Ibadah
Beranda » Berita » Tata Cara Bacaan Al-Quran dalam Shalat Lima Waktu

Tata Cara Bacaan Al-Quran dalam Shalat Lima Waktu

Tata Cara Bacaan Al-Quran dalam Shalat Lima Waktu. Ilustrasi: canva.com

SURAU.CO – Shalat adalah tiang agama Islam. Setiap muslim wajib melaksanakannya lima kali sehari. Di dalamnya terdapat rukun dan sunnah yang harus dipahami. Salah satu aspek penting adalah bacaan Al-Quran dalam shalat. Pemahaman tentang ini akan menyempurnakan ibadah kita. Artikel ini mengulas panduan bacaan Al-Quran yang disunnahkan dalam shalat wajib.

Mengapa Bacaan Al-Quran Itu Penting?

Al-Quran adalah kalamullah, pedoman hidup umat Islam. Membacanya dalam shalat memiliki keutamaan besar. Itu memperkuat koneksi hamba dengan Penciptanya. Setiap huruf yang terucap bernilai pahala. Seperti halnya dibawah ini merupakan bacaan Al-Quran yang ada di dalam shalat.

1. Fondasi Setiap Rakaat: Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah adalah rukun dalam setiap rakaat shalat. Shalat tidak sah tanpanya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al-Fatihah).”[1] Maka, pastikan Al-Fatihah dibaca dengan benar. Bacalah dengan tartil dan penuh penghayatan.

2. Melengkapi Ibadah: Surat Tambahan

Setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat Al-Quran lainnya. Ini berlaku pada dua rakaat pertama shalat. Bacaan ini bukan rukun, tetapi menyempurnakan shalat. Ini menambah kekhusyukan seorang muslim. Bacaan ini juga mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Variasi Bacaan Sesuai Waktu Shalat

Rasulullah SAW memberikan panduan variasi bacaan. Itu disesuaikan dengan waktu shalat. Ini menunjukkan kemudahan dalam Islam untuk beribadah. Berikut panduan yang sesuai dengan anjuran. 

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

1. Shalat Fajar (Subuh): Membuka Hari dengan Ayat Panjang

Pada shalat Subuh, disunnahkan membaca surat-surat panjang. Setelah Al-Fatihah, rakaat pertama boleh membaca surat seperti Qaaf. Surat-surat thiwal al-mufasshal umumnya dibaca. Kadang-kadang juga membaca surat pertengahan atau pendek. Contohnya adalah At-Takwir atau Az-Zalzalah. Bacaan rakaat pertama biasanya lebih panjang. Rakaat kedua cenderung lebih pendek.[1] Ini memberikan kesempatan jamaah meresapi makna.

2. Shalat Dhuhur: Ketenangan di Tengah Hari

Dua rakaat pertama shalat Dhuhur juga membaca surat. Setelah Al-Fatihah, bacalah surat di setiap rakaat. Umumnya, panjang bacaan sekitar tiga puluh ayat. Bacaan rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua. Kadang, imam memilih surat panjang. Kadang juga surat pendek. Pada dua rakaat terakhir, cukup membaca Al-Fatihah. Namun, imam kadang memperdengarkan bacaan ayat kepada makmum.[1] Ini menunjukkan fleksibilitas dalam shalat.

3. Shalat Ashar: Kesederhanaan di Sore Hari

Shalat Ashar memiliki pola mirip Dhuhur. Namun, bacaannya lebih pendek. Pada dua rakaat pertama, setelah Al-Fatihah, bacaannya sekitar lima belas ayat. Rakaat pertama tetap lebih panjang. Dua rakaat terakhir cukup Al-Fatihah. Terkadang, imam juga memperdengarkan ayat kepada makmum.[1] Ini memudahkan umat Islam.

4. Shalat Maghrib: Singkat namun Penuh Hikmah

Shalat Maghrib adalah shalat pendek. Bacaannya setelah Al-Fatihah adalah surat-surat pendek. Surat-surat qisar al-mufasshal sering dipilih. Namun, terkadang bisa juga membaca surat panjang atau pertengahan. Contohnya, surat Al-A’raf atau Al-Anfal. Ini dapat dibaca pada dua rakaat pertama. Rakaat ketiga hanya Al-Fatihah.[1] Singkatnya bacaan Maghrib memberikan waktu untuk dzikir.

5. Shalat Isya: Penutup Hari dengan Ayat Moderat

Dua rakaat pertama shalat Isya, bacalah surat-surat pertengahan. Ini termasuk dalam kategori awsat al-mufasshal.[1] Bacaan ini tidak terlalu panjang. Juga tidak terlalu pendek. Ini memberikan keseimbangan bagi jamaah.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Memahami Kelompok Surat Al-Mufassal

Sumber menjelaskan tentang pembagian surat Al-Mufassal. Ini adalah kumpulan surat terakhir dalam Al-Quran. Pembagian ini memudahkan penentuan panjang bacaan. Lalu apa itu Al-Mufassal? Ialah sebutan untuk kumpulan surat-surat pendel dalam Al-Quran yang bagian akhirnya dimulai dari surat Qaff (surah ke-50) hinggal akhir Al-Qur’an, atau dari Surah al-Hujurat (surah ke-49). Dinamakan “Mufassal” karena banyaknya jeda atau pemisah berupa lafaz “Basmalah” (Bismillah al-Rahman al-Rahim) di antara surat-surat pendek tersebut. Berikut jenisnya.

1. Thiwâl al-Mufashshal (Surat-surat Panjang)

Kelompok ini dimulai dari surat Qaaf. Berakhir hingga surat An-Naba’.[1] Surat-surat ini cocok untuk shalat Subuh.

2. Awsâth al-Mufashshal (Surat-surat Pertengahan)

Kelompok ini dimulai dari surat An-Naba’. Berakhir hingga surat Ad-Dhuha.[1] Surat-surat ini sesuai untuk shalat Isya.

3. Qishâr al-Mufashshal (Surat-surat Pendek)

Kelompok ini dimulai dari surat Ad-Dhuha. Berakhir hingga surat An-Nas.[1] Surat-surat ini ideal untuk shalat Maghrib. Seluruh Al-Mufassal sendiri lebih dari empat juz.[1]

Fleksibilitas dan Hikmah dalam Sunnah

Panduan ini bukan kewajiban mutlak. Ini adalah sunnah yang dianjurkan. Nabi Muhammad SAW menunjukkan fleksibilitas dalam bacaan. Adapun kondisi yang menjadi sebuah pertimbangan untuk bacaan Al-Quran tersebut dalam kondisi berikut.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

1. Peran Imam dan Makmum

Imam memiliki tanggung jawab besar. Ia harus mempertimbangkan kondisi makmum. Jika ada makmum lemah atau sakit, imam bisa memperpendek bacaan. Makmum juga harus berusaha mengikuti imam. Mereka tidak boleh mendahului gerakan imam.

2. Menghindari Kesulitan bagi Jamaah

Tujuan utama dari fleksibilitas ini adalah kemudahan. Islam tidak memberatkan umatnya. Jika imam selalu membaca surat panjang, ini bisa menyulitkan. Khususnya bagi lansia atau mereka yang sibuk. Maka, variasi adalah kunci. Ini menjaga semangat beribadah.

Menuju Shalat yang Lebih Sempurna

Memahami bacaan Al-Quran dalam shalat membantu kita. Kita dapat melaksanakan shalat sesuai tuntunan Nabi. Ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban. Ini tentang mencapai kekhusyukan yang lebih dalam. Setiap ayat yang dibaca adalah pesan dari Allah. Resapi maknanya, dan shalat kita akan terasa lebih hidup. Semoga kita selalu diberikan taufik. Semoga kita dapat menyempurnakan ibadah shalat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement