SURAU.CO.Manusia mengungkapkan permohonan, permintaan, harapan, atau pujian kepada Tuhan atau zat yang lebih tinggi melalui doa. Hal ini, sering menjadi bentuk komunikasi spiritual dan ekspresi keimanan seseorang. Dalam agama Islam, doa secara khusus adalah inti dari ibadah. Sebuah bentuk penyerahan diri dan pengabdian kepada Allah SWT untuk memohon sesuatu atau perlindungan.
Doa yang baik melibatkan niat ikhlas, memuji Allah, berselawat, mengangkat tangan, dan memohon dengan sungguh-sungguh sesuai syariat. Kemudian, Waktu-Waktu Mustajab untuk Berdoa Tengah malam (sepertiga malam terakhir). Selanjutnya, Antara adzan dan iqamah, Antara dua khutbah, Waktu sahur di bulan Ramadhan, Akhir shalat fardhu.
Tata Cara Berdoa yang Baik (dalam Islam)
- Niat yang Ikhlas: Umat muslim harus melandasi niat yang tulus karena Allah semata dalam berdoa.
- Memuji Allah dan Berselawat: Mulailah doa dengan memuji Allah dan berselawat atas Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk adab.
- Mengangkat Tangan: Mengangkat tangan saat berdoa adalah salah satu cara memohon kepada Allah.
- Memohon dengan Sepenuh Hati: Berdoa dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, jangan hanya sekadar ucapan.
- Sesuai dengan Syariat: Doa yang baik adalah doa yang sesuai dengan tuntunan agama.
- Mendoakan Orang Lain: Memendoakan orang lain termasuk adab yang baik dalam berdoa.
- Mengulangi Doa: Umat muslim harus mengulangi doa, agar dapat membantu doa-doa lebih mantap dan diyakini akan lebih mudah dikabulkan oleh allah.
Doa Memohon Kebaikan (dalam Al-Qur’an) Surat Al-Baqarah Ayat 201
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Arab-Latin: Wa min-hum may yaqụlu rabbanā ātinā fid-dun-yā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā ‘ażāban-nār
Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Doa yang akan naik ke langit adalah doa yang tulus dan ikhlas. Seperti doa orang tua kepada anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa orang yang bepergian (safar). Kemudian, Islam menganjurkan umatnya untuk berdoa dengan rasa syukur, memohon rezeki halal. Selanjutnya, Dan memohon perlindungan dari keburukan, agar doa-doa tersebut naik ke langit atau diterima Allah SWT.
Filosofi “Doa yang Baik Akan Naik ke Langit”
Keyakinan bahwa doa tulus akan diterima Tuhan mengalir dari pemahaman bahwa doa tersebut naik melalui “jalur langit” atau “pintu langit” yang terbuka pada waktu-waktu tertentu. Selanjutnya, “Jalur langit” atau “pintu langit” ini bukan berarti Tuhan ada secara fisik di langit. Oleh sebab itu, doa menjadi simbol kekuasaan-Nya yang meliputi segalanya, di mana doa dapat disaksikan dan dijawab Tuhan pada waktu yang tepat.
Makna Simbolis “Naik ke Langit”
-
Simbol Kesungguhan dan Kerendahan Hati:
Menengadahkan tangan ke langit saat berdoa merupakan sikap simbolis untuk menunjukkan kerendahan hati, kesungguhan, dan pengakuan bahwa Tuhan adalah Maha Kuasa dan meliputi segalanya.
-
Metafora Pengantar Doa:
“Langit” dalam konteks ini bukan berarti Tuhan berada di lokasi fisik di atas, melainkan sebagai tempat simbolis di mana doa-doa yang naik akan dilihat oleh Tuhan dan tidak akan hilang.
Perbuatan baik dan amal saleh seperti sedekah atau istighfar memperkuat doa. Mengintegrasikan doa dan ibadah ke dalam rutinitas harian dengan konsisten membantu mendekatkan diri kepada Allah dan membawa kesuksesan. Orang-orang mempercayai bahwa waktu-waktu tertentu.
“Doa jalur langit” dapat menjadi jalan keluar saat menghadapi kesulitan, karena membuka ridha Allah SWT untuk memberikan pertolongan dan mewujudkan keinginan. Dengan penuh keyakinan dan konsistensi dalam melangitkan harapan, Anda akan membuahkan hasil dan membawa kesuksesan yang hakiki.
(Budi).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
