Khazanah
Beranda » Berita » Minta Gelas Dikasih Gelas, Minta Air Dikasih Gelas dan Air

Minta Gelas Dikasih Gelas, Minta Air Dikasih Gelas dan Air

Minta Gelas Dikasih Gelas, Minta Air Dikasih Gelas dan Air

Minta Gelas Dikasih Gelas, Minta Air Dikasih Gelas dan Air.

Kadang manusia hanya fokus meminta hal kecil, tetapi Allah ﷻ membalasnya jauh lebih besar. Itulah hakikat kasih sayang-Nya. Aku meminta gelas dan dia memberikannya. Lalu aku meminta air, dan dia memberikan gelas serta air untukku.

Begitu Dengan Orientasi hidup

Jika manusia mengejar dunia, Allah SWT akan memberi mereka dunia sesuai dengan kehendak dan ketentuan-Nya. Tetapi jika manusia mengejar akhirat, Allah akan memberinya akhirat sekaligus dunia.

Inilah rahasia agung yang diajarkan Allah dalam Al-Qur’an:

> مَنْ كَا نَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰ خِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖ ۚ وَمَنْ كَا نَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَا وَمَا لَهٗ فِى الْاٰ خِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

“Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya. Dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.” (QS. Asy-Syura: 20)

Dunia Hanya Sementara, Akhirat Kekal Selamanya

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah ladang singgah. Mengejar dunia semata bagaikan berlari mengejar fatamorgana—tampak nyata, namun lenyap tanpa bekas. Sementara mengejar akhirat adalah investasi abadi, di mana dunia pun akan mengikuti.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, menyatukan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Dan barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya, mencerai-beraikan urusannya, dan tidaklah dunia mendatanginya kecuali sekadar apa yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)

Hikmah untuk Kehidupan Sehari-hari

1. Niatkan semua aktivitas untuk akhirat. Kita bisa mengubah aktivitas mencari rezeki, belajar, bekerja, dan berkeluarga menjadi ibadah yang bernilai di sisi Allah SWT dengan meniatkannya karena Allah.

2. Jangan terbalik. Jika hanya mengejar dunia, kita hanya dapat sebagian kecil darinya, sementara akhirat hilang.
3. Syukur dan sabar. Dua kunci utama agar dunia mengikuti perjalanan kita menuju akhirat.

Riyadus Shalihin: Antidot Ampuh Mengobati Fenomena Sick Society di Era Modern

Maka, renungkanlah: Apakah kita hanya meminta gelas (dunia)? Ataukah kita meminta air sekaligus gelas (akhirat dan dunia)?

Kuncinya ada pada orientasi hati. Jadikan akhirat sebagai tujuan, maka dunia akan mengikuti dengan sendirinya.

Salam sehat dan barokah. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang cerdas dalam memilih tujuan hidup. (H. Tommy Eka Purnama)

 

 

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

 


MANHAJ SALAF: TAHAJUDCALL

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Nyawa Muslim: Sangat sedih mendengar berita apabila nyawa seorang muslim hilang begitu saja. Dengan mudah seseorang membunuh orang lain dan “menghabisi” nyawa muslim yang lain hanya karena perbedaan ini.

1. Nyawa seorang muslim lebih berharga daripada dunia dan seisinya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai, dan dishahihkan al-Albani).

2. Ancaman hukuman membunuh seorang muslim dalam Al-Quran ada 5 ancaman:

[1] Balasannya adalah neraka Jahannam
[2] Allah SWT mengancam orang-orang yang durhaka dengan azab kekal atau tinggal lama di dalam neraka Jahannam
[3] Allah murka kepadanya
[4] Allah melaknatnya, laknat bermakna menjauhkannya dari rahmat-Nya
[5] Baginya adzab yang besar

Allah berfirman,

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allâh murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya.” [QS an-Nisa`/4:93]

3. Dalam menghisab urusan sesama manusia, Allah SWT mendahulukan urusan darah (nyawa) karena urusan ini memiliki konsekuensi yang sangat berat dan serius.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الصَّلَاةُ، وَأَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ فِي الدِّمَاءِ

“Perkara yang pertama kali dihisab adalah shalat. Sedangkan yang diputuskan pertama kali di antara manusia adalah (yang berkaitan dengan) darah.” (HR. An-Nasa’I, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Qishas Untuk Para Pelaku

Pengadilan menerapkan hukuman qishas kepada semua pelaku pengeroyokan yang menghabisi nyawa seseorang, yaitu dengan menghukum mati mereka sebagai bentuk keadilan.

Sa’id bin al-Musayyib berkata,

“Sesungguhnya ‘Umar bin al-Khaththab membunuh (qishas) sekelompok orang, lima atau tujuh orang, yang membunuh satu orang dengan tipu daya. Kemudian ia berkata,

لو اشترك فيه أهل صنعاء لقتلتهم به

“Jika seandainya seluruh penduduk Shan’a’ bersepakat untuk membunuhnya, maka aku akan membunuh mereka semua.” (Al-Irwaa’ no. 220)

Apabila pembunuhan itu dengan cara mengeroyok (ramai-ramai), maka semua yang mengeyorok akan dijatuhkan hukum qishsas semuanya.

Urusan nyawa (apalagi nyawa seorang muslim) berat perkaranya dan sangat berat ancamannya apabila membunuh nyawa seorang muslim. Hanya Alloh yang memberi Taufik & hidayah untuk berbuat kebajikan. Yang Selalu Mengharap Ampunan Dari ROBBnya. Semoga Bermanfaat. Barokalloh fiikum. MetMunajad. Istighfar. Zikir. Sholawat. Baca Qur’an.  Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK. hafizhahullahu ta’ala Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta. (Tengku)

 

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement