BETUL IBADAHNYA DAN BETUL-BETUL BERIBADAH.
SURAU.CO – Umrah adalah salah satu ibadah mulia yang menjadi dambaan setiap muslim. Bukan sekadar perjalanan religius, tetapi sebuah momentum untuk menyucikan jiwa, memperbaharui niat, dan merasakan kedekatan yang begitu intim dengan Allah ﷻ.
Sayangnya, banyak di antara kita yang kadang hanya fokus pada perjalanan fisik—berangkat ke Tanah Suci, berkeliling, lalu pulang dengan cerita. Padahal, hakikat dari umrah adalah bagaimana kita benar-benar bisa menundukkan hati, menata ibadah, dan meraih ketenangan batin di hadapan Ka’bah.
Oleh sebab itu, memilih bimbingan yang tepat menjadi hal yang sangat penting. Dengan arahan para ustadz dan ustadzah yang berpengalaman serta memahami seluk-beluk manasik umrah, setiap langkah yang kita ambil akan lebih terarah. Kita tidak hanya melaksanakan ibadah secara formal, tetapi juga memahami makna di balik setiap rukun dan sunnahnya.
Pengorbanan yang Penuh Keyakinan
Bayangkanlah… Saat thawaf, kita bukan sekadar berjalan mengelilingi Ka’bah, tetapi benar-benar merasakan getaran doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan kerinduan Nabi Muhammad ﷺ.
Ketika sa’i antara Shafa dan Marwah, kita tidak hanya berlari kecil, tetapi menghidupkan kembali pengorbanan Hajar yang penuh keyakinan kepada Allah.
Saat wuquf doa di Multazam atau beristighfar di Raudhah, kita hadir sepenuh hati, seakan-akan inilah kesempatan terbesar dalam hidup untuk memohon ampunan dan ridha Allah.
Menghadirkan Kekhusukan Dan Pemahaman
Inilah yang dimaksud dengan “Betul ibadahnya dan betul-betul beribadah.” Bukan sekadar melaksanakan ritual, tetapi menghadirkan kekhusyukan dan pemahaman.
Setiap jamaah yang berangkat dengan niat tulus, dibimbing dengan ilmu, dan dilayani dengan amanah, insyaAllah akan kembali dengan hati yang lebih lapang, jiwa yang lebih tenang, serta semangat baru untuk memperbaiki diri dalam kehidupan sehari-hari.
Maka, jangan jadikan umrah sekadar perjalanan wisata religi. Jadikanlah ia sebagai perjalanan iman yang benar-benar membekas dalam hidup kita. Karena Tanah Suci adalah tempat di mana doa lebih dekat dikabulkan, hati lebih mudah tersentuh, dan ibadah terasa jauh lebih indah. Betul ibadahnya, betul-betul beribadah. InsyaAllah, pulang membawa perubahan, bukan sekadar kenangan.
Jangan Pernah Merasa Sendiri.
Ada kalanya hati terasa hampa, dada begitu sesak, dan pikiran dipenuhi oleh keraguan. Saat itulah, manusia sering merasa seolah ia berjalan seorang diri di jalan yang sunyi. Namun, ketahuilah dengan pasti: kita tidak pernah benar-benar sendiri.
Allah ﷻ senantiasa hadir bersama hamba-hamba-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
> “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4)
Kalimat ini adalah peneguh jiwa, bahwa setiap tarikan nafas kita berada dalam genggaman kasih sayang Allah. Tidak ada ruang bagi perasaan hampa jika kita meyakini kehadiran-Nya.
Mengapa kita merasa sendiri?
Karena hati sering teralihkan oleh dunia, terlalu sibuk mengejar pujian manusia, hingga lupa bahwa Sang Pencipta selalu mendengar doa-doa yang terucap lirih, bahkan yang hanya bergetar di dalam hati.
Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang datang dengan hati tulus. Ketulusan adalah kunci. Datanglah kepada-Nya tanpa pamrih, bukan karena ingin cepat-cepat dikabulkan, tapi karena kita rindu pada kasih-Nya. Saat itulah kita merasakan ketenangan, meski dunia di sekitar terasa semrawut.
Ujian hidup bukan tanda Allah meninggalkan kita. Justru, ia adalah bukti cinta-Nya. Allah ingin hati kita lebih kuat, doa kita lebih dalam, dan iman kita lebih teguh.
Maka, jangan takut menghadapi kesendirian.
Karena dalam sepi itulah ada ruang untuk bicara dengan Allah, menangis di hadapan-Nya, dan menyerahkan seluruh beban kepada-Nya.
Ingatlah: Saat engkau merasa sendiri, Allah sedang mendekatkan dirimu pada-Nya.
Saat semua pintu tertutup, Dia sedang menyiapkan jalan keluar terbaik.
Saat doa belum terjawab, Allah sedang menyimpan hadiah indah di waktu yang tepat.
Jadi, jangan pernah merasa sendiri. Selama hati kita tulus, Allah selalu bersama kita. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
