Kesehatan
Beranda » Berita » Iri Hati, Racun Jiwa: Bagaimana Mengobatinya dengan Iman

Iri Hati, Racun Jiwa: Bagaimana Mengobatinya dengan Iman

Gambar Hanya Ilustrasi
Gambar Hanya Ilustrasi

SURAU.CO-Iri hati, racun jiwa, sering muncul tanpa disadari dalam keseharian. Iri hati, racun jiwa, membuat seseorang gelisah saat melihat orang lain memperoleh nikmat, seakan kebahagiaan hanya pantas untuk dirinya. Akibatnya, perasaan ini menggerogoti ketenangan, menutup pintu syukur, serta menghalangi langkah menuju keberkahan hidup.

Selain itu, banyak orang pernah merasakan gejolak iri, baik langsung maupun tidak langsung. Ketika melihat teman kerja mendapat promosi, hati sering terdorong membandingkan nasib. Namun, pengalaman itu justru memberi pelajaran berharga: iri tidak menambah rezeki sedikit pun. Sebaliknya, energi positif yang seharusnya dipakai untuk berusaha habis terkuras.

Setiap manusia memiliki takaran rezeki berbeda, dan membandingkan hanya membuat hati sempit. Alih-alih menikmati karunia, orang malah sibuk meratapi keberhasilan orang lain. Jika dibiarkan, sikap ini akan merusak ikatan sosial, melemahkan persaudaraan, dan menumbuhkan kebencian.

Sebaliknya, hati yang belajar mengendalikan iri akan tumbuh lebih sehat. Kesadaran bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri menumbuhkan rasa syukur. Dengan syukur, jiwa terasa ringan, pikiran lebih jernih, dan langkah lebih mantap. Pada titik inilah iman bekerja sebagai obat utama yang menyembuhkan luka batin akibat iri.

Iri Hati dan Racun Jiwa dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kenyataan, banyak contoh yang memperlihatkan betapa berat dampak iri. Seorang sahabat bisa berubah menjadi lawan karena gagal menerima keberhasilan orang lain. Bahkan, hubungan keluarga dapat retak ketika iri menguasai hati.

Ubi Jalar, Superfood yang Kaya Manfaat

Lebih jauh lagi, iman menawarkan jalan keluar. Islam memandang iri hati sebagai penyakit hati yang menghalangi cahaya kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki.” Pesan ini bukan sekadar larangan, melainkan juga terapi psikologis agar manusia terbebas dari sikap membandingkan diri secara berlebihan.

Di samping itu, orang yang berhasil menundukkan iri merasakan manfaat besar. Hati menjadi damai, hubungan dengan sesama lebih harmonis, dan semangat hidup meningkat. Rasa syukur menghadirkan energi baru untuk mengejar target pribadi secara sehat. Akibatnya, racun iri yang semula melemahkan berubah menjadi motivasi untuk berkembang.

Selain berdampak psikologis, iri juga memutus keberkahan. Hati yang dipenuhi iri sulit menerima doa orang lain dengan tulus. Oleh sebab itu, ketulusan menjadi kunci pembebasan. Dengan mendoakan orang yang kita iri, hati perlahan melapangkan diri dan iman menyembuhkan batin dari dalam.

Mengobati Iri dengan Iman dan Syukur

Untuk mengobati iri hati, latihan batin konsisten sangat diperlukan. Pertama, sadari bahwa setiap nikmat datang dari Allah, bukan semata usaha manusia. Kedua, latih syukur setiap hari dengan mengingat nikmat kecil. Dengan cara itu, fokus berpindah dari membandingkan ke menghargai karunia yang telah ada.

Selain itu, perubahan perspektif perlu dilakukan. Keberhasilan orang lain bukan ancaman, melainkan inspirasi. Jika sahabat berhasil, anggaplah itu bukti bahwa peluang juga terbuka bagi kita. Pandangan positif ini menjaga jiwa tetap sehat dan memperkuat hubungan sosial.

Kopi Bagi Ibu Hamil dan Menyusui: Antara Kenikmatan dan Amanah Menjaga Kehidupan

Selanjutnya, doa menjadi tameng yang ampuh. Saat iri muncul, ucapkan doa kebaikan untuk orang tersebut. Dengan begitu, energi negatif berubah menjadi positif. Hati yang terbiasa mendoakan sesama akan semakin luas dan bebas dari belenggu perasaan sempit.

Akhirnya, pengalaman banyak orang membuktikan bahwa iman dan syukur merupakan obat mujarab. Mereka yang tekun mengamalkan doa, zikir, dan tafakur merasakan kedamaian luar biasa. Jiwa yang dulunya gelisah berubah tenang, karena menyadari setiap takdir penuh hikmah. Hidup pun terasa lapang, dan iri tidak lagi menemukan tempat di hati beriman. (Hen)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement