Kisah
Beranda » Berita » Keistimewaan Tongkat Nabi Musa

Keistimewaan Tongkat Nabi Musa

Keistimewaan Tongkat Nabi Musa
Ilustrasi Keistimewaan Tongkat Nabi Musa: Membelah Lautan.

SURAU.CO – Setiap nabi yang Allah SWT utus membawa mukjizat sebagai bukti kerasulannya. Nabi Musa AS termasuk salah satu nabi yang memiliki mukjizat besar. Allah menganugerahkan Nabi Musa AS mukjizat besar. Dari sekian mukjizatnya, tongkat yang beliau bawa menjadi salah satu yang paling terkenal.

Tongkat Nabi Musa bukanlah tongkat biasa. Allah menjadikannya mampu berubah menjadi ular, membelah lautan, hingga memancarkan udara dari batu. Semua peristiwa itu terekam padalam Al-Qur’an, menjadi pengingat betapa Allah Maha Kuasa menolong hamba-Nya.

Berikut tiga keistimewaan tongkat Nabi Musa yang sangat penting dalam sejarah dakwah beliau: berubah menjadi ular, membelah lautan, dan mengeluarkan udara dari batu.

Tongkat yang Berubah Menjadi Ular

Kisah tongkat Nabi Musa bermula ketika dia meninggalkan rumah mertuanya, Nabi Syuaib, setelah sepuluh tahun menetap di sana. Nabi Musa bersama istrinya berjalan menuju Mesir. Di tengah perjalanan, beliau melihat cahaya api dari arah Gunung Thursina. Beliau pun mendekat untuk mengambil api sebagai penerang. Namun, di tempat itulah Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya.

Allah berfirman di lembah suci Thuwa:

Ilusi yang Menghambat Majunya Pendidikan Indonesia

“Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa. Dan Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sungguh, Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku…”

Allah memerintahkan Nabi Musa melempar tongkat yang ada di tangan. Tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular besar yang bergerak cepat. Nabi Musa merasa takut, tapi Allah menenangkannya. Sejak saat itu, Allah menjadikan tongkat tersebut sebagai salah satu mukjizat utama Nabi Musa.

Mukjizat tongkat ini terbukti saat Nabi Musa menghadapi Firaun. Firaun menuduh Nabi Musa dan Nabi Harun sebagai tukang sihir. Ia mengumpulkan para ahli sihir terbaik Mesir untuk menandingi mereka. Para penyihir melemparkan tongkat dan tali mereka, sehingga tampak seperti berubah menjadi ular-ular kecil.

Namun, Nabi Musa melemparkan tongkatnya, lalu tongkat itu berubah menjadi ular besar yang menelan semua ular kecil itu. Peristiwa ini mengejutkan para penyihir. Mereka segera sadar bahwa apa yang Nabi Musa lakukan bukanlah sihir, melainkan mukjizat dari Allah SWT. Mereka pun bersujud dan beriman kepada Allah, meskipun Firaun memurkai mereka.

Al-Qur’an mencatat peristiwa ini dalam Surat Al-A’raf ayat 107:

Buah dari Kesabaran: Ketika Ujian Menjadi Jalan Menuju Kedewasaan

“Lalu (Musa) melempar tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.”

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah menggunakan tongkat Nabi Musa untuk meneguhkan risalahnya dan meruntuhkan kesombongan Firaun beserta pasukannya.

Mukjizat Membelah Laut Merah

Allah juga menjadikan tongkat Nabi Musa mampu membelah lautan. Peristiwa besar ini terjadi ketika Nabi Musa bersama Bani Israil berusaha keluar dari Mesir.

Selama bertahun-tahun, Nabi Musa mendakwahi Firaun agar menyembah Allah SWT. Namun, Firaun justru semakin angkuh dan menolak. Allah kemudian memerintahkan Nabi Musa membawa Bani Israil keluar menuju tanah yang dijanjikan.

Firaun mengetahui rencana itu dan langsung mengerahkan pasukannya untuk mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Mereka berlari hingga berhenti di tepi Laut Merah. Di depan mereka terbentang lautan luas, sementara pasukan Firaun semakin dekat dari belakang. Kaum Bani Israil merasa panik dan putus asa.

Akar Yang Merintih, Daun Yang Merangas: Sebuah Risalah Rindu

Allah segera menolong mereka. Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Seketika laut itu terbelah menjadi dua dan menyisakan jalan kering di tengahnya. Nabi Musa dan Bani Israil menemuinya tanpa ragu.

Firaun bersama tentaranya tetap mengejar mereka dan masuk ke jalur laut yang terbelah. Setelah Nabi Musa dan pengikutnya tiba di seberang, Allah memerintahkan beliau memukulkan tongkatnya sekali lagi. Air laut pun kembali menyatu dan menenggelamkan Firaun beserta seluruh pasukannya.

Mengeluarkan Air dari Batu

Allah juga menjadikan tongkat Nabi Musa sebagai sarana untuk mengeluarkan air dari batu. Mukjizat ini terjadi ketika Nabi Musa dan kaumnya menempuh perjalanan panjang di padang pasir setelah bebas dari kejaran Firaun. Mereka kehausan, tubuh mereka lelah, dan mereka hampir tidak mampu melanjutkan perjalanan.

Nabi Musa berdoa kepada Allah agar memberikan jalan keluar. Allah mengabulkan doanya dan memerintahkan beliau memukulkan tongkatnya ke sebuah batu. Nabi Musa melakukannya, lalu batu itu memancarkan dua belas mata air yang jernih dan segar. Seluruh Bani Israil pun meminum air itu dan terbebas dari dahaga.

Al-Qur’an mengabadikan peristiwa ini dalam Surat Al-Baqarah ayat 60:

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon udara untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Maka memancarlah darinya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing).”

Mukjizat ini menunjukkan bahwa Allah mampu memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tongkat Nabi Musa yang sebelumnya menelan sihir para ahli, membelah lautan, kini menjadi sumber kehidupan di tengah padang pasir.

Kisah tongkat Nabi Musa mengajarkan kita untuk selalu beriman, bersabar, dan yakin kepada pertolongan Allah. Setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar dari arah yang tidak pernah kita sangka.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.