Ibadah
Beranda » Berita » Dari Kekayaan ke Kesempitan: Nasib Orang yang Mengabaikan Zakat

Dari Kekayaan ke Kesempitan: Nasib Orang yang Mengabaikan Zakat

Orang Berzakat (Gambar Ilustrasi)
Orang Berzakat (Gambar Ilustrasi)

SURAU.CO-Mengabaikan zakat bukan sekadar kelalaian kecil, melainkan pintu yang membawa seseorang dari kekayaan ke kesempitan. Banyak kisah nyata menunjukkan bahwa ketika seseorang mengabaikan zakat, harta yang tampak melimpah kehilangan berkahnya. Kekayaan yang seharusnya menenangkan hati berubah menjadi beban, sementara kesempitan hidup datang tanpa disangka.

Sebagian orang menganggap harta sebagai milik penuh dirinya, padahal Islam mengajarkan adanya hak orang lain di dalamnya. Saat seseorang menolak menunaikan hak itu, ia justru menanggung beban spiritual dan sosial. Rasa resah, masalah keuangan yang datang bertubi-tubi, hingga hubungan keluarga yang retak sering muncul sebagai dampaknya.

Banyak pedagang kecil membuktikan manfaat zakat melalui pengalaman nyata. Saat mereka menyalurkan zakat dengan rutin, rezeki mereka terbuka luas, dagangan laris, dan pelanggan bertambah. Namun, mereka yang menahan harta justru menyaksikan usahanya merosot. Fakta ini menegaskan bahwa zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan keberkahan.

Ulama menekankan bahwa keberkahan rezeki sering hilang bukan karena sedikitnya harta, melainkan karena orang enggan berbagi. Orang yang menolak zakat menutup pintu keberlimpahan yang Allah janjikan. Harta yang tidak pernah dizakati berubah menjadi sumber kesulitan, seolah menjadi saksi bisu atas kelalaian pemiliknya.

Mengabaikan Zakat dan Hilangnya Keberkahan Harta

Mengabaikan zakat membuat harta tidak lagi mendatangkan ketenangan. Alquran menegaskan bahwa orang yang enggan berzakat akan menghadapi konsekuensi berat di akhirat. Namun, dampaknya tidak hanya ukhrawi, tetapi juga duniawi. Hutang yang sulit lunas, kebutuhan yang tidak pernah tercukupi, hingga penyakit yang menguras biaya sering menimpa mereka.

Kitab Taisirul Khallaq

Seorang sahabat saya bercerita bahwa bisnis keluarganya menurun drastis ketika mereka menunda zakat. Setelah menyadari kesalahannya, ia segera menunaikan kewajiban itu. Perlahan usahanya kembali pulih. Dari pengalaman itu, kita bisa melihat bahwa zakat berperan sebagai pembersih harta sekaligus penjaga kelancaran rezeki.

Penelitian sosial juga menyoroti manfaat zakat dari sisi ekonomi. Uang yang berputar melalui zakat membantu masyarakat miskin keluar dari kesulitan. Sebaliknya, ketika banyak orang mengabaikan zakat, jurang antara kaya dan miskin melebar. Akibatnya, keresahan sosial semakin meningkat dan menimbulkan ketidakstabilan.

Jelaslah bahwa mengabaikan zakat tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga melemahkan umat. Harta yang tidak mengalir sesuai syariat bagaikan air yang tertahan; lama-kelamaan menimbulkan masalah besar bagi semua pihak.

Dari Kekayaan Menuju Kesempitan Hidup Karena Enggan Berzakat

Ketika seseorang berada pada puncak kekayaan lalu jatuh ke jurang kesempitan, akar masalahnya sering terletak pada keengganan berbagi. Orang yang menolak zakat menyaksikan hartanya hilang perlahan, seperti pasir yang mudah lepas dari genggaman. Banyak keluarga kaya akhirnya menghadapi konflik warisan, bisnis bangkrut, atau anak-anak yang bermasalah karena harta tidak diberkahi.

Sejarah Islam memberikan pelajaran jelas. Khalifah Abu Bakar dengan tegas menghadapi kaum yang menolak menunaikan zakat, karena zakat menjadi pilar kesejahteraan umat. Saat umat meninggalkan kewajiban itu, kerugian menimpa bukan hanya individu, melainkan juga seluruh komunitas.

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

Pesan ini tetap relevan hingga kini. Di era modern, orang semakin mudah menimbun kekayaan, tetapi risikonya sama: hidup yang sempit meskipun rekening penuh. Sebaliknya, orang yang menyalurkan zakat merasakan kelapangan hati dan kelimpahan rezeki yang datang dari arah tak terduga.

Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Orang yang menunaikan zakat justru melindungi hartanya dari kesia-siaan. Keberkahan, kesehatan, dan ketenangan batin menjadi balasan nyata bagi mereka yang berzakat. (Hen)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement