Pendidikan
Beranda » Berita » Adab Menjenguk Orang Sakit dalam Akhlaq lil Banat Juz 3 Karya Umar baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Adab Menjenguk Orang Sakit dalam Akhlaq lil Banat Juz 3 Karya Umar baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Orang Sakit
Sekelompok santri laki-laki mengenakan baju dan peci hitam duduk bersila di dalam madrasah tradisional

SURAU.CO- Umar bin Ahmad Baraja adalah seorang ulama abad ke-20 yang menulis kitab akhlak praktis untuk pendidikan dasar di pesantren dan madrasah. Karya terkenalnya, Akhlaq lil Banin dan Akhlaq lil Banat, memuat panduan budi pekerti Islami yang sederhana, namun sarat makna.

Kitab ini ditulis dengan tujuan membimbing anak-anak muslim agar tumbuh dengan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari: dari cara berbicara, makan, berteman, hingga menjenguk orang sakit. Dalam khazanah Islam Nusantara, karya Umar Baraja menjadi rujukan penting dalam pendidikan akhlak yang membumi.

1. Menjenguk Hak Sesama Muslim

Umar Baraja menulis bahwa menjenguk orang sakit adalah adab utama, khususnya jika yang sakit adalah kerabat, tetangga, guru, atau teman. Rasulullah ﷺ bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلَامِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin.” (HR. Bukhari-Muslim)

Menjenguk bukan sekadar formalitas sosial, tetapi ibadah yang mendatangkan doa malaikat. Dalam hadis lain disebutkan: “Barangsiapa menjenguk saudaranya di pagi hari, 70.000 malaikat mendoakannya hingga sore.”

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

Di zaman modern, menjenguk bisa berarti hadir secara fisik atau sekadar menelpon dengan penuh perhatian. Intinya adalah menunjukkan kepedulian dan menanamkan kegembiraan di hati orang yang sakit.

2. Adab Saat Menjenguk

Umar Baraja menekankan bahwa menjenguk hendaknya tidak memberatkan orang yang sakit. Duduklah sebentar saja, kecuali jika kehadiranmu benar-benar menghiburnya. Sahabat Ibnu Abbas berkata:

“Termasuk sunnah adalah meringankan duduk dan tidak bersuara keras saat menjenguk orang sakit.”

Kesempurnaan adab menjenguk adalah menanyakan kabar dengan lembut, bahkan sambil meletakkan tangan di atas dahi atau tangannya, lalu berkata:

كَيْفَ أَصْبَحْتَ؟
“Bagaimana keadaanmu?”

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Jika wajahnya terlihat lemah, jangan membuatnya tambah gelisah. Besarkan hatinya dengan ucapan:

لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Tidak apa-apa, insyaAllah sakit ini menjadi penyuci dosa.”

Adab ini menjaga agar orang sakit merasa terhibur, bukan sebaliknya terbebani.

3. Menguatkan dengan Doa dan Harapan

Kitab Akhlaq lil Banat menegaskan agar penjenguk tidak menambah beban dengan cerita menakutkan, seperti menceritakan orang lain yang meninggal karena penyakit serupa. Sebaliknya, hiburlah dengan optimisme dan doa. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apabila kamu menjenguk orang sakit, berilah ia harapan panjang umur, karena hal itu akan menghiburnya.”

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Bahkan beliau mencontohkan mendorong selera makan orang sakit. Dalam hadis disebutkan, ketika seorang Anshar sakit dan ingin roti gandum, Nabi ﷺ memerintahkan sahabat untuk segera membawakannya.

Selain itu, disunnahkan mendoakan dengan doa:

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik Arasy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu.” (HR. Abu Dawud)

Doa ini, bila diucapkan tujuh kali, bisa menjadi sebab kesembuhan dengan izin Allah. Bahkan Umar Baraja menambahkan: mintalah doa dari orang sakit, karena doanya mustajab dan penuh keberkahan.

Hikmah untuk Zaman Kita

Umar bin Ahmad Baraja melalui Akhlaq lil Banat mengajarkan bahwa menjenguk orang sakit adalah amal ibadah yang sarat makna. Ia adalah hak sesama muslim, jalan untuk meraih doa malaikat, dan sarana menumbuhkan empati.

Di zaman modern, ketika kesibukan membuat kita sering lupa, menjenguk orang sakit adalah momen melatih kepedulian. Kadang kita tidak bisa membawa obat atau makanan mahal, tapi senyum, doa tulus, dan ucapan lembut sudah cukup menjadi penguat hati.

Mari kita renungkan: sudahkah kita menyempatkan diri menjenguk mereka yang sakit, meski hanya sebentar? Atau kita sibuk dengan urusan sendiri hingga lupa menebar kasih sayang?

“Ya Allah, jadikan kunjungan kami kepada orang sakit sebagai jalan menebar rahmat, kuatkan hati kami untuk memberi harapan, dan terimalah doa-doa kami sebagai amal yang Engkau ridai.”


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement