.” 

Artinya: “Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku di antara orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, jadikanlah aku wali di antara orang-orang yang telah Engkau jadikan wali, berilah berkah kepadaku pada apa-apa yang Engkau karuniakan, lindungilah aku dari kejelekan yang Engkau putuskan. Sesungguhnya Engkau yang memutuskan dan tidak ada yang dapat memutuskan atas-Mu, dan sesungguhnya tidaklah hina orang yang Engkau cintai, [dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi], Engkau Maha Suci, wahai Rabb kami, lagi Maha Tinggi.” (HR. Abu Dawud)

Kita bisa membaca doa qunut ini di setiap malam. Tidak terbatas pada bulan Ramadhan saja.

Keutamaan dan Manfaat Konsisten dengan Witir

Melaksanakan Shalat Witir secara konsisten mendatangkan banyak kebaikan. Ini juga membawa keutamaan spiritual.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Allah mencintai Witir. Ini adalah alasan terbesar bagi kita untuk melaksanakannya. Shalat Witir adalah penutup sempurna untuk ibadah malam kita. Ia melengkapi shalat-shalat sunnah lain. Ia memberikan kesan ganjil yang Allah cintai.

 “Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini mengajarkan kita. Kita cukup melakukan Witir sekali saja dalam semalam.

Lebih lanjut, Shalat Witir adalah hadiah dari Allah SWT. Ia adalah kesempatan meraih pahala besar. Ia juga menguatkan iman kita. Oleh karena itu, mari kita jadikan Shalat Witir sebagai kebiasaan. Ia bisa menjadi penutup segala aktivitas kita. Laksanakanlah dengan penuh keikhlasan. Rasakan kedamaian dan ketenangan batin. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita. Semoga kita selalu menjadi hamba-Nya yang bersyukur.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement