SURAU.CO – Shalat berjamaah adalah salah satu amalan agung dalam Islam. Ibadah ini, tentu saja, memiliki keutamaan besar. Di antara banyak adab shalat berjamaah, cara meluruskan shaf memegang peranan vital. Shaf yang lurus dan rapat bukan sekadar tata letak fisik semata. Lebih dari itu, ia mencerminkan kekompakan dan persatuan umat Islam. Memahami cara meluruskan shaf, oleh karena itu, akan menyempurnakan ibadah kita. Artikel ini, dengan demikian, akan membahas panduan lengkapnya.
Shaf Shalat: Bukan Sekadar Barisan Biasa
Shaf (barisan) dalam shalat berjamaah memiliki makna mendalam. Ia adalah simbol persatuan dan disiplin. Meluruskan shaf, oleh karena itu, bukan hanya anjuran biasa. Justru, ini adalah bagian penting dari shalat itu sendiri. Mengapa shaf harus lurus dan rapat? Jawabannya sebagai berikut.
Shaf yang lurus dan rapat menunjukkan keselarasan hati para jamaah. Selain itu, ia juga mencegah setan menyusup di antara jamaah. Rasulullah SAW, bahkan, sangat menekankan hal ini. Shaf yang tidak rapi, pada gilirannya, bisa mengurangi kesempurnaan shalat. Maka dari itu, menjaga kerapian shaf menjadi sangat penting.
Rasulullah SAW telah menjelaskan keutamaan posisi shaf. Shaf terdepan adalah yang terbaik bagi laki-laki. Sementara itu, shaf terakhir adalah yang terbaik bagi wanita.
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا، وَشَرُّهاَ آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا. أخرجه مسلم.
Artinya: “Sebaik-baik shaf orang laki-laki adalah yang paling depan, dan yang paling buruk adalah yang paling belakang, dan sebaik-baik shaf wanita adalah yang paling belakang, dan yang paling buruk adalah yang paling depan.” (HR. Muslim)
Penjelasan ini menegaskan posisi ideal shaf. Wanita berdiri di belakang shaf laki-laki. Ini dilakukan agar menjaga kehormatan dan kekhusyukan dalam shalat.
Peran Imam dalam Memastikan Shaf yang Sempurna
Imam memegang peran penting dalam memimpin shalat. Hal ini termasuk juga memastikan shaf jamaah lurus. Imam bertanggung jawab penuh untuk mengingatkan makmum.
Rasulullah SAW sendiri sering mengingatkan para sahabatnya. Beliau meminta mereka meluruskan shaf. Ini menunjukkan betapa pentingnya amalan ini dalam shalat berjamaah. Oleh karena itu, imam harus menghadap makmum sebelum takbiratul ihram. Setelah itu, imam memberikan instruksi yang diperlukan.
Kalimat-kalimat Ajakan Meluruskan Shaf
Ada beberapa kalimat yang biasa imam gunakan. Ini semua sesuai dengan sunnah Nabi SAW.
أَقِيْمُوا صُفُوْفَكُمْ، وَتَرَاصُّوا. أخرجه البخاري
Artinya: “Luruskan shaf kalian, dan rapatkan.” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW juga bersabda:
أَقِيمُوا الصُّفُوفَ، وَحَاذُوا بَيْنَ المَنَاكِبِ، وَسُدُّوا الخَلَلَ، وَلِيْنُوا بِأَيْدِي إخْوَانِكُمْ، وَلا تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ، وَمَنْ وَصَلَ صَفّاً وَصَلَهُ الله، وَمَنْ قَطَعَ صَفّاً قَطَعَهُ الله». أخرجه أبو داود والنسائي.
Artinya: “Luruskan shaf, sejajarkan antara pundak, isilah shaf yang kosong, jangan memberikan tempat bagi setan, barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambungnya, dan siapa yang memutuskan shaf, maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i)
Lebih lanjut, kalimat singkat juga pernah beliau gunakan:
اسْتَوُوا، اسْتَوُوا، اسْتَوُوا. أخرجه النسائي
Artinya: “Luruskan, luruskan, luruskan.” (HR. Nasa’i)
Semua perintah ini bertujuan. Ini agar mencapai shaf yang sempurna.
Cara Meluruskan Shaf
Meluruskan shaf memerlukan kesadaran dan kerja sama dari setiap jamaah. Setiap makmum bertanggung jawab atas posisinya. Untuk itu, ikuti beberapa langkah praktis berikut.
1. Menyambungkan Pundak dan Mata Kaki
Meluruskan shaf berarti menyamakan posisi tubuh secara merata. Sejajarkan pundak Anda dengan pundak jamaah di samping. Demikian pula, sejajarkan mata kaki Anda. Ini akan menciptakan barisan yang benar-benar lurus. Dengan demikian, jangan sampai ada yang terlalu maju atau mundur.
2. Mengisi Kesenjangan: Jangan Beri Ruang Setan
Setan dikenal suka mengganggu shalat. Ia akan berusaha menciptakan keraguan dan was-was dalam hati. Kesenjangan di shaf, oleh karena itu, menjadi celah baginya. Untuk mencegahnya, rapatkan shaf Anda. Jangan biarkan ada celah sedikit pun. Ini adalah bagian wajib dari meluruskan shaf.
3. Bersikap Lembut dengan Saudara Muslim
Saat merapatkan shaf, bersikaplah lembut dan penuh hormat. Hindari memaksa atau mendorong jamaah lain. Sentuh perlahan pundak atau lengan saudara Anda. Beri isyarat agar merapatkan barisan dengan sopan. Sikap saling menghormati antar jamaah sangatlah penting.
Ganjaran Meluruskan Shaf
Allah SWT menjanjikan pahala yang besar. Janji ini diberikan bagi mereka yang menjaga shaf shalat.
Hadits Nabi SAW menjelaskan keutamaan ini secara gamblang.
وَمَنْ وَصَلَ صَفّاً وَوَصَلَهُ الله، وَمَنْ قَطَعَ صَفّاً قَطَعَهُ الله». أخرجه أبو داود والنسائي.
Artinya: “Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambungnya, dan siapa yang memutuskan shaf, maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i)
Ini menunjukkan betapa pentingnya menyambung shaf. Sebagai hasilnya, Allah akan memberikan rahmat dan pertolongan-Nya.
Mengisi setiap celah di shaf juga memiliki keutamaan tersendiri.
مَنْ سَدَّ فُرجَةً بَنَى الله لَهُ بَيْتاً فِي الجَنَّةِ، وَرَفَعَهُ بِهَا دَرَجَةً». أخرجه المحاملي والطبراني في الأوسط.
Artinya: “Barangsiapa yang mengisi kekosongan Allah membangunkan baginya rumah di surga, dan Allah mengangkat baginya satu derajat.” (HR. Al-Muhamili dan Thabrani dalam Al-Ausath)
Janji surga ini merupakan motivasi besar. Ini mendorong kita untuk aktif meluruskan dan merapatkan shaf.
Mengatur Shaf Wanita dan Anak-anak
Aturan shaf juga berlaku untuk wanita dan anak-anak. Ini semua demi memastikan ketertiban dalam shalat berjamaah.
Secara umum, wanita menempati shaf di belakang laki-laki. Shaf wanita pertama harus diisi penuh terlebih dahulu. Setelah itu, baru mengisi shaf berikutnya. Namun, apabila seluruh jamaah adalah wanita, shaf terbaik adalah yang terdepan. Ini sama seperti aturan untuk shaf laki-laki.
Anak kecil yang sudah tamyiz (memahami ibadah) boleh ikut shalat berjamaah. Jika ada satu anak kecil, tempatkan dia di samping kanan imam. Namun, apabila ada dua anak atau lebih, mereka berada di belakang imam dalam shaf tersendiri. Ini mengajarkan mereka kedisiplinan beribadah sejak dini.
Mengapa Kita Perlu Menjaga Shaf?
Menjaga shaf memiliki dampak yang luas, tidak hanya sebatas kewajiban fiqih. Ini juga memiliki dimensi sosial dan spiritual yang dalam.
Shaf yang rapi melambangkan kesatuan umat. Semua jamaah berdiri sejajar, tanpa perbedaan pangkat atau status. Ini menegaskan prinsip persamaan di hadapan Allah SWT. Akibatnya, persatuan ini menjadi sangat kuat.
Shaf yang lurus dan rapat turut membantu meningkatkan kekhusyukan shalat. Tidak ada celah untuk gangguan dari luar. Hasilnya, pikiran dan hati lebih fokus pada shalat. Ini secara langsung menciptakan suasana ibadah yang tenang dan khusyuk.
Memahami cara meluruskan shaf adalah langkah penting. Ini meningkatkan kualitas shalat berjamaah kita. Oleh karena itu, mari kita jadikan praktik meluruskan shaf sebagai kebiasaan. Mari juga ajak saudara muslim lainnya untuk melaksanakannya. Dengan shaf yang lurus dan rapat, kita meraih pahala berlipat. Selain itu, kita juga menunjukkan keindahan ajaran Islam. Semoga Allah menerima shalat kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
