KOMITMENT (Refleksi Iman yang tegak lurus atas niat, perbuatan, dan cara yang benar).
SURAU.CO – A’udzubillahi yg minassyaithanirrajim.
(QS.16:98) Tetap komitment dengan kalimat ini di awal kajian agar akal tidak kebablasan ditunggangi setan yang terkutuk.
اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ اَ لَّا تَخَا فُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَ بْشِرُوْا بِا لْجَـنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.
maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih. dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS.Fusshilat [41] : 30)
Tanpa mengurangi esensinya, ayat ini menggarisbawahi komitmen yang kokoh, suatu sikap mental yang kuat mencerminkan getaran jiwa yang stabil dalam iman dan amal saleh sampai pada titik kesudahan yang hakiki.
Kaum Kafir Quraisy: Malaikat Adalah Anak Allah
Tanpa mengurangi maknanya lebih lanjut, pernyataan “Rab kami adalah Allah” memancarkan esensi keyakinan yang merasuk ke dalam setiap aspek keberadaan, menggerakkan harmoni antara ucapan, niat, dan amal, mencerminkan keselarasan jiwa yang kokoh dalam mentauhidkan Allah SWT. QS.3:18, QS.12:53, QS.91:7-10
Menurut Imam Al-Qurtubi, ayat ini turun sebagai reaksi atas perkataan kaum kafir Quraisy kala itu yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka, kemudian secara lebih spesifik, beliau menjelaskan bahwa pengakuan tersebut tidaklah cukup untuk memasukkan mereka ke dalam Islam. Tetapi mereka juga menyatakan bahwa malaikat adalah anak-anak Allah yang bisa memberi syafaat kepada mereka.
Tanpa mengurangi esensinya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra membalas pernyataan itu dengan mengucapkan, “Rabbunallah wahdahu laa syarikalah, wa Muhammadun Shalallahu alaihi wa sallam abduhu wa rasuluhu, fastaqama”. Yang berarti Tuhan kami adalah Allah semata tanpa sekutu, dan Muhammad adalah hamba serta Rasul-Nya, kemudian beliau teguh dalam pendiriannya. Ucapan ini mengindikasikan bahwa syafaat hanya bisa terjadi dengan izin dan perintah Allah SWT. QS.2:255, QS.6:51, QS.10:3, QS.21:28
Ikhlas Kebaikan Hanya Untuk Allah
Tanpa mengurangi kedalamannya, “Rab kami adalah Allah”; kalimat ini bukan sekedar ucapan di bibir, tapi merupakan refleksi jiwa atas sikap, pikir, dan perbuatan yang lahir dari iman yang teguh dan fungsi jiwa yang utuh. (interpretasi atas wahyu)
Tanpa mengurangi kedalamannya, “Rab kami adalah Allah”; kalimat ini bukan sekedar ucapan di bibir. Tapi merupakan refleksi jiwa atas sikap, pikir. Dan perbuatan yang lahir dari iman yang teguh dan fungsi jiwa yang utuh. (Tafshilul Qur’an). QS.1:2-4, QS.2;284-285, QS.3:18, QS.20:14, QS.114:1-3
Tanpa mengurangi esensinya, pernyataan “Rabb kami ialah Allah”. Mencerminkan suatu komitmen kuat atas keyakinan yang mereka kuatkan dengan satu deklarasi yang telah diajarkan. Menandakan pengakuan mendalam akan keesaan Allah SWT sebagai Rabb yang mencipta, memelihara, dan mengatur seluruh alam semesta.:
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>عن أبو سعيد الخدري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ قَالَ : رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا ، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّة
“Dari Abu Sa’id al-khudri radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca: “Rodhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin rosula”, maka wajib baginya surga.” (HR. Abu Dawud dan An Nasa’i)
Ucapan ini adalah refleksi dari satu kalimat tauhid atas pondasi iman dan amal yang benar; “Laa ilaaha illallah, Muhammadur rasulullah.” Inilah kalimat iman dan amal yang bukan sekedar ucapan, tapi satu komitmen atas seluruh fungsi jiwa yang sadar, sengaja, dan bertanggung jawab sebagai dasar kita bersikap, berfikir, dan berbuat dalam mewujudkan segala ketaatan atas iman yang benar, niat yang benar, dan cara yang benar. QS.2:207, QS.4:80, QS.6:162
Memegang Teguh Amanah</h3>
Makna lain terungkap menunjukkan bahwa Allah SWT menuntut kita sebagai khalifah untuk istiqomah (komitmen), memegang teguh amanah, menjalankan semua aturan Allah SWT di muka Bumi, merealisasikan misi-misi kemanusiaan untuk mewujudkan visi penghambaan, dan Allah SWT memberi petunjuk kepada k
ita. QS.2:38, QS.17:9, QS.18:1-2, QS.33:72, QS.51:56 (Tafshilul Qur’an)
Khalifah yang bersungguh-sungguh memegang amanah akan selalu dikawal oleh para Malaikat yang dikhususkan untuk menjaga, menolong, dan melindungi mereka yang istiqomah. QS.3:124-125, QS.8:9, QS.13:11, QS.41:31
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS.Al-Ahqaf [46] : 13-14)
Hamba yang istiqomah
Mereka yang tetap komitment dalam ketaatan di semua tempat, di setiap waktu, dan seluruh keadaan, walau dengan ketaatan yang sekecil apa
pun.
Pada saat mereka wafat, Allah langsung menempatkan mereka di Surga yang telah Dia janjikan sebelumnya. Insya Allah! QS.7:42, QS.35:5, QS.41:30, QS.89;27-30 </p>
Maka tetaplah istiqomah atas semua ketaatan dan selalu memberi manfaat atas segala kebaikan dengan ketenangan jiwa atas iman dan niat yang benar, serta dengan cara mengikuti Al-Qur’an dan sun
nah. QS.2:185, QS.7:3, QS.33:21. Fa’tabiru ya ulil abshar la’allakum turhamun. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
