Khazanah
Beranda » Berita » Gerhana Bulan Total: Tanda kebesaran Allah di Langit

Gerhana Bulan Total: Tanda kebesaran Allah di Langit

Gerhana Bulan Total: Tanda kebesaran Allah di Langit

GERHANA BULAN TOTAL: TANDA KEBESARAN ALLAH DI LANGIT.

Pada malam 7–8 September 2025, bertepatan dengan 15 Rabiul Awal 1447 H, langit Indonesia akan disapa oleh sebuah fenomena langka nan agung: Gerhana Bulan Total. Peristiwa ini terjadi saat posisi Matahari – Bumi – Bulan berada pada satu garis lurus. Bumi berdiri di tengah, menutupi cahaya Matahari sehingga Bulan masuk ke dalam umbra Bumi.

Secara astronomis, gerhana ini akan berlangsung selama 1 jam 23 menit, dimulai pukul 00.30 WIB hingga 01.53 WIB. Puncak gerhana jatuh sekitar 01.11 WIB, di mana Bulan akan tampak berwarna merah tembaga yang sering disebut sebagai Blood Moon. Keindahan ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, selama langit tidak tertutup awan.

Gerhana dalam Perspektif Islam

Islam tidak hanya memandang gerhana sebagai fenomena alam biasa, melainkan ayat (tanda) kebesaran Allah. Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk menjadikan gerhana sebagai momentum ibadah, doa, dan introspeksi diri.

Dalam sebuah hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim, disebutkan:

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

> “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau karena kelahiran seseorang. Maka apabila kalian melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah.”

Artinya, gerhana bukan sekadar tontonan kosmik, tetapi panggilan spiritual agar manusia semakin mendekatkan diri kepada Pencipta alam semesta.

Sunnah Saat Terjadi Gerhana Bulan

Para ulama menjelaskan beberapa amalan yang dianjurkan ketika gerhana terjadi:

1. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan) – Dilaksanakan berjamaah atau sendiri, dua rakaat dengan bacaan yang panjang, sebagai bentuk pengagungan kepada Allah.

2. Dzikir dan Doa – Memohon ampunan, perlindungan, serta kebaikan dari Allah.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

3. Sedekah – Menyertai momen gerhana dengan amal sosial untuk membantu sesama.

4. Muhasabah – Mengambil pelajaran bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan semua ciptaan tunduk di bawah kekuasaan-Nya.

Pesan Iman dari Langit

Fenomena gerhana bulan adalah lukisan agung dari kebesaran Allah. Di balik indahnya cahaya merah yang menyelimuti Bulan, ada pesan agar manusia tidak larut dalam kagum semata, tetapi juga merasa takut, tunduk, dan rindu kepada Sang Pencipta.

Setiap gerhana mengingatkan kita bahwa alam semesta bergerak dalam aturan dan ketetapan-Nya. Matahari, Bulan, dan Bumi tidak pernah bertabrakan tanpa izin Allah. Maka seharusnya manusia pun hidup dalam keteraturan syariat-Nya.

Jadi, ketika gerhana bulan total hadir di langit kita pada 7–8 September 2025, jangan sekadar mengangkat kamera untuk mengabadikan indahnya langit, tetapi juga angkatlah tangan untuk berdoa, bertasbih, dan bersujud. Karena sesungguhnya, gerhana adalah panggilan cinta Allah agar hamba-hamba-Nya kembali mengingat kebesaran-Nya.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan semuanya, jika kamu benar-benar hanya menyembah-Nya.” (QS. Fushshilat: 37)

Baik, saya akan buatkan konten tulis reflektif berdasarkan gambar dan kutipan tentang “Waktu adalah Bagian dari Proses”.

Waktu Adalah Bagian dari Proses

Dalam hidup ini, kita sering terjebak oleh keinginan untuk segera melihat hasil. Kita ingin cepat sukses, cepat mapan, cepat sampai di puncak. Namun, kita lupa bahwa segala sesuatu yang kokoh dan bernilai besar tidak pernah lahir dalam semalam.

Lihatlah pohon besar yang akarnya menghujam dalam. Ia tidak tumbuh hanya dalam hitungan hari, tetapi melalui musim demi musim—panas, hujan, badai, dan angin. Justru semua itu yang membuatnya semakin kuat. Begitu pula dengan diri kita.

Proses yang panjang bukanlah hambatan, melainkan guru terbaik. Setiap kesulitan, setiap kegagalan, bahkan setiap penantian adalah bagian dari perjalanan yang sedang membentuk kita. Waktu melatih kesabaran, mengajarkan keteguhan, dan menyiapkan kita menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Maka jangan terburu-buru. Jangan pula merasa tertinggal hanya karena jalanmu tampak lebih lambat dibanding orang lain. Ingatlah, setiap orang punya musimnya masing-masing. Yang penting adalah terus bergerak, terus berproses, dan terus percaya bahwa waktumu akan tiba.

Bersabarlah dalam proses. Karena sesuatu yang berharga, selalu memerlukan waktu untuk terbentuk. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement