SURAU.CO – Secara etimologis, dalam Bahasa Arab, kata harta diartikan dengan al-maal yang merupakan akar kata (masdar) dari lafaz مال–يميل–ميلاً berarti condong, cenderung, miring, atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi,dan al-maal diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan manusia,dan mereka pelihara,baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk manfaat.
Definisi
Ibn Mazhur dalam Lisan al-Arab menjelaskan bahwa harta merupakan segala sesuatu yang sangat manusia inginkan untuk menyimpan dan memilikinya.
Dengan demikian unta, sapi, kambing, tanah, emas, perak, dan segala sesuatu yang manusia sukai dan memiliki nilai (qimah), ialah harta kekayaan. Harta juga dapat berarti sebagai sesuatu yang digandrungi dan dicintai manusia. Al-muyuul yang terjemahannya kecenderungan mempunyai akar kata yang sama dengan al-mal, yaitu sesuatu yang hati manusia cenderung untuk memilikinya. Muhammad Abu Zahrah mengartikan maal, dalam arti bahasa adalah segala sesuatu yang engkau miliki.
Dalam Alquran kata maal terdapat pada Q.S. al-Kahfi [18]: 46:
ٱلۡمَالُ وَٱلۡبَنُونَ زِينَةُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱلۡبَاقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيۡرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابٗا وَخَيۡرٌ أَمَلٗا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Makna secara etimologi
Ulama kontemporer Wahbah al-Zuhaili mengemukakan bahwa secara etimologi, harta adalah setiap yang dipunyai dan digenggam atau dikuasai manusia secara nyata, baik berupa benda maupun manfaat, seperti emas, perak, hewan, tumbuh-tumbuhan, atau manfaat barang seperti manfaat mengendarai, memakai, dan menempati. Adapun yang tidak tergenggam oleh seseorang tidaklah dinamakan dengan harta secara etimologi seperti burung yang terbang di udara,
ikan di kolam, pohon di hutan, barang tambang di permukaan bumi dan sebagainya.
Harta juga berarti sebagai segala sesuatu yang bernilai atau bermanfaat yang manusia cenderung untuk memanfaatkannya pada waktu yang tepat. Maka kesimpulannya bahwa harta adalah suatu benda yang mempunyai nilai/manfaat maupun nilai estetika yang jika memperolehnya atau memilikinya perlu suatu asbab, daya, dan upaya.
Qintharah
Adapun padanan kata (sinonim) dari al-maal adalah: Qintharah (harta yang banyak): Lafaz qintharah ini tercatat dalam Alquran sebanyak 4 kali, 2 kali terulang dalam satu ayat dan 3 kali
terulang dalam satu surah, yaitu surah Ali `Imran [3] ayat 14 sebanyak 2 kali dan ayat 75 satu kali, dan 1 kali dalam surah an-Nisa [4] ayat 20.
Kemudian tsamarun (kekayaan). Lafaz tsamarun yang berarti kekayaan hanya terdapat dua kali dalam Alquran, yaitu surah al-Kahfi [18]:34 dan ayat 42. Sedangkan yang lainnya bermakna: berbuah, buah-buahan, dan sebagainya.
Selanjutnya kata kanzun (perbendaharaan/Kekayaan). Lafaz ini terdapat 9 kali dalam Alquran dalam berbagai bentuknya. Salah satunya terdapat dalam surah Hud [11]: 12.
Khaza’in
Khaza’in (gudang rezeki). Lafaz ini merupakan jamak dari khazinah, terdapat sebanyak 9 kali semuanya dalam bentuk jama`, dan tidak pernah terpakai dalam bentuk mufrad. Perbedaan
lafaz khaza’in dengan al-mal adalah jika al-mal bermakna harta dalam arti umum, sedangkan khaza’in berarti harta yang tersimpan, dapat juga bermakna perbendaharaan harta. Ayat-ayat yang terdapat lafaz ini adalah dalam surah Hud [11]: 31.
Ardhun. Alquran juga menggunakan lafaz `ardhun untuk menggambarkan sesuatu yang mengandung makna harta. Pemaknaan lafaz ini kepada makna harta seperti terdapat dalam
surah al-Anfal [8]: 67.
Maghanim (harta rampasan). Di antara ayat yang terkandung lafaz tersebut adalah surah al-Fath [48]: 20. Lalu mata’. Lafaz ini terdapat dalam surah Yusuf [12]: 79.
Al-Khayr
Al-Khayr. Lafaz ini mempunyai makna yang sangat banyak, salah satunya adalah bermakna harta. Harta dalam satu segi dapat membawa kepada hal-hal yang positif sehingga dapat juga dikatakan dengan al-khayr. Namun demikian, tidak jarang juga harta membawa kepada hal-hal yang negatif. Penggunaan lafaz al-khayr untuk maksud harta merupakan salah satu keunikan Alquran yang kaya dengan bahasa dan sastra, sehingga lebih serasi dan lebih mendalam khithab yang terkandung di dalamnya. Lafaz al-khayr yang bermakna al-mal atau harta terdapat dalam surah al-`Adiyat [100]: 19.
Al-Anfal
Al-Anfal (harta rampasan). Makna al-anfal lebih khusus, yaitu menerangkan bahwa harta tersebut berasal dari rampasan perang. Sementara itu, al-mal mempunyai makna yang umum, tanpa merinci apakah harta tersebut berasal dari hasil rampasan perang ataupun dari hasil yang lain. Lafaz ini terdapat dalam surah al-Anfal [8]: 1.
Al-Turas
Al-Turas (harta pusaka). Lafaz al-turats juga mempunyai makna harta, tetapi lebih terkhusus pada harta-harta yang berasal dari pusaka orang-orang yang telah terdahulu. Dengan kata lain,
Al-quran mempunyai perbendaharaan kata yang kaya, sehingga ia mampu meletakkan lafaz tertentu sesuai dengan konteks pembicaraan yang sedang berlangsung. Lafaz turats ini hanya terdapat dalam surah al-Fajr [89]: 19.
Dengan demikian, Alquran tidak hanya menggunakan satu istilah untuk menyebut al-maal, tetapi menghadirkan beragam lafaz dengan nuansa makna yang berbeda sesuai konteks. Kekayaan peristilahan ini menegaskan bahwa harta, dalam pandangan Islam, bukan sekadar materi yang terkuasai, melainkan amanah yang harus terkelola dengan bijaksana agar mendatangkan maslahat, bukan justru menjadi sumber kesesatan dan kebinasaan.(St.Diyar)
Referensi: Azharsyah Ibrahim, dkk, Pengantar Ekonomi Islam, 2021
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
