Ibadah
Beranda » Berita » Perniagaan yang Pasti Untung: Jadilah Manusia Berselera Tinggi

Perniagaan yang Pasti Untung: Jadilah Manusia Berselera Tinggi

Perniagaan yang Pasti Untung: Jadilah Manusia Berselera Tinggi

Perniagaan yang Pasti Untung: Jadilah Manusia Berselera Tinggi.

 

SURAU.CO – Dari Malaysia ke Bukit Tinggi
Singgah sebentar untuk istirahat
Mari kita jadi manusia berselera tinggi
Dalam ibadah, taat, dan semangat

بسم الله الرحمن الرحيم
Setiap manusia pasti ingin berhasil dan untung dalam hidup. Sayangnya, kebanyakan hanya serius mengejar keuntungan dunia, sementara untuk urusan akhirat seringkali merasa cukup dengan hasil seadanya. Padahal, Allah Ta’ala berfirman:

> يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedangkan tentang akhirat, mereka lalai.” (QS. Ar-Rum: 7)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Inilah penyakit cinta dunia yang membuat manusia kehilangan “selera tinggi”.

Perniagaan Akhirat: Bisnis yang Pasti Untung

Allah menamakan amal shalih sebagai tijarah (perdagangan). Orang yang menegakkan iman, shalat, jihad, sedekah, dan ibadah lainnya sejatinya sedang berdagang dengan Allah. Dan Allah janjikan perniagaan ini tidak akan rugi (QS. Fathir: 29-30).

Nabi ﷺ pun menegaskan:

> “Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, barang dagangan Allah adalah surga.” (HR. Tirmidzi)

Selera Tinggi: Target Surga Tertinggi

Jika orang duniawi punya selera tinggi mengejar jabatan, harta, atau kemewahan, maka seorang mukmin sejati harus punya selera yang lebih tinggi lagi: Surga Firdaus.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Jika kalian memohon surga kepada Allah, mintalah surga Firdaus. Sesungguhnya ia adalah surga yang paling tinggi, dan di atasnya Arsy Allah Yang Maha Pemurah.” (HR. Bukhari)

Maka, hanya orang berjiwa besar yang siap berkorban harta, tenaga, bahkan jiwa di jalan Allah, yang pantas mendapat surga itu.

Contoh Nyata: Sahabat Suhaib Ar-Rumi. Suhaib rela meninggalkan harta demi hijrah menuju Rasulullah ﷺ. Maka Nabi menyambutnya dengan sabda:

> “Wahai Abu Yahya, sungguh engkau telah beruntung dalam perniagaanmu.” (HR. Hakim)

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Beliau menang karena berani menjual dunia untuk membeli akhirat.

Penutup: Mari Jadi Pedagang Akhirat

Dunia hanyalah tempat singgah, akhirat adalah negeri kekal.
Allah berfirman:

> فَأَمَّا مَنْ طَغَى وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan dunia, maka nerakalah tempat tinggalnya.” (QS. An-Nazi’at: 37-39)

Sebaliknya, orang yang menjadikan akhirat sebagai target utama akan mendapat surga tinggi yang penuh kenikmatan.

Dari Pekanbaru ke Bukit Tinggi
Singgah sebentar untuk istirahat
Mari kita berselera tinggi
Mulia di dunia, selamat di akhirat

 

 


Jangan Remehkan Pekerjaanmu, Karena Allah Tidak Pernah Remehkan Usahamu.

Dalam hidup ini, sering kali kita merasa kecil dengan apa yang kita lakukan. Ada yang bekerja sebagai pedagang kecil, guru di pelosok desa, petani di sawah, nelayan di laut, pegawai sederhana, atau ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus keluarga. Tidak jarang muncul rasa minder, apalagi jika dibandingkan dengan orang lain yang tampak lebih sukses dan dihargai secara sosial.

Namun, Islam mengajarkan bahwa tidak ada pekerjaan yang sia-sia selama diniatkan karena Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Kunci utamanya adalah niat.

Sekecil apa pun pekerjaanmu, jika niatnya benar, maka ia bernilai besar di sisi Allah. Menyapu halaman, memberi nafkah keluarga, menolong orang lain, atau bahkan sekadar menyingkirkan duri dari jalan—semua itu adalah amal shalih yang mendapat ganjaran.

Allah tidak pernah meremehkan usaha hamba-Nya.
Firman Allah:
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7)

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada amal yang terlalu kecil. Semua akan dihitung, semua akan diperhatikan, dan semua akan diberi balasan.

Jangan tertipu oleh pandangan manusia.
Sering kali manusia hanya menilai dari hasil yang besar, gemerlap, dan terlihat di mata orang banyak. Padahal, Allah menilai dari kesungguhan, keikhlasan, dan keteguhan hati dalam menjalani pekerjaan yang halal dan penuh tanggung jawab.

Bekerja dengan jujur adalah ibadah.
Sebagaimana nilai yang dipegang BRK Syariah: Integrity, Synergy, Honesty, Adaptive, Respect, Excellence—kejujuran, kerja sama, integritas, dan kerja sungguh-sungguh adalah jalan menuju keberkahan. Setiap usaha yang dilandasi jujur, tulus, dan ikhlas akan mendapat ridha Allah.

Maka jangan pernah meremehkan pekerjaanmu.
Karena setiap tetes keringatmu, setiap jerih payahmu, setiap doa yang kau selipkan di tengah kerja kerasmu, semuanya dicatat di sisi Allah.

Yang penting, luruskan niat.
Kerjakan dengan sungguh-sungguh.
Jangan takut dianggap kecil oleh manusia, sebab Allah melihat besarnya hatimu dalam beramal.

Jadikan pekerjaanmu sebagai jalan menuju surga. Karena Allah tidak pernah meremehkan hasil usahamu. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku Iskandar, M. Pd)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement