Khazanah
Beranda » Berita » Pelajaran dari Sayyid Muhammad Al-Maliki tentang Shalat

Pelajaran dari Sayyid Muhammad Al-Maliki tentang Shalat

Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al Maliki: Ulama Pewaris Cahaya Nabi
Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al Maliki adalah guru para ulama di Tanah Air pada abad 21

SURAU.CO – Sholat adalah tiang agama. Ia menopang keimanan seorang Muslim. Tanpa shalat, bangunan iman akan rapuh bahkan bisa runtuh. Oleh karena itu, para ulama selalu menekankan pentingnya menjaga shalat, baik dari segi kekhusyukan maupun ketepatan waktunya. Ulama besar Makkah, As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, pernah menyampaikan nasehat yang sangat menyentuh tentang shalat.

Beliau dikenal sebagai seorang mufti yang alim, zuhud, dan dalam ilmunya. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta fatwa, bimbingan, dan nasihat dalam urusan agama. Salah satu nasihat beliau tentang mendirikan shalat adalah ketika seorang wanita bertanya tentang cara membangunkan anaknya untuk shalat Subuh.

Kisah Nasihat Tentang Shalat Subuh

Dikisahkan, seorang wanita mendatangi Sayyid Muhammad Al-Maliki. Kemudian ia bertanya:

Wahai Sayyid, bagaimana saya bisa membangunkan anak-anak saya yang tertidur nyenyak agar mau shalat Subuh?

Sayyid Muhammad tidak langsung menjawab, melainkan balik bertanya:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Apa yang kamu lakukan jika rumahmu terbakar sementara anak-anakmu sedang tidur lelap?”

Wanita itu menjawab: “Saya pasti membangunkan mereka dari tidur nyenyaknya.

Sayyid Muhammad bertanya lagi:

Bagaimana jika mereka tetap tidur sangat nyenyak?

Wanita itu menjawab dengan penuh keyakinan:

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Demi Allah! Saya pasti membangunkan mereka sampai benar-benar bangun. Jika mereka tetap tidak bangun, saya akan menyeret mereka keluar dari rumah agar selamat dari api.”

Sayyid Muhammad berkata dengan tegas:

Kalau begitu, lakukan hal yang sama untuk shalat. Jika kamu begitu berusaha menyelamatkan anak-anakmu dari api dunia, maka lakukan hal yang sama untuk menyelamatkan mereka dari api neraka di akhirat kelak.”

Jawabannya sangat sederhana tetapi mengandung makna yang dalam. Api dunia yang menakutkan tidak ada artinya dibanding api neraka. Namun banyak orang justru lebih takut terhadap ancaman dunia daripada ancaman akhirat.

Peringatan Al-Qur’an Tentang Lalai Shalat

Allah SWT menegaskan ancaman bagi orang yang lalai dalam shalatnya. Allah berfirman:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4–5)

Ayat ini menyatakan bahwa orang yang shalat tetapi melalaikannya—misalnya menunda hingga keluar dari waktu—sudah mendapat peringatan keras. Apalagi orang yang sama sekali tidak melaksanakan shalat, tentu mendapat ancaman yang lebih besar.

Al-Habib Umar bin Hafizh, ulama kharismatik dari Yaman, juga menekankan bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar. Seorang Muslim tidak boleh menyepelekan shalat. Allah menjadikan shalat sebagai kewajiban pokok yang pertama kali Allah hisab di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

“Amalan yang pertama kali Allah hisab dari seorang hamba pada hari berhenti adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka seluruh amalannya baik. Jika shalatnya rusak, maka seluruh amalannya rusak.” (HR.Thabrani)

Meninggalkan Shalat adalah Dosa Besar 

Para ulama menegaskan bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja termasuk dosa besar yang lebih berat daripada dosa-dosa besar lainnya.

Mengapa dosanya begitu besar? Karena shalat menjadi ikatan langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Shalat juga menjadi pembeda utama antara iman dan kufur. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’i)

Sebagian ulama memang berbeda pendapat tentang status hukum orang yang meninggalkan shalat. Namun semua sepakat bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar yang sangat berbahaya bagi keselamatan seorang muslim di akhirat.

Menanamkan Shalat Sejak Dini

Kisah dari Sayyid Muhammad Al-Maliki memberi pelajaran berharga bagi setiap orang tua. Banyak orang tua yang merasa kasihan ketika harus membangunkan anak-anaknya untuk shalat Subuh, karena mereka masih tidur nyenyak. Namun jika kita bandingkan dengan ancaman api neraka, rasa belas kasihan itu sama sekali tidak sebanding.

Rasulullah SAW juga menekankan agar orang tua mengajarkan shalat sejak anak-anak masih kecil. Beliau bersabda:

“Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (dengan pukulan ringan, bukan menyakiti) jika mereka meninggalkan shalat pada usia sepuluh tahun. Serta pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR.Abu Dawud)

Hadis ini menegaskan bahwa orang tua harus memulai pendidikan shalat sejak dini, bukan menunggu hingga anak dewasa. Jika anak terbiasa shalat sejak kecil, maka shalat akan menjadi bagian hidup mereka, bukan beban yang berat.

Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang istiqamah dalam mendirikan shalat, maka Allah memanggil kita dalam keadaan khusyuk dan taat.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement