Pagi, Istighfar, dan Harapan Baru.
SURAU.CO – Di atas bangku sederhana, setangkai bunga putih tertata indah, seakan berbisik lembut: “Hari baru telah tiba, jangan biarkan hatimu terbebani masa lalu.”
Kalimat istighfar dalam gambar ini mengajarkan kita sesuatu yang mendalam:
> أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه
Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Setiap pagi adalah kesempatan baru
Allah masih memberi kita napas, masih membangunkan kita dari tidur, agar kita menyadari betapa besar kasih sayang-Nya.
Pagi adalah simbol permulaan.
Matahari terbit menyingkap gelap malam, begitu pula istighfar menyingkap kelamnya dosa. Dengan istighfar, hati menjadi ringan, langkah terasa lapang, dan jiwa kembali jernih.
Bunga putih di bangku itu adalah tanda kesucian.
Kesucian yang kita cari bukan sekadar lahiriah, tetapi kesucian hati yang diraih dengan taubat dan kembali kepada Allah.
Pesan untuk kita semua
Jangan biarkan dosa semalam mencuri semangat pagimu.
Mulailah hari dengan istighfar dan doa, bukan dengan keluhan.
Jadikan pagi sebagai ladang syukur dan awal kebaikan.
Maka, sambutlah pagi dengan ucapan:
“اللهم اجعل هذا الصباح صباح خير وبركة، واغفر لنا ما مضى، وبارك لنا فيما هو آتٍ.”
(Ya Allah, jadikanlah pagi ini sebagai pagi kebaikan dan keberkahan, ampunilah dosa-dosa yang telah lalu, dan berkahilah apa yang akan datang).
MULIAKAN ILMU DAN ULAMA.
Ilmu adalah cahaya, dan ulama adalah lentera yang Allah hadirkan di tengah-tengah umat agar jalan menuju kebenaran tetap terang. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
> ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ عِندَ رَبِّهِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Hajj: 30)
Menghormati ilmu berarti memuliakan warisan para nabi, sebab Nabi ﷺ telah menegaskan bahwa “ulama adalah pewaris para nabi.” Tidak ada harta pusaka yang lebih agung dibandingkan ilmu, karena ilmu adalah penuntun manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menghormati Ilmu
Menghormati ilmu bukan hanya dengan cara mempelajarinya, tetapi juga dengan menjaga adab terhadapnya: membaca dengan hati yang bersih, mengamalkannya dengan ikhlas, dan menyebarkannya tanpa pamrih. Buku, majelis ilmu, dan guru yang mengajarkan kebaikan adalah jalan bagi kita untuk dekat dengan Allah.
Menghormati Ulama
Memuliakan ulama adalah wujud penghormatan kita terhadap cahaya ilmu. Ulama yang ikhlas tidak mencari kemuliaan dunia, tetapi berjuang agar umat ini tidak tersesat dalam kegelapan hawa nafsu dan kebodohan. Sikap meremehkan ulama sama saja dengan meremehkan warisan kenabian.
Buah dari Memuliakan Ilmu dan Ulama
Orang yang mengagungkan ilmu dan ulama akan diberi keberkahan hidup. Ilmunya bermanfaat, hatinya terarah, dan langkahnya dipandu menuju kebaikan. Sebaliknya, siapa yang menutup diri dari ilmu dan merendahkan ulama, hidupnya mudah goyah, karena tidak ada cahaya yang membimbingnya.
Maka, mari muliakan ilmu dengan terus belajar. Mari muliakan ulama dengan menghormati dan mengambil ilmu dari mereka. Semoga kita termasuk golongan yang dimuliakan Allah karena menjaga sesuatu yang Dia muliakan. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku Iskandar,M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
