Khazanah
Beranda » Berita » Iman Kepada Hari Kiamat (Hari Akhir)

Iman Kepada Hari Kiamat (Hari Akhir)

Ilustrasi sumber: canva.com

SURAU.CO – Iman kepada Hari Kiamat merupakan salah satu pilar fundamental dalam akidah Islam. Kepercayaan ini bukan sekadar pengetahuan tentang akhir alam semesta. Lebih dari itu, ia adalah sebuah lensa yang mengubah cara seorang mukmin memandang seluruh realitas kehidupan. Keyakinan akan adanya hari pembalasan akan mengkalibrasi ulang semua prioritas dan tindakan kita di dunia yang fana ini.

Akan tetapi, Allah SWT dengan hikmah-Nya yang agung merahasiakan waktu pasti terjadinya. Tidak ada satu pun makhluk yang tahu, bahkan malaikat terdekat atau Nabi yang paling mulia. Ketika Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW, beliau menjawab:

مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

“Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” (HR. Muslim)

Meskipun waktunya menjadi rahasia, Allah tidak membiarkan kita dalam kegelapan total. Melalui lisan Rasul-Nya, Dia memberikan kita rambu-rambu atau tanda-tanda. Tanda-tanda inilah yang berfungsi sebagai “alarm” bagi umat manusia agar mereka tidak tenggelam dalam kelalaian.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Pertama: Kiamat Kecil (As-Sughra) dan Kematian

Sebelum kita membahas Kiamat besar, ada sebuah “kiamat” yang pasti akan kita alami secara individu, yaitu kematian. Para ulama sering menyebut kematian sebagai Kiamat Shugra atau Kiamat kecil. Bagi setiap jiwa yang meninggal, kiamatnya telah dimulai. Sebab, ia telah berpindah dari alam dunia ke alam barzakh. Di sana, ia akan mulai melihat sekelumit dari balasan amalnya. Oleh karena itu, kematian adalah pengingat yang paling efektif dan kepastian yang memutus semua angan-angan duniawi.

Kedua: Tanda-Tanda Kecil (‘Alamat Shugra)

Selanjutnya, kita beralih pada tanda-tanda kecil. Ini adalah rangkaian peristiwa dan fenomena yang akan terjadi dalam rentang waktu yang panjang sebelum Kiamat besar. Jumlahnya sangat banyak, dan sebagian besar bahkan telah kita saksikan di zaman kita sekarang. Tanda-tanda ini berfungsi sebagai sinyal peringatan dini.

Di antara tanda-tanda kecil yang paling menonjol adalah:

  1. Allah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.
  2. Allah mencabut ilmu agama dengan mewafatkan para ulama.
  3. Kebodohan merajalela dan orang bodoh diangkat menjadi pemimpin.
  4. Zina dan riba menyebar luas dan dianggap sebagai hal biasa.
  5. Manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan.
  6. Waktu terasa semakin cepat karena dicabutnya keberkahan.
  7. Banyaknya pembunuhan dan fitnah yang melanda.

Semua tanda ini adalah cermin sosial dan spiritual bagi umat. Ia mengajak kita untuk terus waspada dan memperbaiki diri di tengah kerusakan zaman.

Ketiga: Tanda-Tanda Besar (‘Alamat Kubra)

Kemudian, kita sampai pada lapisan terakhir, yaitu tanda-tanda besar. Ini adalah sepuluh peristiwa dahsyat yang akan terjadi secara berurutan dalam waktu yang sangat singkat. Kemunculan satu tanda besar akan diikuti oleh tanda-tanda berikutnya, laksana butiran tasbih yang putus dari talinya. Inilah “final countdown” sebelum kehancuran total alam semesta.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Rasulullah SAW menyebutkan sepuluh tanda besar tersebut:

  1. Munculnya Ad-Dukhan (asap tebal).

  2. Munculnya Dajjal, fitnah terbesar dalam sejarah manusia.

  3. Munculnya Dabbah, binatang melata yang bisa berbicara.

  4. Terbitnya matahari dari barat, yang menandakan ditutupnya pintu taubat.

    Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

  5. Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam.

  6. Keluarnya kaum Ya’juj dan Ma’juj.

  7. Tiga peristiwa penenggelaman bumi (khasf): di timur, di barat, dan di Jazirah Arab.

  8. Api yang keluar dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Mahsyar.

Tanda-tanda ini bukanlah fiksi atau mitos, melainkan bagian dari akidah yang wajib kita imani.

Hikmah di Balik Keimanan

Lantas, mengapa kita harus mengimani semua ini? Iman kepada Hari Kiamat memiliki buah yang sangat manis dalam kehidupan seorang mukmin.

  1. Ia mendorong kita untuk terus beramal saleh.
  2. Ia menjadi benteng yang menahan kita dari perbuatan maksiat.
  3. Ia memberikan sumber ketenangan saat menghadapi kezaliman dunia.
  4. Ia meluruskan kembali tujuan hidup kita, mengingatkan bahwa dunia ini hanya sementara.

Dari Iman Menjadi Tindakan

Pada akhirnya, mengenal Hari Kiamat dan tanda-tandanya bukanlah sekadar pengetahuan. Sebaliknya, ia adalah sebuah panggilan untuk bertindak. Setiap tanda Kiamat kecil yang kita saksikan seharusnya menjadi cambuk bagi kita untuk segera bertaubat, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal.

Kiamat adalah sebuah kepastian. Pertanyaannya bukanlah “kapan” ia akan terjadi. Pertanyaan yang sesungguhnya adalah, “sudah siapkah kita jika ia datang esok hari?” Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa waspada dan selamat di hari yang agung itu.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement