SURAU.CO- Umar bin Ahmad Baraja, seorang ulama abad ke-20, menulis dua kitab populer dalam dunia pesantren Akhlaq lil Banin dan Akhlaq lil Banat. Karya ini ditujukan untuk mendidik anak-anak muslim, laki-laki dan perempuan, agar tumbuh dengan budi pekerti Islami.
Bahasanya sederhana, namun sarat dengan nilai praktis. Kitab ini mengajarkan adab dalam keseharian: bagaimana cara makan, berbicara, berkunjung, hingga bersikap pada orang tua dan guru. Di madrasah dan pesantren, Akhlaq lil Banat diposisikan sebagai pedoman moral yang membumi.
1. Berkunjung sebagai Silaturahmi
Umar Baraja menulis:
يَا بُنَيَّ! عَلَيْكَ بِزِيَارَةِ أَقَارِبِكَ فَإِنَّهَا مِنَ الرَّحِمِ، وَعَلَيْكَ بِزِيَارَةِ أَصْدِقَائِكَ لِيَدُومَ الْوُدُّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُمْ
“Wahai anakku, perhatikanlah kunjungan kepada kerabatmu, karena itu termasuk silaturahmi. Dan perhatikan pula kunjungan kepada teman-temanmu agar cinta di antara kalian tetap kekal.”
Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa menjenguk orang sakit atau menjenguk saudaranya karena Allah, maka dua malaikat berseru: engkau telah beruntung, langkahmu baik, dan engkau menempati surga sebagai rumahmu.”
Di sini kita belajar bahwa berkunjung bukan sekadar basa-basi sosial, tetapi ibadah. Kunjungan menjadi pengikat kasih sayang, menghapus kesalahpahaman, dan memperkuat ukhuwah.
2. Minta Izin Menjaga Pandangan dan Kesopanan
Kitab ini mengingatkan agar ketika hendak masuk rumah orang lain, jangan langsung menerobos. Berdirilah di luar pintu, jangan mengintip ke dalam, dan mintalah izin dengan salam: “Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk?”
Firman Allah menegaskan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا (النور: 27)
“Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.”
Rasulullah ﷺ mengajarkan agar meminta izin maksimal tiga kali. Jika tidak diizinkan, maka pulanglah. Beliau juga tidak menyukai jawaban “saya” ketika ditanya “siapa di sana?”—sebab itu bukan jawaban jelas.
Adab ini sangat relevan di zaman modern. Jangan datang tiba-tiba tanpa kabar, apalagi langsung menekan bel berulang-ulang dengan kasar. Meminta izin berarti menjaga privasi, sopan santun, dan kenyamanan tuan rumah.
3. Waktu, Penampilan, dan Memuliakan Tamu
Umar Baraja mengingatkan agar kunjungan dilakukan pada waktu yang tepat—bukan saat orang sedang tidur, sibuk, atau makan. Jangan terlalu sering hingga menimbulkan bosan, dan jangan terlalu jarang hingga hubungan renggang. Rasulullah ﷺ bersabda: “Berkunjunglah sesekali, niscaya menambah cinta.”
Adab lain yang ditekankan:
- Berpenampilan bersih dan sopan.
- Tidak mengutak-atik barang di rumah tuan rumah.
- Duduk dengan tenang dan tidak mengganggu.
- Jika menemukan surat atau barang pribadi, jangan membacanya tanpa izin. Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa membaca surat saudaranya tanpa izin, seakan-akan ia mengintai ke dalam neraka.”
Bagi tuan rumah, adabnya adalah menyambut tamu dengan wajah berseri, melayani dengan tangan sendiri, dan tidak membuat tamu merasa berat. Rasulullah ﷺ bahkan melayani utusan Raja Najasyi dengan tangannya sendiri, meski para sahabat ingin menggantikannya.
Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
Hikmah untuk Zaman Kita
Umar bin Ahmad Baraja melalui Akhlaq lil Banat mengajarkan bahwa berkunjung dan meminta izin bukan sekadar formalitas, tetapi adab yang menjaga kehormatan, menumbuhkan cinta, dan menebar keberkahan.
Di zaman sekarang, ketika orang lebih sering berinteraksi lewat layar, adab kunjungan menjadi semakin berharga. Mengetuk pintu dengan lembut, meminta izin dengan salam, tidak mencela jamuan, dan mendoakan tuan rumah adalah etika kecil yang membawa dampak besar.
Mari kita renungkan: sudahkah kita menjaga adab ketika berkunjung? Atau justru kita sering datang tanpa kabar, terburu-buru, bahkan membuat orang lain sungkan?
“Ya Allah, jadikan setiap kunjungan kami sebagai jalan silaturahmi yang penuh berkah. Bimbing kami untuk menjaga adab, memuliakan tuan rumah, dan meneladani Rasul-Mu yang mulia.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
