SURAU.CO. Indonesia menyebut pentingnya ketahanan keluarga dalam di Konferensi Pemimpin Muslim BRICS yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brazil.Sekjen Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin, mewakili Indonesia mengatakan ketahanan keluarga prioritas Indonesia dengan program yang melibatkan tokoh agama. dan masyarakat. Dengan tema “Spiritual Silk Road: The Role of Moral Values in Bridging Nations and Contonents” konferensi yang berlangsung pada 4-5 September mengangkat beberpa isu yang berlangsung di dunia saat ini/
“Kami berkomitmen penuh menjaga nilai keluarga. Termasuk kepada generasi muda,” jelasnya di Brasil. Lebih kanjut Kamarudin menjelaskan bahwa Kementerian Agama terus memperkokoh ketahanan keluarga dengan program BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah), BRUN (Bimbingan Remaja Usia Nikah) untuk remaja. Selain itu juga ada progam Bimwin (Pembinaan Perkawinan) untuk calon mempelai.Program Nikah Massal juga dilaksanakan. Serta program Pembinaan Keluarga Berbasis Masjid (TERUTAMA). Ini kolaborasi BP4 dengan BKM.
Menurut Kamarudin isu ketahana keluarga menjadi salah satu solusi penting menghadapi persoalan global sekarang ini. Struktur keluarga sehat telah terkikis dan menjadi ancaman serius bagi masa depan manusia. Isu lain yang disepakati adalah prinsip keberagaman dalam kesatuan. Resolusi ini mencerminkan sebuah aspirasi. Membangun dunia multipolar yang bersatu. Menghormati kemuliaan, bukan satu sistem tunggal.
Inisiasi kerja sama BRICS memberi harapan baru untuk mewujudkan amanat konstitusi. selain itu. Indonesia berkepentyingan untuk berperan aktif menjaga tatanan global yang lebih adil, damai, dan sejahtera. “Sebagai anggota terbaru, Indonesia merasa terhormat. Dapat mengambil bagian dalam dialog ini. Ini menandakan perluasan keterlibatan global. Menegaskan komitmen untuk kolaborasi multilateral. Membentuk tatanan internasional inklusif dan adil,” tegas Kamarudin.
Selain itu dalam pertemuan tersebutjuga mengangkat dialog antar-agama dan antar-etnis. Dialog ini merupakan faktor penting untuk kerja yang sama. Kerja sama konstruktif dan berkelanjutan di BRICS. Resolusi ringkasan kerja sama ilmiah. Juga keagamaan dan kemanusiaan. Di antara komunitas dan organisasi Muslim BRICS.
Melawan Ideologi Ekstremis dengan Moderasi
Sementara itu Mohammed Abdullah Al Ali, CEO TRENDS Research & Advisory, menyebut konferensi ini adal;ah wadah untuk dialog. Interaksi antar-umat beragam budaya dan agama dan diskusi tentang perkembangan keagamaan. Menurutnya konferensi ini mempromosikan nilai-nilai koeksistensi dan toleransi. Nilai-nilai ini menjadi pilar fundamental dan kerja sama untuk kesejahteraan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Mohammed Al-Ali menekankan keberagaman adalah sumber kekuatan. Ini terjadi jika dibangun atas rasa hormat dan integrasi. Dialog juga sangat penting. Agama bukan hanya sistem kepercayaan. Ia juga merupakan kekuatan lunak. Ini berkontribusi pada keamanan dan stabilitas. Agama mendorong perdamaian di dalam dan antarnegara. Ketika nilai-nilai agama hadir dalam wacana, koeksistensi menguat. Kerja sama menjadi lebih efektif.
Selain itum lanjut Ali, ekstremisme dan radikalisasi adalah tantangan terbesar. “Masalahnya bukan terletak pada agama. Ajarannya juga bukan masalah utama. Yang menjadi masalah yterletak pada mereka yang menafsirkan ulang nilai agama. Mereka melakukannya berdasarkan visi ekstremis. Ideologi ini jauh dari tujuan luhur agama,” ungkapnya. Dr Al menambahkan dunia perlu konsep moderasi beragama yang salah satunya adalah mengutamakan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusia an. Konsep ini harus disampaikan kepada kaum muda dengan bahasa yang jelas selain juga melalui pendidikan. Hal ini, ungkap Ali, pentingnya pemahaman yang benar tentang Islam terutama bagi kalangan anak muda. Selain untuk melindungi mereka dari ideologi ekstremis, juga sebagai bentuk kesadaran tentang toleransi dan keterbukaan.
Prestasi Qari Indonesia
Selain dialog penting ini, Indonesia menorehkan prestasi. Muhammad Reza Maulana Nurdin menjadi Juara II. Ia meraihnya di Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional. MTQ ini merupakan rangkaian Pertemuan Pimpinan Komunitas Muslim Negara-negara BRICS. Acara berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil. Lantunan merdu qari asal Bogor ini memukau juri.
Reza tampil sempurna, meski nomor urut perdana. Sebelas peserta lain juga hadir. Mereka berasal dari Iran, Kazakhstan, India, Afrika Selatan, Ethiopia, Malaysia, Uni Emirat Arab, Mesir, Rusia, dan Brasil. Tiga dewan juri berasal dari Mesir dan Brasil. Pengumuman juara pada Penutupan Acara Pimpinan Komunitas Muslim BRICS. Acara ini juga menampilkan perwakilan negara BRICS. MTQ internasional ini putaran kedua. “Penghargaan Alquran BRICS” diselenggarakan.
Juri memutuskan Mohamed Ahmed Fathalla Ahmed Salim (Mesir) Juara I. Reza (Indonesia) Juara II. Muhammad Isyraq bin Syahruddin (Malaysia) Juara III. Tropi diberikan oleh Grand Mufti Sheikh Ravil Gainutdin. Beliau adalah Ketua Dewan Agama Muslim Federasi Rusia. Sekjen Kementerian Agama RI, Prof. Kamaruddin Amin, memberi selamat.
Hadir dalam acara ini antara lain perwakilan dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia. Para pemimpin agama menyadari peran penting mereka dalam memperkuat moral masyarakat demi kesejahteraan bangsa dan generasi mendatang, serta mengakui bahwa dimensi spiritual merupakan kunci dalam membangun hubungan erat antara negara-negara BRICS.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
