Khazanah
Beranda » Berita » Mengupas Karakteristik Fundamental Al-Quran

Mengupas Karakteristik Fundamental Al-Quran

SURAU.CO – Buku-buku karya manusia memiliki batas usia. Sehebat apa pun seorang penulis, karyanya pasti akan memudar ditelan zaman. Ia bisa menjadi usang, tidak relevan, atau bahkan terlupakan. Namun, di tengah perpustakaan dunia yang fana ini, ada satu Kitab yang menentang hukum waktu. Sebuah Kitab yang semakin kita gali, justru semakin relevan. Itulah Al-Qur’an. Ia bukan sekadar buku, melainkan sebuah fenomena yang hidup.

Oleh karena itu, untuk memahami keistimewaannya, kita harus membedah “DNA Ilahi” yang terkandung di dalamnya. Kita perlu memahami karakteristik fundamental Al-Quran yang membedakannya dari semua tulisan lain. Karakteristik ini saling terkait, membentuk sebuah bangunan kokoh yang membuktikan kebenarannya.

Sumber Ilahiah

Karakteristik paling dasar dari Al-Qur’an adalah sumbernya. Ia bukan tulisan manusia, jin, atau malaikat. Sebaliknya, ia adalah Kalamullah, firman Allah yang azali. Tentu saja, ini adalah titik berangkat dari semua kemuliaan lainnya. Karena sumbernya adalah Dzat Yang Maha Sempurna, maka firman-Nya pun membawa sifat kesempurnaan.

Allah SWT menegaskan hal ini:

“Dan Al-Qur’an itu bukanlah buatan seorang penyair… Dan bukan pula perkataan tukang tenung… Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Haqqah: 41-43)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Dari sifat Ilahiah inilah lahir karakteristik berikutnya, yaitu kemukjizatan (I’jaz). Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, karena keindahan bahasanya tidak akan pernah bisa ditandingi oleh manusia.

Jaminan Keabadian

Selanjutnya, dari sumber yang Ilahi, lahirlah sebuah jaminan yang abadi. Karena Al-Qur’an adalah firman-Nya, maka Allah sendiri yang menjamin penjagaannya. Tidak ada satu pun kitab suci lain di dunia yang memiliki jaminan otentisitas seperti ini. Allah SWT berfirman dengan sumpah-Nya:

إِنَّا نَحْنُ نَзَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Jaminan ini termanifestasi dalam dua cara. Pertama, melalui penjagaan di dalam dada para penghafal (huffazh). Kedua, melalui penjagaan dalam bentuk tulisan (mushaf) yang tidak pernah berubah satu huruf pun.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Fungsi Universal

Selain itu, Al-Qur’an turun bukan untuk menjadi pajangan atau benda keramat. Sebaliknya, ia diturunkan dengan sebuah fungsi yang sangat jelas, yaitu sebagai hudan linnas atau petunjuk bagi seluruh umat manusia. Ia adalah sebuah “manual kehidupan” yang komprehensif, di mana di dalamnya terdapat solusi untuk setiap masalah.

Lebih dari itu, ia juga berfungsi sebagai Asy-Syifa, sang penyembuh. Ia menyembuhkan penyakit keraguan dan kegelisahan yang ada di dalam dada. Ia ibarat resep dari Dokter Agung bagi jiwa-jiwa yang sakit.

Interaksi Bernilai Ibadah

Inilah level interaksi yang paling unik. Membaca novel terbaik mungkin akan memberikan kita hiburan. Akan tetapi, hanya membaca Al-Qur’an yang setiap hurufnya bernilai ibadah dan pahala. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.” (HR. Tirmidzi)

Interaksi ini bahkan tidak berhenti saat kematian tiba. Justru, ia akan mencapai puncaknya di akhirat. Al-Qur’an, yang menjadi sahabat kita di dunia, akan datang sebagai pemberi syafaat. Rasulullah SAW bersabda:

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi para pembacanya.” (HR. Muslim)

Wajah Utuh Sang Mukjizat

Kita melihat sebuah wajah yang utuh. Al-Qur’an adalah firman dari Allah. Karena itu, ia bersifat mukjizat dan dijaga keasliannya. Ia diturunkan sebagai petunjuk hidup, di mana membacanya adalah ibadah, dan kelak ia akan menjadi penolong kita. Semua karakteristik ini saling mengunci, membuktikan bahwa ia bukanlah kitab biasa. Ia adalah tali Allah yang terbentang dari langit ke bumi. Siapa pun yang berpegang teguh padanya, ia akan selamat di dunia dan akhirat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement