SURAU.CO – Masjid merupakan rumah Allah, tempat umat Islam bersujud dan mencari ketenangan hati. Mengunjunginya bukan sekadar datang dan pergi, tetapi juga membutuhkan penghormatan dan etika khusus. Mengetahui adab masuk masjid membantu kita memperoleh pahala berlimpah serta merasakan kekhusyukan ibadah. Panduan ini menjelaskan tata cara yang sesuai sunnah Rasulullah SAW. Tujuannya agar setiap langkah kita menuju masjid menjadi bagian dari ibadah.
[1]
Mengapa Adab di Masjid Begitu Berharga?
Adab di masjid membedakan seorang muslim. Itu menunjukkan kesadaran spiritual dan penghormatan. Menjaga adab di masjid berarti menjaga kesucian tempat ibadah. Kita juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk ibadah. Setiap gerakan dan perkataan kita di masjid memiliki nilai pahala. Pelaksanaannya sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Persiapan Menuju Rumah Allah
Sebelum tiba di gerbang masjid, seorang muslim sudah memulai ibadahnya. Persiapan mental dan fisik sangat penting. Ketenangan hati adalah kunci utama.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berjalan tenang menuju masjid. Jangan terburu-buru, apalagi berlari saat iqamah telah dikumandangkan. Ketenangan ini mencerminkan kekhusyukan seseorang. Ini juga menunjukkan penghormatan terhadap shalat. Sesungguhnya, selama kita berjalan menuju shalat, kita sudah dalam keadaan shalat.
[1]
Kutipan Asli: “Apabila iqamah shalat telah dikumandangkan, maka janganlah kalian pergi dengan cara berlari, akan tetapi datanglah dengan tenang, apa yang kamu dapatkan maka shalatlah, dan apa yang ketinggalan, sempurnakanlah, karena sesungguhnya kalian dalam keadaan shalat selama sedang berjalan menuju shalat.” (Muttafaq alaih)
[1]
Adapun anjuran saat menuju masjid, disunnahkan agar tidak menggenggamkan jari-jari tangan. Tindakan ini menjaga pikiran tetap fokus. Ini juga bagian dari penghormatan terhadap kondisi shalat. Kita sedang menuju hadirat Allah SWT. Oleh karena itu, jaga kekhusyukan sejak awal.
Adab Memasuki Masjid
Memasuki masjid juga memiliki tata cara spesifik. Ini adalah sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Langkah-langkah ini membawa keberkahan.
1. Dahulukanlah Kaki Kanan
Saat melangkahkan kaki ke dalam masjid, dahulukan kaki kanan. Ini adalah sunnah yang ringan. Namun, amalan ini mengandung makna besar. Ini menunjukkan kesopanan dan keutamaan. Kita memulai hal baik dengan anggota tubuh kanan.
2. Doa Memasuki Masjid
Setelah mendahulukan kaki kanan, bacalah doa masuk masjid. Doa ini memohon perlindungan dari setan. Doa juga memohon dibukakan pintu rahmat Allah.
[1]
Kutipan Asli: “أَعُوذُ بِالله العَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ القَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ” (HR. Abu Daud)
[1]Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dan dengan WajahNya Yang Mulia, dan KekuasaanNya Yang Qodim dari godaan setan yang terkutuk.”
Setelah itu, lanjutkan dengan doa:
Kutipan Asli: “بِسْمِ اللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.”
[1]Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah: Ya Allah bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu.”
Aktivitas Berkah di Dalam Masjid
Setelah masuk, ada beberapa amalan yang sangat dianjurkan. Amalan ini mengisi waktu kita di masjid dengan ibadah. Itu meningkatkan kualitas spiritual kita.
1. Salam kepada Jamaah dan Tahiyatul Masjid
Apabila kita menemukan orang-orang di masjid, ucapkanlah salam kepada mereka. Kemudian, jangan langsung duduk. Lakukanlah shalat sunnah dua rakaat. Shalat ini dikenal sebagai Tahiyatul Masjid. Ini adalah penghormatan kita kepada masjid.
[1]
2. Memaksimalkan Waktu dengan Ibadah
Selama berada di masjid, perbanyaklah berdzikir kepada Allah. Membaca Al-Qur’an juga sangat dianjurkan. Lakukanlah shalat sunnah lainnya. Manfaatkan waktu menunggu shalat wajib dengan sebaik-baiknya. Jauhi hal-hal yang tidak bermanfaat.
3. Prioritaskan Shaf Terdepan
Berusahalah untuk menempati shaf terdepan. Posisi ini memiliki keutamaan besar. Terutama, shaf terdepan di sebelah kanan imam. Hal ini menunjukkan semangat dan kesungguhan kita. Ini juga mendekatkan kita kepada imam.
Adab Keluar/Meninggalkan Masjid
Sama seperti saat masuk, keluar dari masjid juga memiliki adabnya. Adab ini melengkapi ibadah kita. Ini juga memohon karunia dari Allah.
1. Dahulukan Kaki Kiri
Saat keluar dari masjid, dahulukan kaki kiri. Ini adalah kebalikan dari saat masuk. Tindakan ini merupakan sunnah Nabi SAW. Kita mengakhiri aktivitas di dalam masjid. Kita bersiap kembali ke rutinitas dunia.
2. Doa Keluar Masjid: Memohon Karunia Ilahi
Setelah mendahulukan kaki kiri, bacalah doa keluar masjid. Doa ini memohon karunia Allah.
[1]
“بِسْمِ اللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ.”
[1]Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar Engkau mencurahkan karunia-Mu kepadaku.”
Tambahan dari Ibnu Majah:
“اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu Sunni)
Artinya: “Ya Allah, jagalah diriku dari godaan setan yang terkutuk.”
Etika Tambahan di Lingkungan Masjid
Selain adab masuk dan keluar, ada beberapa etika lain. Etika ini penting untuk menjaga kehormatan masjid. Ini juga menjaga kenyamanan para jamaah. Berikut merupakan beberapa etika di lingkungan masjid.
1. Menjawab Salam Orang yang Sedang Shalat
Jika seseorang melewati orang yang sedang shalat, disunnahkan untuk mengucapkan salam. Orang yang shalat menjawab salam tersebut. Jawaban tersebut dilakukan dengan isyarat. Gunakan jari, tangan, atau kepala. Jangan menjawab salam dengan ucapan lisan. Ini menjaga kekhusyukan shalat.
[1]
“Aku lewat di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang shalat, lalu mengucapkan salam kepadanya, dan beliau menjawabnyaku dengan isyarat.” (HR. Abu Daud, dan Tirmidzi)
2. Larangan Memesan Tempat di Masjid
Disunnahkan untuk segera pergi ke masjid. Namun, terkadang ada orang yang meletakkan sajadahnya. Mereka lalu datang terlambat. Ini tidak sesuai sunnah. Orang tersebut menghalangi jamaah lain. Jamaah yang datang lebih awal berhak menempati tempat itu. Mereka boleh memindahkan sajadah tersebut. Orang yang memindahkan tidak berdosa.
[1]
3. Tidur di Masjid: Kapan Diperbolehkan?
Secara umum, masjid bukan tempat tinggal. Namun, tidur di masjid diperbolehkan dalam kondisi tertentu. Ini berlaku bagi musafir atau fakir miskin. Mereka yang tidak memiliki tempat tinggal. Tidur di masjid juga sah bagi orang yang sedang I’tikaf. Selain kondisi tersebut, masjid bukan tempat untuk tidur.
[1]
Menjadikan Masjid Sebagai Pusat Spiritualitas
Memahami dan menerapkan adab masuk masjid meningkatkan kualitas ibadah kita. Masjid menjadi lebih dari sekadar bangunan. Ia adalah pusat spiritualitas, kedamaian, dan keberkahan. Dengan menjaga adab, kita menunjukkan kecintaan kita kepada Allah. Kita juga menunjukkan penghormatan kepada rumah-Nya. Jadikan setiap kunjungan ke masjid sebagai momen berharga. Raihlah keutamaan dan pahala yang Allah janjikan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
