Khazanah
Beranda » Berita » Surga Itu Mahal, Tapi Takwa Membuatnya Terjangkau

Surga Itu Mahal, Tapi Takwa Membuatnya Terjangkau

Surga Itu Mahal, Tapi Takwa Membuatnya Terjangkau.

Surga Itu Mahal, Tapi Takwa Membuatnya Terjangkau.

SURAU.CO – Allah telah menjanjikan tempat terbaik kepada hamba-Nya, dan kita menyebutnya surga ketika membahasnya. Sebuah negeri abadi yang penuh dengan kenikmatan, tanpa rasa lelah, tanpa air mata, tanpa sakit, dan tanpa rasa takut. Itulah impian setiap mukmin. Namun, Allah juga menegaskan bahwa surga itu tidak murah. Surga memiliki nilai yang jauh melebihi dunia seisinya.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang takut, maka dia akan segera berangkat; dan barangsiapa yang segera berangkat, maka dia akan sampai ke tujuan. Ketahuilah, sesungguhnya dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, sesungguhnya dagangan Allah itu adalah surga.”
(HR. Tirmidzi)

Surga Bukan untuk Orang Kaya Saja

Kalau surga hanya bisa “dibeli” dengan harta, tentu banyak orang miskin akan putus asa. Namun, rahmat Allah jauh lebih luas dari itu. Surga tidak diukur dengan harta benda, pangkat, atau jabatan. Surga diukur dengan ketakwaan.

Firman Allah:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Itulah mengapa orang miskin pun mampu mendapatkan surga, bahkan dalam beberapa keadaan justru mereka lebih dahulu masuk surga dibanding orang kaya. Karena ukurannya adalah hati yang bersih, amal yang ikhlas, dan ketaatan yang konsisten.

Takwa sebagai Harga Surga

Takwa adalah menjaga diri dari murka Allah dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Inilah “mata uang” yang berlaku untuk membeli surga. Dengan takwa, seseorang bisa mengalahkan segala keterbatasannya, bahkan keterbatasan harta.

Orang kaya bisa sedekah dengan hartanya.
>Banyak Orang miskin bisa sedekah dengan senyumnya, doa yang tulus, dan kerja keras yang halal.
>Orang kaya bisa wakaf masjid.
>Orang miskin bisa beribadah dengan ikhlas, menjaga lisan, dan rajin shalat malam.

Allah menilai bukan dari jumlah, tapi dari ketulusan hati.

Renungan: Kalau surga itu mahal

Sudahkah kita menyiapkan “modal” untuk membelinya? Bukan emas, bukan rumah mewah, bukan pula rekening yang gemuk—tapi amal yang lahir dari takwa.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk menabung “mata uang” takwa:

Shalat tepat waktu.
Membaca Al-Qur’an walau hanya beberapa ayat.
Bersedekah walau hanya dengan senyuman.
Menahan amarah, menjaga lisan, dan berbuat baik pada sesama.

Penutup: Surga itu mahal, benar. Tapi Allah memudahkan hamba-Nya. Yang penting bukan seberapa banyak harta yang kita punya, melainkan seberapa dalam takwa yang kita tanamkan. Karena di hadapan Allah, semua manusia sama, hanya takwa yang menjadi pembeda.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa

 

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

 


Pesan Ibu untuk Anakku Tercinta

Hai Anakku, Ibu tidak pernah melarangmu pergi bersama teman-temanmu. Sebab, ibu tahu, pertemanan adalah bagian dari kehidupan yang membuatmu belajar, berkembang, dan menemukan arti kebersamaan. Tetapi, satu hal yang selalu ibu ingatkan: jagalah dirimu baik-baik.

Ingatlah, hidup ini penuh dengan pilihan, dan setiap pilihan akan membawa akibat. Maka pandailah memilih pergaulan. Jangan biarkan dirimu hanyut dalam arus ajakan yang justru bisa merugikanmu. Banyak orang terjerumus bukan karena niat buruk dari awal, tetapi karena salah memilih teman dan salah mengambil langkah.

Anakku, milikilah hati yang kuat, jiwa yang tegar, dan iman yang kokoh. Dunia ini penuh dengan godaan, kadang datang dari arah yang tidak kita sangka. Ada tawaran kesenangan sesaat, ada ajakan yang terlihat menyenangkan, tetapi sejatinya menjerumuskan. Jangan biarkan hatimu goyah hanya karena godaan sementara.

Ibu hanya ingin engkau tumbuh menjadi pribadi yang berpegang pada jalan yang benar, tetap teguh meski lingkungan berubah, dan selalu menjaga kehormatan diri. Sebab pada akhirnya, yang akan menolongmu bukanlah banyaknya teman di sekitarmu, melainkan keteguhan imanmu dalam menjaga diri.

Ingatlah firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)

Maka, jagalah dirimu, wahai anakku. Bergaullah dengan siapa saja, tapi jangan lepaskan prinsipmu. Bersikaplah ramah tanpa harus menggadaikan iman. Bersahabatlah dengan siapa pun, tapi tetaplah menjadi dirimu yang taat kepada Allah.

Itulah pesan ibu, sederhana tapi penuh makna. Semoga engkau tumbuh menjadi anak shalih/shalihah yang selalu membawa kebaikan, baik untuk dirimu, keluarga, maupun umat. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku Iskandar, M. Pd)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement