Beranda » Berita » Politik Syariat: Menjaga Agama, Merawat Dunia

Politik Syariat: Menjaga Agama, Merawat Dunia

Ilustrasi politik syariat menjaga agama dan merawat dunia
Ilustrasi politik syariat sebagai jembatan antara agama dan dunia, menjaga keseimbangan dalam keadilan.

Politik syariat sering kali terdengar kaku di telinga sebagian orang, seakan-akan ia hanya bicara tentang hukum yang keras. Padahal, dalam pandangan Ibn Taimiyah dalam al-Siyāsah al-Syar‘iyyah, politik syariat adalah seni menata kehidupan agar agama terjaga dan dunia berjalan harmonis.

Aku teringat sebuah percakapan sederhana dengan seorang sahabat di beranda masjid kampung:
“Agama itu kan urusan pribadi, lalu kenapa harus dibawa ke urusan negara?” katanya.
Aku menjawab pelan, “Bukankah keadilan dan kesejahteraan yang kita rindukan, itu bagian dari ibadah?”
Ia terdiam, lalu tersenyum, seakan menyadari bahwa agama memang hadir bukan hanya di sajadah, melainkan juga di pasar, jalan raya, hingga ruang istana.

Nafas keadilan dalam tubuh umat

Ibn Taimiyah menulis, politik syariat bukanlah alat tirani, melainkan jalan untuk menghadirkan keadilan.

إِنَّ الْغَايَةَ مِنَ السِّيَاسَةِ الشَّرْعِيَّةِ هِيَ إِقَامَةُ الْعَدْلِ بَيْنَ النَّاسِ وَرَفْعُ الظُّلْمِ عَنْهُمْ

“Sesungguhnya tujuan dari politik syariat adalah menegakkan keadilan di antara manusia dan menghapuskan kezhaliman dari mereka.” (al-Siyāsah al-Syar‘iyyah)

Kepemimpinan Abu Bakar ash-Shiddiq: Stabilitas dan Keteguhan di Masa Krisis

Pernyataan itu menegaskan, inti politik dalam Islam bukan sekadar perebutan kekuasaan, tetapi amanah untuk menata kehidupan. Di negeri yang adil, rakyat kecil bisa tersenyum lega; sebaliknya, bila keadilan absen, doa-doa penuh keluh kesah membumbung ke langit.

Agama tanpa dunia, dunia tanpa agama

Ada sebuah pepatah klasik: “Agama tanpa dunia lumpuh, dunia tanpa agama buta.” Ibn Taimiyah merangkum dalam tulisannya:

الدِّينُ أَسَاسٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ، فَمَا لَا أَسَاسَ لَهُ فَمَهْدُومٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ

“Agama adalah fondasi dan kekuasaan adalah penjaganya; apa yang tanpa fondasi akan runtuh, dan apa yang tanpa penjaga akan sia-sia.” (al-Siyāsah al-Syar‘iyyah)

Di sinilah letak kebijaksanaan: politik syariat bukan memisahkan agama dari dunia, melainkan menjadikannya pasangan yang saling menguatkan. Seperti dua sayap burung, agama dan politik harus terbang bersama agar umat bisa mencapai ketinggian peradaban.

Akhlak Sosial dalam Islam: Keadilan, Empati, dan Amanah Menurut Syaikh Al-‘Ushfūrī

Suara rakyat sebagai amanah langit

Dalam banyak kesempatan, aku menyaksikan bagaimana suara rakyat kecil sering tenggelam di balik hiruk-pikuk politik praktis. Padahal, suara itu adalah titipan amanah.

Al-Qur’an menegaskan:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kalian menetapkannya dengan adil.” (QS. al-Nisā’: 58)

Ibn Taimiyah pun menambahkan:

Kucing Kesayangan: Cermin Kasih Sayang dan Amanah dari Allah

إِذَا ضَيَّعَ الْوُلَاةُ الْأَمَانَةَ وَحَكَمُوا بِغَيْرِ الْعَدْلِ، فَإِنَّ الْأُمُورَ تَفْسُدُ وَالنِّعَمَ تَزُولُ

“Apabila para pemimpin menyia-nyiakan amanah dan memutuskan perkara tanpa adil, maka urusan akan rusak dan nikmat akan sirna.” (al-Siyāsah al-Syar‘iyyah)

Sejarah telah membuktikan, ketika keadilan diabaikan, negeri kehilangan restu langit meski kekuasaan tampak kokoh.

Politik syariat bukanlah dogma kaku, melainkan jalan hidup untuk menghadirkan keadilan, merawat dunia, dan menjaga agama agar tetap berdenyut dalam realitas.

Jalan nyata agar politik syariat tak sekadar wacana

  • Menjadikan keadilan sebagai pusat kebijakan, bukan sekadar jargon.
  • Menegakkan amanah dalam pengelolaan harta publik.
  • Memberi ruang partisipasi rakyat agar politik tidak terasing dari kehidupan sehari-hari.
  • Menghidupkan semangat amar ma‘ruf nahi munkar dalam kebijakan publik.
  • Menyadari bahwa kekuasaan hanyalah alat, sementara tujuan utamanya adalah kesejahteraan umat.

Politik syariat adalah seni besar: menjaga agama sekaligus merawat dunia. Bila pemimpin berpegang pada keadilan, rakyat merasakan sejuknya iman di pasar, sekolah, dan rumah sakit. Namun bila amanah diabaikan, restu langit pun menjauh.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْقَائِمِينَ بِالْحَقِّ، وَارْزُقْنَا حُكُومَةً عَادِلَةً، وَاحْفَظْ دِينَنَا وَدُنْيَانَا.

Maukah kita bersama menjaga agar politik tidak hanya soal kursi, tapi juga tentang cahaya yang menuntun langkah umat menuju keadilan dan keberkahan?

 

* Sugianto al-jawi

Budayawan kontemporer Tulungagung


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement