SURAU.CO. Kisah Abu Lahab seringkali menjadi perbincangan. Ia adalah sosok paman Nabi Muhammad SAW. Banyak orang yang mengenalnya sebagai musuh utama Rasulullah. Namun, ada cerita tak terduga tentang dirinya. Sebuah kisah yang mungkin jarang sekali terdengar. Kisah ini berkaitan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di sana, sosok yang dibenci ini ternyata memiliki sedikit kelonggaran dari siksa neraka.
Nama asli Abu Lahab adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib. Ia adalah putra dari Abdul Muthalib. Ia berasal dari Bani Hasyim yang terhormat. Ayahnya sendiri yang memberi julukan Abu Lahab. Nama Lahab berarti ‘yang menyala-nyala’. Julukan ini dipasang karena wajahnya tampak cerah. Pipinya kemerah-merahan dan sangat tampan.
Abu Lahab lahir di Mekkah sekitar tahun 549 Masehi. Ibunya bernama Lubna binti Hajar. Ia berasal dari Bani Khuza’ah. Abdullah, ayah Nabi Muhammad, adalah saudara seayahnya. Namun, mereka memiliki ibu yang berbeda. Abu Lahab menikah dengan Arwa binti Harb. Dari pernikahan itu, mereka memiliki beberapa anak. Nama-nama anaknya adalah Utbah, Utaybah, Muattab, Durrah, Uzza, dan Khalida.
Musuh Getol dan Balasan Allah SWT
Abu Lahab memang salah satu tokoh Quraisy. Ia sangat getol menentang Rasulullah. Berbagai cara ia lakukan. Tujuannya adalah menyingkirkan Nabi SAW. Karena tindakan kejinya ini, Allah SWT mengabadikannya. Nama Abu Lahab tercatat dalam surat Al-Lahab. Surat tersebut menjadi peringatan bagi umat manusia.
Namun kematiannya sangat mengenaskan. Kisah ini terjadi setelah Perang Badar. Perang Badar adalah kekalahan kaum Quraisy. Seminggu setelah kekalahan itu, Abu Lahab menderita sakit parah dan kemudian meninggal dunia. Jasadnya tergeltak begitu saja selama tiga hari berturut-turut. Jenazahnya tidak diurus karena bau busuk menyebar kemana-mana. Para tetangga pun merasa tidak tahan. Mereka membuat lubang besar. Mayat Abu Lahab dimasukkan ke dalam kotak kayu. Lalu, peti tersebut dimasukkan ke liang kubur. Kemudian, liang kuburnya dilempari kerikil dan tanah. Dan akhirnya, kuburan itu rata dengan tanah.
Secercah Harapan dari Sebuah Kegembiraan
Di balik kisah tragisnya, ada cerita lain. Sebuah kisah yang menunjukkan balasan atas kegembiraan. Abu Lahab ternyata senang saat Rasulullah SAW lahir. Kisah tersebut ada dalam kitab Al Anwar al Muhammadiyah.
Nabi Muhammad lahir di Mekkah. Beliau lahir di rumah Muhammad bin Yusuf. Nabi disusui oleh Tsuwaibah yang merupakan hamba sahaya. Kemduian Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena dia gembira dengan kelahiran Nabi. Ia juga menyuruh Tsuwaibah menyusui Nabi. Setelah kematian Abu Lahab, ada seseorang bermimpi. Orang itu bertemu Abu Lahab dalam mimpinya. Ia bertanya, “Bagaimana keadaanmu?” Abu Lahab menjawab, “Saya di neraka. Hanya saja, setiap malam Senin, saya mendapat keringanan. Saya bisa menghirup udara dari jari saya ini.”
Ia pun menunjukkan ujung dua torsi. Hal itu terjadi karena ia memerdekakan Tsuwaibah. Ia gembira atas kelahiran Muhammad SAW. Ia pun menyuruh Tsuwaibah menyusuinya.
Pelajaran Berharga dari Kisah Abu Lahab
Kisah ini memberikan pelajaran penting. Ibnu Al Jaziri pernah berkata: “Jika Abu Lahab saja, yang kafir dan dicela Al-Quran, mendapat keringanan. Itu karena kegembiraannya melihat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Apalagi kaum muslimin yang bertauhid. Mereka adalah umat Beliau. Karena kecintaannya kepada Rasulullah SAW, mereka bersedekah semampunya. Tentu balasannya adalah berkah dan anugerah Allah SWT. Balasan itu adalah surga.”
Kisah Abu Lahab memang unik. Ia adalah musuh Nabi. Namun, secercah kebaikan tetap mendapat balasan. Ini menunjukkan kemurahan Allah SWT. Apalagi pada orang yang menentang-Nya. Ini juga menjadi pengingat bagi kita semua. Setiap kebaikan, sekecil apa pun, akan mendapatkan hitungannya.
Ada beberapa pendapat. Ini terkait penyebab meninggalnya Abu Lahab. Kematiannya memang berakhir sangat tragis. Salah satu riwayat menyatakan demikian. Abu Lahab terjangkit penyakit misterius. Penyakit itu mungkin adalah kusta. Ini terjadi setelah mendengar kabar kemenangan. Kemenangan umat Islam atas kaum Quraisy. Itu terjadi dalam Perang Badar. Penyakit itu membuat tidak ada yang berani mendekat. Mayatnya membusuk selama berhari-hari. Kisah ini menjadi penutup hidupnya. Sebuah kehidupan yang penuh pertentangan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
