Kisah
Beranda » Berita » Usamah bin Zaid: Panglima Perang Islam Termuda

Usamah bin Zaid: Panglima Perang Islam Termuda

Usamah bin Zaid: Panglima Perang Islam Termuda
Ilustrasi Usamah bin Zaid.

SURAU.CO – Usamah bin Zaid lahir pada tahun ke-7 sebelum Hijriah. Ia adalah putra dari Zaid bin Haritsah RA, sahabat yang sangat dicintai Rasulullah SAW dan pernah diangkat sebagai anak angkat beliau sebelum turun larangan mengangkat anak angkat dalam Islam. Ibunya adalah Ummu Aiman ​​, seorang wanita yang juga sangat dekat dengan keluarga Rasulullah.

Kedekatan keluarga Usamah dengan Nabi Muhammad SAW membuat Usamah tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang sekaligus didikan spiritual yang kuat. Sejak kecil, ia terbiasa berada di sisi Rasulullah. Tak heran jika ia mendapat julukan “hubb Rasulillah” (kekasih Rasulullah), karena Rasul sangat menyayanginya sebagaimana ia menyayangi ayahnya.

Pengangkatan Sebagai Panglima Perang

Ketika Rasulullah SAW menunjuk Usamah sebagai panglima perang, usianya masih 18 tahun. Keputusan ini sempat menimbulkan desas-desus di kalangan sahabat senior. Banyak yang meragukan kemampuan Usamah. Bagaimana mungkin seorang pemuda belia memimpin pasukan besar yang berisi tokoh-tokoh besar seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, Umar bin Khattab RA, Sa’ad bin Abi Waqqash RA, dan Abu Ubaidah bin Jarrah RA?

Keraguan itu sampai terdengar oleh Rasulullah. Umar bin Khattab RA, salah satu sahabat utama, bahkan menyampaikan langsung kepada beliau tentang bisik-bisik yang beredar. Rasulullah pun marah mendengar keraguan tersebut. Dengan tegas beliau bersabda:

“Jika kalian mencela kepemimpinan Usamah, sungguh sebelumnya kalian juga telah mencela kepemimpinan ayahnya. Demi Allah, dia (Zaid bin Haritsah) layak memimpin, dan sungguh Usamah pun layak memimpin. Dia termasuk orang yang paling aku cintai setelah ayahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Sikap Rasulullah ini menunjukkan bahwa beliau menilai seseorang bukan dari usia, tetapi dari kemampuan, akhlak, dan kepercayaan.

Misi Melawan Romawi

Tugas pertama Usamah sebagai panglima perang bukanlah hal yang ringan. Rasulullah SAW menugaskannya untuk memimpin pasukan melawan kekuasaan Romawi Timur, kekuatan besar pada masa itu, yang mengancam keutuhan umat Islam.

Pasukan Usamah diperintahkan menuju wilayah Balqa’ dan Qal’atut Darum, dekat Gazzah (sekarang termasuk wilayah Palestina). Wilayah ini berada di bawah kekuasaan Romawi dan mempunyai strategi dalam menghadang pergerakan musuh.

Bagi seorang pemuda seusianya, ini tentu bukan misi sederhana. Ia harus mengendalikan ribuan pasukan berpengalaman, mengatur strategi, dan menjaga kepercayaan para sahabat senior yang berada di bawah pimpinannya.

Namun, Usamah tidak gentar. Ia menerima amanah itu dengan penuh keyakinan dan keberanian.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Kemenangan Pasukan Usamah

Dengan kepemimpinan Usamah, pasukan Islam bergerak menuju sasaran. Dalam perjalanan dan pertempuran, Usamah membuktikan kualitasnya sebagai pemimpin. Ia tidak hanya mengatur strategi dengan matang, tetapi juga menjaga keselamatan pasukan.

Yang menakjubkan, dalam peperangan itu pasukan Muslim tidak kehilangan satu pun prajurit. Semua kembali dengan selamat, sementara kemenangan berhasil diraih dengan gemilang.

Keberhasilan ini membuat para sahabat yang awalnya meragukan Usamah akhirnya mengakui kapasitasnya. Mereka melihat sendiri bagaimana seorang pemuda yang sebelumnya dipandang terlalu muda justru mampu membawa kemenangan tanpa kehilangan pasukan.

Setelah kemenangan itu, Usamah mendapat pujian dari banyak sahabat besar. Abu Bakar dan Umar bin Khattab RA, yang awalnya sempat meragukan, justru memberikan penghormatan tinggi kepadanya. Mereka memandang kepemimpinan Usamah sebagai bukti nyata bahwa usia bukanlah penghalang untuk menjadi seorang pemimpin besar.

Apalagi setelah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menjadi khalifah tetap meneguhkan Usamah sebagai panglima perang. Ia tidak mencabut penunjukan yang telah dibuat Rasulullah. Keputusan ini sekaligus menunjukkan penghargaan dan kepercayaan penuh kepada Usamah.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Sejarah mencatat bahwa Usamah hidup cukup lama dan terus menjadi bagian penting dalam perjuangan Islam. Ia dikenal bukan hanya sebagai panglima muda, tetapi juga sebagai sahabat yang setia, percaya diri, dan penuh keberanian.

Kisah Usamah bin Zaid adalah inspirasi bagi generasi muda sepanjang masa. Pada usia 18 tahun, ia dipercaya Rasulullah SAW memimpin pasukan besar melawan kekuatan raksasa Romawi. Meski sempat diragukan, ia berhasil membuktikan kapasitasnya dengan membawa kemenangan tanpa kehilangan satupun prajurit.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement