Opinion
Beranda » Berita » Sehat di Usia Senja: Pelajaran dari Ulama yang Panjang Umur.

Sehat di Usia Senja: Pelajaran dari Ulama yang Panjang Umur.

Ilustrasi rahasia panjang umur dari ulama

SURAU.CO – Usia senja seringkali identik dengan penurunan kesehatan. Namun, banyak ulama besar menunjukkan pola yang berbeda. Mereka diberkahi umur panjang, bahkan tetap aktif berdakwah dan berkarya. Lalu, apa sebenarnya rahasia di balik usia mereka yang menakjubkan? Mari kita telusuri. Pelajaran dari para ulama ini sangat berharga, dan kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pola Hidup Moderat dan Keseimbangan Spiritual

Ulama terkenal dengan gaya hidup sederhana. Mereka tidak pernah berlebihan dalam hal apapun. Pola makan mereka selalu terkontrol dengan baik. Selain itu, mereka memilih makanan yang halal dan tayyib, yang berarti makanan baik serta sehat. Mereka menjauhi makanan instan; makanan olahan juga sangat mereka hindari. Justru, buah-buahan dan sayuran menjadi prioritas utama. Konsumsi air putih yang cukup pun selalu mereka lakukan. Ini adalah kunci penting menjaga kesehatan mereka.

Puasa sunah adalah kebiasaan mereka yang sangat kuat. Misalnya, puasa Senin Kamis menjadi rutinitas; puasa Daud juga sering mereka kerjakan. Hal ini tidak hanya merupakan ibadah, melainkan juga detoksifikasi alami bagi tubuh. Alhasil, sistem pencernaan mereka menjadi lebih baik, dan tubuh pun terasa lebih ringan. Dengan demikian, kesehatan organ-organ vital mereka tetap terjaga optimal.

Ilmu adalah cahaya bagi ulama, tak terbantahkan. Mereka menghabiskan waktu dengan belajar tanpa henti. Membaca kitab adalah kebiasaan yang tak terpisahkan, dan menulis juga menjadi bagian integral dari hidup mereka. Aktivitas otak ini sangat penting karena menjaga otak tetap aktif dan tajam. Dengan demikian, ini mencegah kepikunan di usia tua. Mereka terus mengasah pikiran secara konsisten, bahkan seiring ilmu pengetahuan yang terus berkembang.

Amal saleh juga selalu mereka jaga. Ibadah sholat mereka tunaikan tepat waktu, dan sedekah menjadi kebiasaan mulia. Membantu sesama adalah prioritas utama mereka. Ini semua memberi ketenangan batin yang mendalam. Akibatnya, hati mereka selalu lapang, dan pikiran positif juga terus tumbuh. Tentu saja, ini sangat berpengaruh pada kesehatan jiwa mereka; jiwa yang tenang pasti membawa tubuh yang sehat.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Ketenangan Hati dan Pikiran yang Stabil

Ulama memiliki ketenangan luar biasa yang patut dicontoh. Mereka selalu tawakal kepada Allah dalam setiap keadaan. Oleh karena itu, mereka tidak mudah stres. Kekhawatiran duniawi mereka serahkan sepenuhnya, yang otomatis mengurangi beban pikiran mereka. Pikiran yang tenang itu vital untuk kesehatan. Sebagai hasilnya, tubuh merespons dengan positif, dan hormon stres tidak banyak diproduksi.

Dzikir dan doa adalah penenang hati yang paling efektif bagi mereka. Mereka selalu mengingat Allah, sehingga menjaga jiwa tetap bersih. Hati menjadi damai, dan pikiran fokus pada kebaikan. Selain itu, mereka selalu bersyukur atas segala nikmat. Ini semua menciptakan aura positif yang terpancar, bahkan lingkungan sekitar juga ikut merasakan. Alhasil, kebahagiaan menjadi milik mereka sepenuhnya.

Kemudian, ulama sangat menghargai silaturahmi, sebuah nilai yang mereka pegang teguh. Mereka sering berkumpul dengan jamaah, misalnya. Berdiskusi ilmu adalah tradisi yang terus mereka lestarikan, dan bertukar pikiran juga selalu terjadi. Ini semua menjaga interaksi sosial mereka tetap aktif. Dengan demikian, mereka tidak merasa kesepian, dan hubungan baik selalu terjalin erat. Lingkungan sosial yang suportif itu memang sangat penting.

Mereka juga menjadi teladan bagi banyak orang. Banyak orang datang meminta nasihat kepada mereka. Ini memberi mereka tujuan hidup yang jelas. Mereka merasa bermanfaat bagi orang lain. Perasaan ini, pada gilirannya, meningkatkan kebahagiaan mereka. Kebahagiaan jelas berpengaruh positif pada kesehatan; kesehatan fisik dan mental mereka pun terjaga dengan baik.

Kisah Inspiratif dari Para Ulama Terdahulu untuk Era Sekarang

Mari kita lihat beberapa contoh nyata yang menginspirasi. Syekh Nawawi Al-Bantani adalah salah satunya. Beliau hidup hingga 110 tahun, dan karyanya sangat banyak serta produktif. Imam Asy-Syafii juga contoh lainnya; meskipun tidak terlalu panjang umurnya, namun produktivitasnya luar biasa. Beliau senantiasa menjaga pola hidup sehat.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kisah Imam Abu Hanifah juga sangat inspiratif. Beliau sangat fokus pada ibadah, dan juga sangat cerdas. Tubuhnya kuat karena kebiasaan puasanya. Banyak lagi ulama lain yang menunjukkan pola serupa. Ini bukanlah sekadar mitos, melainkan kenyataan yang bisa kita pelajari dan teladani.

Apa yang bisa kita petik dari semua ini? Pertama, jaga pola makan dengan baik; konsumsi makanan alami, dan hindari yang olahan. Kedua, aktifkan otak secara terus-menerus; teruslah belajar hal baru, membaca buku, dan berdiskusi. Ketiga, kendalikan emosi; jangan mudah stres, dan berserah dirilah kepada Tuhan. Keempat, jaga hubungan sosial Anda; bersilaturahmi dengan baik.

Ulama mengajarkan kita banyak hal yang mendalam. Mereka menunjukkan jalan hidup yang seimbang, yaitu keseimbangan antara spiritual dan jasmani. Ini adalah kunci menuju usia panjang dan juga kualitas hidup yang meningkat. Hidup menjadi lebih berarti. Mari kita ikuti jejak mereka agar kita bisa mencapai usia senja yang sehat dan penuh makna. Ini adalah harapan semua orang. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari teladan luar biasa ini.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement