Mode & Gaya
Beranda » Berita » Pentingnya Quality Time Bersama Keluarga dalam Islam

Pentingnya Quality Time Bersama Keluarga dalam Islam

Quality time bukanlah tentang berapa lama waktu yang dihabiskan bersama, melainkan kualitas kehadiran kita, duduk bersama keluarga

SURAU.CO. Banyak orang salah mengartikan quality time. Quality time bukanlah tentang berapa lama waktu yang dihabiskan bersama, melainkan kualitas kehadiran kita. Duduk bersama keluarga, mendengarkan cerita anak, atau sekadar makan malam tanpa gangguan gawai jauh lebih berharga daripada berjam-jam bersama namun pikiran melayang.

Sering kali kita merasa sudah “hadir” di rumah, padahal sejatinya tidak. Tubuh memang ada di ruang keluarga, tetapi pikiran masih sibuk dengan pekerjaan, mata terpaku pada layar ponsel, dan hati tidak betul-betul hadir bagi orang-orang terdekat. Inilah salah satu penyakit zaman modern: kita bisa begitu dermawan kepada orang luar dengan perhatian, tetapi justru pelit memberikan telinga dan waktu untuk keluarga sendiri.

Apa Itu Quality time

Quality time adalah soal presence—kehadiran penuh. Bukan sekadar hadir secara fisik, melainkan dengan hati yang tulus, telinga yang mau mendengar, dan mata yang memberi perhatian. Rasulullah Saw adalah teladan terbaik dalam hal ini. Beliau bisa menjadi sosok yang amat sibuk dengan urusan umat, tetapi tetap meluangkan waktu bercanda dengan keluarganya, menggendong cucu, bahkan membantu pekerjaan rumah. Dalam diri beliau, kita melihat bahwa keberkahan waktu tidak ditentukan oleh lamanya, melainkan oleh kebermaknaannya.

Di zaman serba cepat ini, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Lima menit mendengar curhatan anak dengan tatapan penuh kasih bisa lebih berharga daripada sejam duduk bersama namun sibuk dengan layar ponsel. Sepotong percakapan yang tulus antara suami dan istri bisa lebih bermakna daripada satu hari bersama tanpa komunikasi yang sejati.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum: 21:

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.”

Ayat ini menjelaskan bahwa keluarga adalah tempat sakinah (kedamaian batin). Sakinah hadir dari sentuhan, perhatian, dan waktu yang dibagikan bersama.

Keluarga: Sekolah Pertama dan Teladan Utama

Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang tua adalah pendidik utama dalam keluarga. Saat orang tua meluangkan waktu bersama anak, nilai-nilai Islam tertanam dengan baik. Adab makan, doa sebelum tidur, sopan santun, dan kejujuran, semua terwujud melalui kebersamaan yang hangat. Anak-anak belajar dari teladan orang tua, bukan hanya dari kata-kata.

Tantangan Modern: Gawai vs Kebersamaan

Di era digital ini, anak-anak seringkali lebih dekat dengan gawai daripada orang tuanya. Padahal, kisah tentang Nabi dan sahabat yang diceritakan menjelang tidur bisa lebih membekas. Ini jauh lebih baik daripada tontonan berjam-jam di layar.
Kesibukan modern seringkali menimbulkan stres dan kelelahan.

Sunyi kepada Keluarga, Riuh kepada Dunia: Sebuah Renungan tentang Doa yang Tak Pernah Putus

Kita cenderung mencari hiburan di luar rumah, padahal Rasulullah Saw menunjukkan bahwa rumah dan keluarga adalah penyejuk mata. Senyum anak, sapaan hangat pasangan, atau pelukan sederhana bisa menjadi terapi yang menenangkan jiwa. Quality time adalah investasi tak ternilai harganya.

Aktivitas Sederhana, Dampak Luar Biasa

Quality time tidak membutuhkan kemewahan. Rasulullah Saw memberikan teladan yang luar biasa:

  • Beliau makan bersama keluarga dengan penuh adab.
  • Beliau shalat berjamaah di rumah.
  • Beliau bercanda dengan cucunya, Hasan dan Husain.
  • Beliau membantu pekerjaan rumah tangga.

Hal-hal sederhana ini memiliki dampak yang besar. Seorang Rasulullah Saw masih menyisihkan waktu untuk hal-hal kecil yang sarat makna.

Prioritaskan Kebutuhan Emosional Keluarga

Banyak orang tua merasa cukup memberikan nafkah materi. Namun, anak-anak lebih merindukan nafkah emosional. Mereka ingin mendengarkan, memeluk, dan mengajak berbicara. Pasangan suami istri perlu hadir secara emosional, bukan hanya secara fisik.

Quality time adalah kebutuhan, bukan pilihan. Ia adalah fondasi kokoh yang menjaga keluarga di tengah badai modernitas. Pekerjaan bisa berganti, jabatan bisa hilang, tetapi cinta dan doa keluarga akan terus menyertai kita.

Budaya Workaholic: Mengancam Kesehatan Tubuh dan Kualitas Ibadah

Quality Time: Ibadah yang Membawa Berkah

Quality time bersama keluarga adalah ibadah. Ia menguatkan ikatan cinta, menjadi ruang pendidikan pertama, menciptakan kenangan indah, dan menghadirkan ketenangan. Rasulullah Saw telah menunjukkan bahwa keluarga adalah pusat kehidupan yang harus dirawat dengan penuh kasih sayang.

Hadirlah Sepenuhnya

Marilah kita meluangkan waktu, bukan hanya sisa waktu. Hadirlah sepenuhnya dengan cinta, doa, dan teladan. Kebersamaan dengan keluarga tidak hanya membuat hidup lebih bermakna, tetapi juga menjadi bekal menuju akhirat yang penuh berkah. Dengan memaksimalkan quality time, kita membangun fondasi keluarga yang kuat dan harmonis.(kareemustofa)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement